CEWE MURAHAN

5.1K 213 17
                                    

Setelah luka luka nya dibersihkan dan kaki nya hanya keseleo dan raja di perbolehkan menunggu prilly di ruang tunggu, raja hanya diam menatap pintu ruang dimana prilly berada, dan pikiran nya kacau dan kosong ia bingung harus berkata apa pada orang tua nya tentang ini semua, kuping nya seperti tuli ia tak bisa nendengar apapun, ia tak mendengar suara apapun mau itu suara kursi roda orang berjalan bahkan orang yang sedang berbicara pun ia tak mendengarnya bukan ia tuli tapi ia terlalu fokus pada pintu itu,

saat tengah asik dengan memandang pintu tanpa ia sadari ada yang memanggil nya,

"raja kamu ga papa kan dan gimana awal nya ini bisa kaya gini" tanya brian, ya brian datang dengan kedua orang tua prilly dan raja bunda sisil *ibu dari brian* mamah resi itte kaia ali ghina dan ponakan nya nisa

"om, om tante ga papa kan om cuma lagi bobo kan om" tanya nisa tapi yang ditanya hanya diam seperti tak mendengar dan menatap mereka satu persatu dengan tatapan seperti orang depresi mata yang kosong, brian yang melihat itu pun ikut syok ternyata raja langsung mengalami depresi ringan dan trauma mendalam akan kejadian itu, semua yang melihat raja seperti orang linglung pun panik

"udah ga usah panik, biar ian ngurus raja, dan bunda tolong tenangin tante resi sama tante ully yang nangis" ucap brian tante sisil pun hanya mengangguk dan langsung menenangkan kedua mamah prilly yang sedang nenangis tersedu sedu dan papa rizal langsung menelpon polisi untuk meminta bantuan untuk penyelidikan khasus ini, nisa terus saja menanyakan keadaan prilly pada kedua tante nya

"tante ia tante itte tante iyi ga papakan cuma bobo kan" tanya nya pada itte dan kaia, mereka berdua pun hanya bisa memeluk nisa sambil menangis tersedu sedu, ghina menangis di pelukan ali sambil meminta maaf pada prilly, ia takut bila prilly tak selamat ia tak bisa mengucapkan itu, dan ali ia menangis, ia takut kehilangan prilly, karena prilly lah yang selalu menemani hidup nya selama ini

"prill lo pasti kuat pasti prill" hanya yang di ucap kan ali, brian langsung mendirikan raja dan langsung memeluk nya dengan erat karena ia tau bila raja sudah sadar ia takut raja lepas kendali

"semua bakalan baik baik aja tenang abang janji semua akan baik baik aja, oke" ucap brian lembut sambil mengelus ngelus punggung raja, dan tiba tiba raja membalas pelukan brian dan menangis kencang "bang gua takut gua takut bang gua takut kak ii kenapa kenapa bang gua takut" ucap raja sambil menggelengkan kepala dan melepas pelukan nya

"gua harus masuk pastiin kak ii baik baik aja, ga gua ga bisa diem aja" lanjut raja

"semua bakalan baik baik aja tenang kakak kamu itu cewe kuat ga mungkin dia lemah dengan gampang kaya gini" santak brian

"ga bang gua harus masuk" ucap raja keukeuh, raja pun langsung berjalan menghampiri pintu tapi kalah cepet dengan brian yang lebih dulu menarik nya dan menakup dedua pipi raja dengan tangan kokoh nya

"semua akan baik baik saja oke pegang omongan abang" ucap brian pelan tapi masih tedengar oleh raja, dan raja pun langsung memeluk brian dan menangis di pelukan abang nya itu

"gua takut bang gua takutt" ucap raja "ya gua juga takut semua juga takut prilly kenapa kenapa tapi kita harus tenang, yang kita bisa cuma berdoa yang terbaik buat prilly" ucap brian menenangkan raja, dan raja mendengan isakan ghina dan langsung melepaskan pelukan nya dan melihat ghina dengan tatapan pembunuh

"ini semua gara gara lo kalo aja lo ga egois ga licik semua ga akan kaya gini ga mungkin kaka gua bertaruh nyawa di dalem sana, dasar cabe cabean, cewe murahan" teriak raja sambil mrnunjuk ghina yang membuat semua orang tercengang, itte langsung menahan raja yang akan menghampiri ghina

"ja udah ja udah" cegah itte "cewe kaya dia ga pantes idup, dia pantes nya mati dan gua yang bakalan matiin tuh cewe murahan" teriak raja

"cukup!! lo ga pantes bilang gitu ya ja, gini gini dia masih sahabat kaka lo istri gua, jadi lo ga usah ngomong yang ga jelas kaya gitu ga beralasan, gua mohon lo diem" bentak ali

"lo ga tau apa apa li, jadi yang diem lo" ucap raja yang sudah terlanjur kesal pada pasangan itu

"raja ikut abang, sekarang!!" ucap brian langsung menarik lengan raja tapi raja menepis nyadengan kasar "coba aja lo ga egois, kaka gua udah banyak penderitaan nya udah banyak berkorban buat lo, dan lo.......dasar cewe murahan ga punya hat....aghh" ucap raja terpotong oleh bogeman mentah dari ali semua yang ada disitu pun terkaget kaget

"tutup mulut lo dan jaga mulut lo" ucap ali geram, dan ada darah di sudut bibir raja, tapi raja hanya tersenyum sinis "gua ga ada urusan sana lo breangsek" ucap raja yang langsung membalas perbuatan ali, ruangan itu pun menjadi panas, brian kaia dan itte langsung menarik raja ke taman rumah sakit dan ali di tenangkan oleh ghina dan yang lain. Saat dokter keluar dari ruangan tersebut dimana prilly bertaruh hidup dan mati nya,

"dok gimana keadaan anak saya dok??" tanya mamah ully "pasien membutuhkan pendonor darah karena ia kehabisan banyak darah dan persediaan darah yang sama dengan pasien habis di ruma sakit ini" jelas sang dokter "ambil darah saya dok, golongan darah saya sama dengan pasien" ucap ali tiba tiba "udah ga usah saya aja dok, darah saya sama persis dengan pasien" ucap ghina, tiba tiba

"ga usah repot repot nyampurin darah kotor lo itu ke kaka gua, ambil darah saya aja dok saya adik kandung nya jadi pasti sama" ucap raja menatap ghina dan ali dengan sorot kebencian

"tapi lo kan belum sembuh total ja" ucap kaia "gapapa kak buat kak ii apa sih yang ga bila kak ii perlu nyawa raja kasih" jawab raja

"tapi kamu kuat kan nak" tanya sang dokter dan raja pun mengangguk "ya sudah ikut saya untuk pengambilan darah" ucap sang dokter dan raja pun menuruti nya "demi kaka apapun raja pasti lakuin" gumam nya sambil berjalan nengikuti dokter, dan ghina pun menangis di pelukan ali, ia tau ia salah harus nya ia melepaskan ali untuk prilly bukan menjauh kan ali dari prilly dan mengambil ali lagi, mamang ia egois, apa ini karma untuk nya, satela ia menikah dengan ali ia serasa tak di terima oleh mamah resi kaia itte raja bahkan anak nya sendiri lebih menyayangi prilly dari pada bunda nya, ia terima bila ini karma nya ia terima "maafin aku prill maafin aku" gumam ghina di dalam hati.

Pasti ga nangis iya kan aku aja yang bikin nya ga nangis karena nangis nya udah puas gara gara mau ditinggal kuliah sama MyAnggi ke Aussie bingung mau putus apa LDR, lohhh kok malah curhat gini sih
Don't forget vote and comment oke
Semangatin dong aku nya mulai ga jelas nih cerita kali ga ada yang semangatin mah
Thanks ya
Marley

Prilly Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang