Ⓢ︎Ⓔ︎Ⓚ︎Ⓞ︎Ⓛ︎Ⓐ︎Ⓗ︎

Start from the beginning
                                    

Sekolah elit dengan pendidikan dan fasilitas terbaik, mereka dapatkan di sana.

Tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, semuanya terus membuat mereka takjub.

~★~★~

Pakaian sekolah yang ia kenakan, terus ia pandang di depan cermin. Sesekali melihat name plate yang tertera di atas saku bajunya.

Ia merapikan rambutnya yang berantakan dengan sisir. Sembari menikmati hembusan pagi.

'Tok tok tok' terdengar ketukan dari arah pintu.

"Masuk" ucapnya.

Masuklah seorang anak lelaki sebaya dengannya, tersenyum di hadapannya.

"Jom Ocho kita makan" ajaknya.

Dia--Ocho mengangguk paham sambil tersenyum. Setelah selesai merapikan rambut. Ocho segera melangkahkan kakinya menuju ke dapur. Berdampingan dengan sang anak yang setia menunggu.

Jamuan istimewa pagi ini, hanyalah sepiring nasi goreng dan telur mata sapi sebagai pelengkap. Ditambah segelas susu maupun teh hangat.

"Ha! Sila duduk, jumput makan" Tok Aba menyambut mereka berdua dengan riang.

"Pagi Tok" sapa Ocho setelah menduduki bangkunya. Tok Aba mengangguk membalas sapaan Ocho.

Acara makan berlangsung dengan canda tawa yang menyelimuti. Saat acara makan selesai pun masih tersisa candaan. Saling bahu-membahu membantu pekerjaan sang Atok yang sudah berumur.

"Huh..." Helaan nafas keluar dari mulut sang Atok, matanya melirik kearah Gempa cucu kandungnya.

Tak terasa waktu berlalu dengan cepat. Ketiga cucunya ini sekarang sudah besar... Tidak lagi merengek-rengek jika meminta sesuatu.

'Terasa baru kemarin' itu anggapan orang tua ketika melihat anaknya.

"Masa berlalu dengan pantas ya?" Gumam Tok Aba perlahan.

"Tok" sebuah seruan menyadarkan Tok Aba dari lamunannya.

"A-ah iye, kenape?" Tanya tok aba.

"Kita dah nak pergi tok" ucap Ocho yang sudah menggendong tas sekolahnya.

Too aba tersenyum. Ia mengantarkan ketiga cucunya ke depan pintu.

"Kitorang pergi dulu ya tok. Assalamualaikum" ketiga cucunya berangkat tak lupa memberi salam.

"Waalaikumsalam" jawab tok aba, matanya menatap punggung ketiga cucunya dengan linangan air mata.

~★~★~

Langkah mereka bertiga menyusuri jalan menuju sekolah. Tak pernah sepi tanpa obrolan.

Berhenti tepat di gerbang SEKOLAH RENDAH PULAU RINTIS. Tempat Bell menuntut ilmu.

"Haa Bell, belajar baik-baik ya?" Nasihat Ocho pada sang adik sembari tersenyum.

"Hm" Bell mengangguk paham. Hendak ia berjalan masuk, tetapi tangannya telah ditahan oleh Gempa.

"Kejap" ucap Gempa. Ia merapikan pakaian yang dikenakan Bell. Layaknya seorang ibu.

Ocho dan Bell tersenyum kecil. Sikap Gempa ini sangat disukai mereka. Karena mereka dapat merasakan kasih sayang dari Gempa, meskipun mereka yatim piatu.

"Haa, dah siap" ucap Gempa, sambil tersenyum lembut.

Bell menganggukkan kepalanya mengerti. Ia segera berjalan melewati gerbang dengan antusiasme tinggi.

"Jom" ajak Ocho.

Mereka berjalan kembali, menyusuri jalan menuju sekolah.

~★~★~

Berhenti di taman dekat sekolah, membuatnya kebingungan.

Terlebih lagi saat melihat Ocho yang sepertinya sedang mencari seseorang.

"Tengah cari apa tu?"

"Ish jangan kacau lah. Aku tengah cari kawan-kawan ni" jawab Ocho kesal.

"Ooo... Kawan-kawan kau siapa?"
"Xixixi"

"Ish, mestilah Fang, Yaya, Ying, dan Gopal lah" Ocho geram. Ia berbalik ingin memperingati sang pelaku untuk diam.

"Hai~" tiba-tiba saja atau bagaimana, Fang sudah berada di depannya.

Tidak sendiri, dibelakang Fang terlihat dua gadis, yaitu Yaya dan Ying.

Bahkan Ocho melihat Gopal sedang merangkul Gempa sambil menahan tawa.

"K-korang? Bila masa Korang sampai?" Tanya Ocho terbata-bata.

"Hehehe, mereka sudah sampai sejak awal, Ocho " ucap Gempa sambil terkekeh.

Ocho bingung harus mengatakan apa sekarang.

"Sudahlah, bukannya kamu termenung, lebih baik kita pergi sekarang" nasihat Fang sambil menepuk bahu Ocho.

Mereka berjalan bersama, diikuti Ocho dari belakang.

~★~★~

Kelas VII A

Gempa berjalan dengan gugup. Kenapa ia harus berpisah disini.

Berjalan dengan dua orang gadis. Membuat Gempa salah tingkah.

Memasuki kelas dengan tatapan takut, dan mengambil bangku di baris kedua.

"Hai!"

Kelas VII B

Ocho dan Fang berjalan tanpa berkata apapun.

Tak ada percakapan bahkan saat memasuki kelas.

Duduk di bangku yang kosong tanpa bercakap-cakap dengan murid-murid lain.

Kelas VII C

Gopal berjalan lesu. Pasalnya ia sendiri tanpa teman.

Memasuki kelas dengan semangat, berharap mendapat teman baru yang lebih akrab.

"Hai! Apa kabar! Nak berkenalan?!"

"Hurm boleh"

~★~★~

Mereka berpisah kelas. Seperti Yaya, Ying dan juga Gempa yang masuk kelas A.

Sementara Fang dan Ocho masuk kelas B. Dan Gopal sendiri masuk kelas C.

Apa mereka akan akrab dengan murid lain? Hehe tunggu aja.

Oke Afi balik
Tapi Afi nak cakap. Kalau Afi balik lepastu pergi lagi.

Afi nak tanya... Boleh tak Afi masukkan Rev dan trio fusion?

Afi sebenarnya dah lama balik. Tapi Afi malas nak up, idea pun tak ada

Bukannya nak hancurkan harapan. Tapi Afi nak bagi harapan je.

Oke....

Korang boleh kongsi harapan crite ni ke, ape ke boleh je.

Harapan....





Macam ni.

Harapan Gempa:
Hidup aku boleh berakhir gembira.

Harapan Afi:
Semoga semua suka cerita Afi.

Nak isi ke tak, suka-suka Korang ye.

Bye~

Salam Afi

hanya harapanWhere stories live. Discover now