sekolah

960 86 5
                                    

Ketemu lagi sama Saia di cerita ini
Maaf kalau chapter selanjutnya kurang memuaskan.

See you~

                         ~★~★~

Setelah beberapa tahun, akhirnya mereka bersekolah.

Hali, Taufan, Gempa =SD
Blaze, Ais = TK
Duri,Solar = dirumah

Sekarang hari pertama mereka ke sekolah.

Mereka ke sekolah dengan berjalan kaki.
Karena Amato sudah bekerja.

                          ~★~★~

POV Gempa:

Hari ini hari pertama ku sekolah.
Aku sangat senang mungkin saja aku memiliki teman baru.

Kami bertiga sebenarnya berjalan bersama. Tapi kakak berjalan lebih cepat, jadi aku tidak bisa menyusulnya.

"Fiuh"

Akhirnya sampai juga.
Aku berjalan masuk ke dalam sekolah.

Aku melihat banyak anak yang sedang diantar, bahkan ada kakak yang mengantar adiknya.

Seandainya kakak seperti itu.
Hah itu hanya harapan ku.

Aku berdiri didepan kelas. Kulihat banyak anak yang sedang duduk di kursi.

Aku memasuki kelas ku dan mengambil tempat duduk disamping seorang gadis.

Aku menoleh ke kanan dan kiri mencari kelibat kakakku.

Tidak ada. Sayang sekali kita tidak sekelas ya kak.














Padahal aku ingin sekelas dengan kalian kak Hali dan kak Upan.

End POV Gempa:

Yang dikatakan Gempa benar. Hali dan Taufan berada di kelas sebelah. Kelas 1B sementara Gempa 1A.

_Skip pulang sekolah_

Akhirnya sekolah telah selesai.

Gempa berjalan dengan santai menuju gerbang. Sesampainya di depan gerbang, ia menoleh ke kanan dan kiri mencari kelibat kakaknya.

Tapi masih sama.

"Tidak ada" gumam Gempa.

Akhirnya Gempa memutuskan untuk berjalan sendiri menuju ke rumah.

Sesampainya di rumah ia disuguhkan rumah yang berantakan dan sepi.

Akhirnya Gempa mulai membersihkan rumah.

                          ~★~★~

Bertahun-tahun lamanya Gempa merasakan hal itu.

Ia disakiti. Tidak hanya fisik tapi juga batin.

Setiap pulang sekolah selalu berantakan.

Tidak adakah di dalam kamus mereka kata rapi. Atau mereka tidak tau apa itu rapi? Mungkin kita harus memasukkan mereka ke taman kanak-kanak lagi ya?

Sudahlah biar saja Gempa berbuat baik. Jika Gempa pergi pasti mereka akan rindu oleh Gempa.

Biarkan sajalah. Lakukan saja apa yang mereka inginkan.

                           ~★~★~

Maaf kurang memuaskan. Untuk chapter selanjutnya akan Saia usahakan lebih bagus.

Sekali lagi maaf 🙏

Tata~




















































hanya harapanWhere stories live. Discover now