rinduku

800 75 4
                                    

Pukul 03.00 pagi.

Gempa terbangun dari tidurnya. Nafasnya memburu diikuti peluh yang membasahi tubuhnya.

Badannya bergetar karena ketakutan, jantung nya berdegup kencang masih takut akan mimpinya.

"Lagi-lagi mimpi buruk" gumam Gempa seraya menutup matanya menggunakan tangan.

Gempa terbangun dikarenakan mimpi buruk. Mimpi yang amat buruk dibanding dunia nyata.

Ia kira ia bisa tidur nyenyak malam ini. Tapi ternyata tidak, mimpi itu begitu mengganggu nya.

Mimpi yang selalu menghantuinya. Ayolah Gempa juga lelah dengan kehidupan nyata, kenapa mereka juga menerornya dalam mimpi?

Melihat saudaranya yang sedang menyakitinya saat di buai mimpi, terasa lebih nyata dan menyakitkan.

"Astaghfirullah" Gempa mengelus dadanya. Bangkit dari tidurnya menatap pintu kamar mandi di depannya.

Bayangan mereka kembali muncul, sungguh mengerikan, terus saja ia diganggu bahkan tak dapat beristirahat walaupun sejenak.

"Akh" Gempa menggelengkan kepalanya. Ia berjalan menuju kamar mandi hendak membuang hajat dan mengambil wudhu.

Selepas berwudhu Gempa menggelar sajadah untuk melaksanakan sholat tahajud.

Dalam sholat Gempa berdoa dan memohon kepada Allah SWT. Dirinya seperti sedang berbicara secara langsung dengan Allah.

Air mata lolos saking khusyuk nya ia. Bagi Gempa "untuk apa uang yang banyak tapi tidak sholat. Tak mendekati Allah, kau sungguh orang rugi"

Berbicara kepada Allah tentang masalahnya,lebih baik daripada manusia. Karena Allah tak akan membongkar rahasia nya.

Dengan adanya Allah Gempa merasa lebih nyaman meluapkan isi hatinya. Lebih tenang dan selalu memiliki jalan keluar.

'tok tok tok' pintu kamar Gempa diketuk, menganggu Gempa yang sedang berdzikir dan berdoa.

Ia yakin tak mungkin Tok Aba akan mengajaknya sholat, karena jam masih menunjukkan pukul 03.40

Gempa berjalan menuju pintu dan membukanya. Di balik pintu terlihat seorang anak sebayanya sedang ketakutan.

"Ocho??" Gumam Gempa tak percaya. Penampilan Ocho berbeda dari biasanya. Rambut pirang yang biasanya rapi sekarang berantakan. Begitu juga pakaian yang Ocho kenakan.

"Hei g-gem" sapa Ocho, dari nada bicaranya saja sudah menunjukkan bahwa Ocho ketakutan.

Gempa menarik tangan Ocho Kedalam..
"Kau kenape Ocho?" Tanya Gempa khawatir sambil melipat sarung yang ia kenakan.

"A-aku mimpi buruk" ujar Ocho lesu seraya menutupi wajahnya dengan tangan, malu.

"Macam Mane boleh mimpi buruk?" Tanya Gempa yang duduk disebelah nya.

"Malam tadi.... Gopal ajak aku join tengok film hantu. Selepas tengok aku tidur, dan terbangun sebab mimpi tu" jelas Ocho masih menutupi wajahnya, entah karena malu atau ketakutan.

Gempa mengelus rambut Ocho, berusaha menenangkan Ocho.

"Dah lah tu. Mimpi je, sambung tidur" ujar Gempa sambil tersenyum. Ocho mengangguk mengerti.

"T-tidur sini tak pe?" Tanya Ocho penuh harap. Gempa terkekeh geli, ternyata Ocho yang periang ini juga punya sisi lembut.

Gempa mengangguk "mestilah boleh" jawab Gempa. Ocho menyunggingkan senyum manis.

Ia mulai berbaring di ranjang Gempa. Berusaha masuk kedalam dunia mimpi lagi. Gempa mengelus kepala Ocho, membuat Ocho perlahan-lahan dibuai mimpi.

hanya harapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang