03

225 38 5
                                    


Jovan tengah duduk menunggu bus atau angkutan umum untuk pulang. ia tak sendiri, ada beberapa siswa lain yang menunggu sepertinya. hanya saja ya gitu, ruang tempatnya berdiri begitu luas di banding yang lain.

ia tak peduli, lebih memilih memasangkan earphonenya dan memutar lagu kesukaannya..

larut dalam dunianya, tak terasa bus sekolah yang ia tunggu akhirnya datang. Jovan melangkahkan kakinya memasuki bus dan memilih duduk dekat jendela. Jendela adalah favorit Jovan di kala ia masih sebagai Vanka.

"sendirian aja, nggak nebeng abang lo?? " tanya seorang pemuda yang tiba-tiba duduk di sampingnya.

berhubung tuh volume earphonenya nggak gede. Jovan masih bisa mendengar perkataan orang itu..

"nggak.. " singkat padat dan jelas.

"kenapa?? " tanyanya lagi.

"kepo. " balasnya.

"Jo, kok lo berubah sih?? " Jovan memutar bola matanya malas. ia melepaskan earphonenya lalu mengalihkan pandangannya pada orang itu.

menghembuskan nafas kasar. "lo pikir gue power rangers, ultramen, sailor moon gitu, pake acara berubah?? " pemuda itu menggeleng. Jovan mengingat siapa pemuda tampan di hadapannya ini.

ia Satria yang selalu menolongnya di saat kesusahan meski yang lain selalu menutup mata. "lo tau gimana kelakuan abang-abang gue ke gue. dan gue capek berdiam diri terus, seolah-olah gue bakal mati kalau enggak ada mereka. gue capek nunggu mereka nerima gue. gue udah ada dititik dimana gue udah enggak punya batas kesabaran. gue dah nemu titik balik gue Sat, dan ini waktunya gue berubah. gue bakal nunjukin ke mereka, siapa gue sebenarnya. ingat itu.. " kata Jovan dengan menggebu-gebu.

Satria tersenyum, ia lalu mengacak-acak rambut Jovan yang membuat sang empunya merasa kesal. hey, rambut kecenya jadi berantakan..

modelin rambut Jovan ala-ala oppa korea tuh butuh kesabaran ekstra. nih anak enggak pernah ngerawat diri. perubahan ya meski enggak berdampak buat hattersnya kek di novel-novel yang ia baca, ia tetap menyukai itu tau..

"Satria, lo cakep deh kalau lagi senyum.." celetuk Jovan segera menutup mulutnya yang lemes.

pemuda yang tadinya arah pandangnya kembali kedepan kini telah berubah arah pada Jovan. Jovan sadar akan pandangan tak percaya dari Satria. agak aneh bukan ketika cowok muji cowok lain. berasa di dunia bl entar..

ia menggerutuki kebodohannya..

"bego napa jiwa kang muji kalau liat cowok cakep gue muncul sih.. sialan" gumannya dengan umpatan di akhir kalimatnya.

Satria tuh cowok dingin plus brandal sekolah SMA Nusantara Jaya. mana anak pemilik sekolah lagi. andai si Jovan balik ketubuhnya, terus Vanka juga. pasti tuh cewek otw pindah, meski cowok idamannya duren or sugar daddy enggak ada, cowok dingin kek kulkas pun gaslah...asal dia nggak belok aja..

wkwkwkwkwk..

kelakuan Jovan tak luput dari mata Satria. ia kembali terkekeh saat melihat bibir dari pemuda di sampingnya itu berdumel tak jelas. bagi Satria Jovan adalah segalanya, sebagai anak tunggal ia menginginkan seorang adik, baik laki-laki atau pun perempuan.

namun sayang harapannya hanyalah tinggal harapan. ibunya divonis tak bisa hamil sehabis kecelakaan saat pulang dari kediaman neneknya sedari ia kecil dulu. sampai saat ini Satria masih mengharapkan memiliki seseorang yang bisa ia jaga terlepas dari orang itu adalah kekasihnya. hingga akhirnya Jovan muncul di kesendiriannya, bagai harapan di tengah kegelapan. meski saat itu aura suram tanpa kehidupan pemuda setahun lebih muda darinya itu pancarkan. lambat laun berubah seiring berjalanannya waktu.

Satria ingin menjaganya, Jovan sudah seperti adiknya. ia rapuh, dan Satria ingin melindungi pemuda yang sudah ia anggap adik itu.

"lo lucu Jo, anggap gue kakak lo kalau lo ngerasa enggak ada orang yang peduli sama lo. lo jadi adek gue titik.. " perintahnya. Jovan hanya bisa mengangguk seperti sapi yang di beri makan.

pemuda itu tersenyum, akhirnya ia punya seseorang yang bisa ia jaga dan di ajak berdebat..

waktu berjalan cepat, tak terasa bus berhenti di halte dekat dengan perumahan tempat tinggal Jovan.

"gue duluan bang.. " katanya melangkah meninggalkan bangku tempat ia duduk untuk turun dari bus.

"hati-hati.. " ucap Satria yang di balas anggukan lagi dari Jovan.

"makasih, sampai jumpa besok. " pemuda itu hanya tersenyum.

bus pergi meninggalkan area halte menuju halte berikutnya. Jovan mempercepat langkah menuju rumah..

"assalamualaikum.. " ucapan salam tak lupa pemuda berjiwa gadis itu ucapkan. meski tak ada sahutan dari dalam. ia tak peduli, sopan santun harus tetap terjaga meski jiwa sudah tak berakhlak.

ia melangkahkan kakinya menuju lantai dua. namun di penghujung tangga, tepatnya pada pintu bercat coklat langkahnya terhenti karena si pemilik mencegat tangan Jovan.

"lo apain Shinta tadi pagi disekolah? " tanya si penahan dengan nada dinginnya. Jovan menghempaskan tangan itu dengan kasar lalu melipat tangannya di dada dengan malasnya menghadap si empunya suara. kebiasaan saat ia menjadi Vanka. "meski gue enggak sekolah, gue tau lo pasti berulah ngegangguin cewek gue lagi kan. enggak bosan lo gue peringatin hah.. "  Reno menunjuk wajah Jovan. tanpa pikir panjang Jovan menggigit jari kurang ajar itu tanpa ampun.

pekikan tajam nan menusuk telinga bergema menyusuri setiap penjuru rumah.

"AAAAAARRGGHHHH.. " teriak Reno.

"mampos.. " Jovan berbalik arah melanjutkan langkahnya menuju kamar miliknya. sebelum itu ia kembali berbalik menatap kakak dakjalnya. "jablay lo yang datang ngeganggu hidup gue. jadi jangan salahin gue kalau gue ngelawan. gue bukan si culun saat jablay lo seenak jidat ngebully gue sama the gengnya. btw lo tau enggak rahasia jablay lo yang di bilang baik itu??, mending lo cepat sadar. sekali jablay bakal tetap jablay bye.. bye.." Reno mematung mendengar penuturan adiknya.

rahasia?? dibully?? bukannya Shinta yang dibully dan di ancam sama adeknya?? apa sih ini, dia tak tau dan tak paham..

Reno menatap nanar jari tangannya yang mengeluarkan darah. gigitan dari adiknya tak main-main men..

untuk kesekian kalinya ia mendapatkan kejutan yang tak terduga dari Jovan..

ia kembali memasuki kamarnya. niatnya ingin memberi pelajaran pada adiknya, malah ia yang di beri pelajaran..

-------------------------------------------------------------

TBC......

Gue Jadi Cowok??Where stories live. Discover now