PROLOG 1.2

35 8 2
                                        


Kau benar-benar berakhir hari ini, Anna. Apakah aku juga akan berakhir di tempat ini? ucapnya dalam hati.

Satu per satu dari pria tegap bertopeng terlihat berbaris di sisi pintu. Pandangan Annabeth kembali terarah kepada seorang pria yang baru saja masuk melalui pintu. Dia melangkah dengan sangat pasti dalam balutan pakaian musim dingin. Seketika orang-orang di sisi pintu memberikan hormat mereka.

"Semua telah kami selesaikan, Mister Mark." sahut salah satu pria yang berbaris di sisi pintu.

Siapa dia? Siapa pria itu? Annabeth bertanya-tanya dalam hati. Wajah pria itu tertutup topeng putih seperti deretan orang-orang yang berbaris di sisi pintu.

Tanpa merespons ucapan orang di sebelah kanannya, pria yang dipanggil Mark itu melepas topeng yang dikenakannya. Matanya terpaku pada Annabeth. Perlahan dia berjalan menuju Annabeth yang terlihat sangat menyedihkan keadaannya.

"Kita bertemu kembali, Abeth ..." ucapnya pelan. Hanya dia sendiri yang mendengarnya. Dua matanya memerah menahan emosi yang bercampur aduk atas pertemuan mereka ini.

Annabeth terkejut melihat wajah pria itu. Dengan kondisi yang masih lemah dan suara parau ia bergumam,

"Mc ... McCa ..."

"Sssh ... jangan terlalu banyak membuang energimu, Abeth ..." potong pria itu.

Annabeth sangat mengenali pria itu. Dia juga masih sangat mengingat jelas siapa dia. Annabeth merasa memorinya tidak mungkin salah.

Air mata menetes dari mata Annabeth yang masih lekat menatap pria itu. Perlahan pria itu merendahkan tubuhnya dan berlutut tepat di depan Annabeth.

Satu-satunya orang yang bisa membuat pria itu seperti ini hanyalah gadis malang itu. Tidak ada orang lain, hanya gadis itu seorang.

"Jag har hållit mitt löfte, Abeth." bisik pria itu tenang.

"I'm glad to see you again, McCary."


Aku telah menepati janjiku, Abeth.

...Where stories live. Discover now