Bab 14 - Kecemburuan | Saudara vs Saudara

Start from the beginning
                                    

Aku tidak tahu sebenarnya.... Aku tidak yakin sama sekali....

...

Dan kenapa aku berkata "masih belum" sejak awal, aku hanya mengatakannya tanpa sadar, seolah datang langsung dari hatiku tanpa pemikiran apa pun di baliknya, karena aku melihat Ciel menjadi benar-benar sangat kecewa ketika aku memberitahu kebenaran tentang status hubungan kami sekarang. Mungkin Ciel menginginkannya? Aku tidak tahu. Atau apakah aku sendiri menginginkannya? Aku tidak tahu. Aku benar-benar tidak yakin apa yang kurasakan tentang hal itu....

AH!!! Lupakan... lupakan itu untuk sekarang, Rimuru....

Kau punya sesuatu yang lebih penting untuk dilakukan....

...

Aku ingin Ciel tidak khawatir lagi....

Khawatir bahwa dia mungkin akan kehilangan perhatianku... kasih sayangku... kehilangan aku....

Aku ingin kekhawatiran miliknya itu sepenuhnya pergi....

Karena itu sama sekali tidak akan terjadi... dalam keadaan apa pun....

Dan mungkin aku ingin dia memperlihatkan padaku... apa yang benar-benar dia inginkan selama ini....

Aku punya cara untuk melakukannya. Kupikir... sedikit 'ekstrim'... tapi itulah yang paling efisien... terutama untuk seseorang semacam Ciel....

Itu juga akan membantuku menunjukkan betapa seriusnya aku... jadi itu sempurna....

...

Ayo lakukan ini...

...

"(menghela nafas) Kalau kau tidak mau membicarakannya, maka tak masalah. Aku tak akan bertanya. Tapi... aku ingin mengatakan hal lain padamu," kataku sembari mengelus belakang kepalanya untuk mendapat perhatiannya. Aku tidak perlu tahu apa yang dia bicarakan dengan Shizu-san. Aku tidak akan memedulikannya jika Ciel tidak ingin mengatakannya padaku. Tapi, meski begitu, aku masih tidak mendapat respons apa pun dari Ciel.

Jadi, aku mendekat padanya. Aku naik ke tempat tidur di sampingnya. Aku menyelipkan salah satu tanganku ke bawah tubuhnya yang dalam posisi menyamping. Aku kemudian menempatkan tanganku yang lain di atas tubuhnya. Aku mendekatkan tubuhku padanya hingga dadaku menyentuh punggungnya, dan kepalaku sedikit di atas posisinya, sehingga daguku berada di atas kepalanya. Aku melipat tanganku di depan dadanya, dan memeluknya dengan lembut. Kemudian...

"Ciel, aku minta maaf telah membuatmu...... marah... berkali-kali sebelumnya." Aku meminta maaf padanya dengan bisikan lirih. Aku tidak mau mengatakan "cemburu" karena akan jadi awal yang buruk, dan mungkin hanya akan membuatnya malu dan tidak akan berbicara denganku pada akhirnya.

"Apa kau mau aku melakukan sesuatu untuk menebusnya?" tanyaku pada Ciel, yang masih menutupi wajahnya dengan bantal kami.

Tapi, karena pelukan yang kuberikan padanya sekarang, dia tampak tenang. Ciel kemudian perlahan menjauhkan bantal, dan menoleh ke arahku. Aku melonggarkan sedikit pelukanku, jadi tidak akan terlalu sempit antara kami. Ketika aku memandang Ciel, dia memiliki ekspresi senangnya yang biasanya yang melembut sedikit dan memandang mataku secara langsung.

Dia kelihatannya ingin berbicara sekarang....

Mari lihat bagaimana dia akan merespons... meski kupikir dia akan...

"(menggelengkan kepala) No., Master tidak perlu melakukan apa pun.... Saya telah memaafkan Anda," kata Ciel dengan suara lembut yang hangat dan senyuman indahnya padaku. Responsnya tepat seperti dugaanku. Aku sudah membuatnya memaafkanku sebelumnya, setiap kali aku membuatnya cemburu. Sangat sulit mendapatkan {maaf} itu, tapi aku berhasil akhirnya.

The New Story - That Time I Got Reincarnated as a Slime! (Indonesian-translated)Where stories live. Discover now