KATK || 05. NOT HUMAN.

400 36 2
                                    

Ellyana kaget bukan main, ketika memasuki sebuah istana megah yang berada di hadapannya membuat sekujur tubuh Ellyana bergetar, gugup tidak tertolong. Alfred yang melihat Ellyana hanya diam saja pun menarik tangannya agar gadis itu masuk ke dalam rumahnya.

Kini mereka berdua sedang berada di sebuah istana yang berada di langit. Entah kenapa Ellyana merasa kalau dirinya sekarang tengah bermimpi, mimpi yang sangat indah karena bisa melihat seluruh keindahan langit layaknya astronot yang sering ia baca disebuah buku cerita.

Saat mereka melangkahkan kakinya memasuki ruangan demi ruangan. Beberapa prajurit yang memakai baju putih itu menundukkan kepalanya, memberi hormat. Ellyana meneguk ludahnya kasar, sekarang ia percaya kalau Alfred adalah seorang Raja.

“Ekhem.” Ellyana berdehem sebentar untuk menetralkan rasa gugupnya. “Sebenarnya, kita mau kemana? Kenapa mereka menundukkan kepalanya seperti itu?”

Laki-laki bertubuh tegap itu menoleh ke arah Ellyana. Melirik keseluruhan prajuritnya dengan kedua alis yang menyatu, pertanda ia tidak mengerti dengan pertanyaan Ellyana saat ini.

“Kenapa mereka menunduk? Tentu saja, aku adalah Raja, dan mereka adalah prajuritku. Tentu  saja mereka akan memberi hormat kepadaku, termasuk kepadamu yang kini berjalan berdua bersamaku,” jawab Alfred dengan santai tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah Ellyana yang dilanda kegelisahan.

Keduanya sama-sama diam hingga suara ledakan dari luar mampu mengagetkan mereka. Refleks saja Ellyana langsung memegangi tangan Alfred dan menyembunyikan wajahnya dibalik jubah yang dikenakan oleh laki-laki itu.

“Suara apa itu?” tanya Ellyana dengan tubuh bergetar, kaget.

Belum sempat Alfred menjawab, tiba-tiba ada seorang prajurit yang mendatanginya. “Tuan! Tuan Raja!”

“Ya Shimar. Ada apa?” tanya Alfred membalikkan badannya menghadap ke arah prajuritnya yang mengawasi pintu istana.

“Ada penyusup Tuan. Dia membawa beberapa senjata yang tidak kami miliki, ciri-cirinya tidak jauh beda dengan Raja Laneglar yang pernah menghancurkan alam harapan saat Tuan masih di dalam tahanan.” Lapor seorang prajurit yang bernama Shimar itu dengan tegas dan lantang.

Tanpa pikir panjang Alfred segera keluar dari istananya, dan mengeluarkan tongkat saktinya dari balik jubah yang ia kenakan. Saat Ellyana ingin melangkah mengikutinya, keluar dari istana. Tiba-tiba ada lima prajurit yang menghalangi jalannya.

“Anda mau kemana, Nyonya?” tanya seorang prajurit dari bawah tangga yang sudah Ellyana lalui.

“Aku mau ikut Alfred,” kata Ellyana memundurkan tubuhnya karena takut dengan benda tajam yang dibawa oleh para prajurit itu satu persatu.

“Tuan sudah memperingatkan kami untuk menjaga Nyonya di dalam istana. Dan sebaiknya Nyonya masuk ke dalam istana kembali karena Tuan sedang bertarung dengan Raja Laneglar, itu perintah dari Tuan Alfred sebelum Nyonya datang melewati kami.”

Ellyana di bawa kembali oleh beberapa pelayan ke dalam istana kembali. Tetapi saat ingin melangkah, ia kembali mendengar suara ledakan serta tembakan dari luar istana yang membuat Ellyana khawatir kepada Alfred.

Saat para prajurit yang menjaga pintu utamanya lengah. Dengan cepat Ellyana menerobos keluar istana dan menemui Alfred yang kini sudah terkapar lemas di bawah tumpukan awan yang membuat Ellyana tercengang.

“NYONYA!” teriak para prajurit dari dalam istana mengejar Ellyana yang sudah keluar dari istananya.

Ellyana menghiraukan teriakan para prajurit yang mengejarnya dari belakang, sehingga Ellyana sampai ke tengah-tengah langit yang berawan.

“Ellyana? Sedang apa kamu disini?” tanya Alfred menahan tongkat saktinya saat sinar api dari lawan menyerangnya secara tiba-tiba.

“Aku takut di dalam istana itu, sangat asing untuk aku tempati. Makanya aku kesini untuk mengajakmu kembali ke istana,” ujar Ellyana bersembunyi dibalik tubuh Alfred untuk menghindari serangan dari Raja Laneglar.

Ketika keduanya sedang mengobrol, tiba-tiba ada suara petir yang mampu mengejutkan mereka. Setelah dilihat, ternyata petir itu pertanda Raja Laneglar telah datang di hadapan mereka berdua.

“Alfred! Rupanya kau masih hidup ha-ha-ha ... apa kutukan iblis Zrekh sudah tidak berlaku untukmu? Sehingga kau hidup kembali?” Raja Laneglar berputar mengelilingi awan dengan tanduk naga yang berwarna merah mengkilat.

Alfred tidak menjawab ucapan musuhnya itu, karena menurutnya ucapan Laneglar hanyalah sebuah lelucon yang mereka ciptakan. Tanpa disangka-sangka, Laneglar membawa tongkat saktinya dan mengeluarkan sayap apinya, bersiap untuk menyerang Alfred dengan segala kekuatannya.

“ELLYANA! MENJAUH!” bentak Alfred saat Laneglar menaburkan api disekitar istananya.

“Hahaha ... nikmati kekalahanmu Alfred!” seru Laneglar menghentakkan tongkat saktinya sehingga terdengar ledakan yang menggema.

Ellyana menutup wajahnya saat merasakan tubuh Alfred menempel dengan tubuhnya. “Kepalkan tanganmu dan tatap mataku sehingga kau merasa nyaman tanpa ada ketakutan. Tatap!”

Seakan terhipnotis, Ellyana menatap manik mata Alfred sehingga mereka menghilang dari langit dan turun ke bumi. Ellyana tampak kaget melihat beberapa hewan yang tidak ia tahu berada di sekitarnya.

“Dimana ini? Dan ... hewan apa itu?!” Ellyana menutup mulutnya kaget saat melihat hewan seperti babi tetapi bentuk tubuh seperti manusia layaknya babi ngepet.

“Ini tempat yang aman untuk kita bersembunyi,” bisik Alfred membawa Ellyana ke gua batu, tempat laba-laba raksasa peliharaan Alfred dikurung.

Ellyana tercengang melihat beberapa tengkorak manusia yang berada di beberapa pepohonan tanpa dahan dan tanpa daun. Keadaan gua itu sangat menyeramkan dan amat sunyi, bahkan tidak ada suara apapun di dalam gua selain angin yang bergoyang kesana-kemari.

“Kenapa kita harus bersembunyi disini?” tanya Ellyana menghentikan langkahnya.

Alfred pun menengok ke arah Ellyana dengan tatapan datarnya. “Karena Laneglar pasti tidak akan mencium bau amis yang kau miliki disini, aku yakin. Laneglar tau kalau kau adalah manusia.”

Sontak saja Ellyana menganga lebar mendengar jawaban dari Alfred. Gadis itu berkacak pinggang, bersiap untuk membalas ucapan konyol dari Alfred. “Memang aku manusia, lalu siapa kau? Babi ngepet?”

Alfred mendengkus sebal. “Memang aku bukan manusia. Apakah kau baru tau kalau aku tidak mempunyai darah.”

Tentu saja Ellyana terkejut mendengar pengakuan laki-laki itu. Tubuhnya tiba-tiba menegang begitu saja, refleks tangannya pun memegangi bebatuan untuk menghindari Alfred yang kini menyayat lengannya sendiri.

Betapa terkejutnya Ellyana saat melihat kulit Alfred yang disayat olehnya tidak ada darah sama sekali. Bahkan lukanya pun sedikit demi sedikit menghilangkan. Ellyana menggeleng-gelengkan kepalanya, takut.

“K-kau---.”

Mengetahui wajah Ellyana ketakutan seperti itu, Alfred pun mulai menjelaskan. “Tenang saja Ellyana, aku tidak akan menyakitimu. Dan kau, tidak boleh takut kepadaku seperti itu, meskipun kita tergolong dari darah dan alam yang berbeda, tetapi takdir kita sama. Kau dan aku sudah berjodoh sebelum bumi ini dilahirkan.”

“T-tapi bagaimana bisa aku hidup denganmu, kau bukan manusia. Kau iblis!” sentak Ellyana berusaha melarikan diri dari Alfred.

Anehnya, kaki Ellyana susah digerakkan. Bahkan tubuhnya pun terasa kaku seperti es batu. Alfred tersenyum tipis melihat gerak-gerik Ellyana yang akan melarikan diri tanpa Alfred ketahui. Namun sayangnya, Alfred bisa membaca pikiran manusia sehingga ia bisa menangkap pola pikir Ellyana dalam sekali putaran.

Alfred berjalan mendekati Ellyana. Membisikkan sesuatu, tepat di telinga kanannya. “Ingin mencoba bermain dengan king Alfred? Oke, kita mulai dari sekarang. The game starts baby.

---- TBC ---

King Alfred The knight [SELESAI]Where stories live. Discover now