1 - Berlari

1.4K 275 68
                                    

Dalam sebuah wadah lukisan takdir.

Mereka bergerak sendiri.

Itu yang di katakan dewa, dia hanya menjalan ujung ujung benangnya dan sesekali memberi balasan.

Takdir terpilih?

Omong kosong. Semua takdir orang itu seimbang.

°•°•°•°•

Aku masih mengusap mata. Lah, lah?

Apa ini? Dimana ini? Aduh lama lama aku bisa stress.

Tunggu, sepertinya aku memang sudah stress deh.

Aku jatuh terduduk. Masih syok. Dengan segera apapun yang kulihat mengalirkan ke otak, di olah, dan menghasilkan berbagai informasi.

Rumput yang terasa seperti rumput. Tanah yang berasa dingin, normal.

Aku masih mengenakan pakaian seperti sebelumnya.

Aku menoleh dan mendapati sebuah air mancur.

Disana, ada jalur tapak kaki mewah yang di kelilingi patung patung aneh di sekelilingnya.

Terseok seok, aku mencelupkan tanganku ke situ.

Crash!

WAAAH, AIRNYA BASAH!

Aku kaget sekali, dengan satu tarikan aku menjauh ketakutan dari air mancur.

"Eh, eh lihat! Airnya bergerak sendiri tadi?"

"Hah? Mungkin hanya halusinasimu."

"E-engga! Serius! Tadi juga perasaan keliatan kesibak--"

Suara orang bercakap cakap masuk ke pendengaranku. Dengan cepat aku menoleh dan melihat dua orang berbaju maid seperti yang di anime anime melewati air mancur.

Bahasanya... aku tak mengerti.

Apa? Apa yang mereka bicarakan?

"Hei! Hei! Permisiii!"

Tanganku terlambai lambai. Sedikit kotor dengan tanah.

"....Hei. kok kaya ada yang niup niup ke aku?"

"Hah? Eh serius, kayanya di tempat ini angker deh."

"Ya, ayo buru pergi. Pantes Tuan Kaisar selalu melarang kita kesini, ternyata karna ini."

"Kaisar memang baik hati! Huhu, selama ini kita sudah durhaka."

"Huhu, kaisar sudah besar. Aku sayang kaisar."

Aku kembali terkena serangan syok karna mereka mengabaikanku.

Dengan tak normal.

Seolah... tubuhku tembus pandang.

Apa?

Dengan cepat aku berdiri, lalu berlari ke air mancur. Mereka pasti takkan bisa mengabaikanku jika seperti ini!

Aku mengambil ancang, melompat keras ke dalam air mancur.

Byur!

Air tersibak kasar, menyiram kedua perempuan itu seperti air bah.

"WAAAH AIRNYA BENERAN GERAK SENDIRI! SEPERTINYA PENUNGGUNYA MARAH!"

"LARIIIIIII AYO KITA DI USIR KAYANYA!"

Tanganku yang hendak menyiram lebih banyak kembali terdiam. Mereka berdua lari, dan aku basah.

Ya, basah.

WMMAP ; 𝙱𝚘𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚂𝚎𝚔𝚊𝚒Where stories live. Discover now