[8] Pleasure 18+

9.1K 385 15
                                    

--------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

--------------

Aku menatap Myungho yang meninggalkanku begitu saja. Ia bahkan tak menoleh sedikit pun kearahku. Sampai selesai mandi pun aku masih memikirkan sikap Myungho.

Ia terlihat santai dan tidak memikirkan kejadian tadi. Tangannya sibuk menggoreskan kuas di atas kanvasnya. Sepertinya ia sudah larut dalam dunianya. 

"Padahal sampai sekarang jantungku masih berdegup kencang" gumamku sambil mengaduk segelas teh didepanku. Aku berniat untuk minum teh saja dan pergi tidur malam ini.

Lagipula Myungho juga sibuk, tidak enak makan sendirian saja meski makan bersamanya juga hanya saling berdiam diri. Setidaknya aku tidak merasa sendirian.

"Kau sudah selesai mandi? Kenapa tidak memanggilku?" tanya Myungho. Ia berjalan kearah wastafel untuk mencuci tangannya. 

"Kau melukis, katamu tidak mau diganggu saat sedang melukis" jawabku lalu menuang teh kedalam cangkir untuk Myungho. 

"Tadi kan aku tidak menyalakan lagu, aku sengaja agar bisa dengar jika kau panggil" kata Myungho. 

Tangannya mengelus rambutku pelan kemudian duduk disebelahku. Myungho juga membantuku untuk mengambil makanan. 

"Kau tadi berbincang apa dengan Scoups hyung?" tanya Myungho. Aku menatapnya dan terdiam sesaat. Biasanya Myungho tak pernah mau diajak berbicara ketika makan.

Tapi kali ini ia membuka pembicaraan terlebih dahulu. Isi otakku sekarang hanya sikap Myungho usai pulang dari art gallery nya hingga sekarang.

Ada apa hingga ia berubah seperti ini. Apa ada sesuatu yang membuatnya menjadi memperhatikanku sedikit. 

Tanpa sadar aku melamun terlalu lama dan tidak menjawab pertanyaan Myungho. "A..ah.. oppa hanya bercerita sedikit tentang kehidupannya" jawabku asal.

Aku menyumpal mulutku dengan nasi agar tak perlu menjawab pertanyaan Myungho.  Melihatku yang terus memasukkan nasi kedalam mulut, Myungho tersenyum tipis.

Ia menuangkan air pada gelas dan meletakkannya didepanku. "Pelan-pelan saja makannya, aku tidak akan mengganggu waktu makanmu" ucap Myungho.

Mendengar ucapan yang keluar dari mulut Myungho dengan suara lembut itu aku tersedak. Tanganku meraih gelas yang tadi Myungho isi air. 

Aku mengira Myungho akan diam saja dan tidak peduli. Tapi sebelum tanganku berhasil menyentuh gelas itu, ada seseorang yang menukar gelasnya. 

Karena tenggorokanku terlanjur sakit, aku meminum air dalam gelas itu sebelum menatap si pemberi. Air berkarbonasi yang dingin membuat tenggorokanku sedikit lega. 

[M] Seventeen Sweetness #2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang