Chapter 17. So, because of that huh

465 81 16
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


______________________________________

Angin malam yang dingin,
(Y/N) duduk sambil menatap dunia luar melalui jendela kamarnya.
Entah apa yang dia pikirkan dengan posisi menopang dagunya dan memperhatikan jendela yg basah
karena gerimis malam yang memecah keheningan.

Lalu dia mengambil ponsel yang
Berada di dekatnya. Memperhatikan layarnya, hingga membuat pemiliknya berdecak kesal.

Room chat

Mochi: Ray aku minta maaf
Mochi: Ray serius aku gak marah lagi
Mochi: Ray?
Mochi: Ray?!!
Mochi: ???
Mochi: !!!!!
Mochi: baiklah

' Dia bahkan tidak melihat pesan ku,
atau bahkan mengangkat telfon ku.'
Lalu karna terbawa suasana (Y/N)
pun mengetikkan sesuatu .

Hari ini

Mochi: Ray pliss Jan lama2 ngambek
nya
Mochi: Ray
Mochi: Aku kangen serius
Mochi:??

(Y/N) lalu menyembunyikan wajah nya di balik kedua tangannya. Hingga
Suara notifikasi yang membuat nya
langsung melihat layar ponsel lagi.

Rakun: Maaf anda siapa?
Rakun: Baterai ponsel ini akan lowbat
Rakun: Tolong jangan chat lagi

Mochi: pura-pura gak kenal lagi
Mochi: oke aku juga bisa pura-pura gak kenal

Karna kesal dengan hal tersebut
hingga membuat (Y/N) melemparkan
ponsel ke ranjangnya.
Dengan perasaan bercampur aduk,
Dia kembali menyembunyikan wajahnya dengan kedua tangan nya.

Lalu menatap jendela kamarnya yang sudah di penuhi tetesan air hujan.

Besoknya

" Raaaayyy!!!"

" Apa sih!"

" Mana baju jerapah ku?!"

" Sabar, hei!...Aku baru bayar hutang tau tadi pagi."

" .....?...."

"Pokoknya cerita nya panjang. Dan inti nya ponselku kena sita gara-gara kekurangan uang pas waktu pengen bayar."

" Jadi ponsel nya mana?

" Itu, lagi di charger."

Setelah menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh seorang wanita bersurai
Orange, Ray pun duduk di kursi yang tersedia di sana.

" Jadi berkasnya udah siap?"

" Gak tau"

" Ayolah Emma....kenapa kau terobsesi dengan kain lap jerapah itu?"

" Kaos! Bukan kain lap!"

" Ya-ya apapun itu...Tapi ka-"

Suara pintu yang terbuka membuat Ray tidak menyelesaikan perkataannya. Mereka berdua yang dari tadi asik berdebat kini teralihkan
karena seseorang yang telah berdiri di depan pintu.

My Promise (Ray x Reader)✓Where stories live. Discover now