#(completed)
SEASON 1
(Y/N) memiliki penyakit lupa ingatan yang mengakibatkan dirinya melupakan hal-hal yang penting dalam hidup nya. Dan suatu hari bertemu dengan Ray di bawah pohon tempat di mana Ray sering menghabiskan waktu sendiri...
Apakah per...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
______________________________________
Angin malam yang dingin, (Y/N) duduk sambil menatap dunia luar melalui jendela kamarnya. Entah apa yang dia pikirkan dengan posisi menopang dagunya dan memperhatikan jendela yg basah karena gerimis malam yang memecah keheningan.
Lalu dia mengambil ponsel yang Berada di dekatnya. Memperhatikan layarnya, hingga membuat pemiliknya berdecak kesal.
Room chat
Mochi: Ray aku minta maaf Mochi: Ray serius aku gak marah lagi Mochi: Ray? Mochi: Ray?!! Mochi: ??? Mochi: !!!!! Mochi: baiklah
' Dia bahkan tidak melihat pesan ku, atau bahkan mengangkat telfon ku.' Lalu karna terbawa suasana (Y/N) pun mengetikkan sesuatu .
Hari ini
Mochi: Ray pliss Jan lama2 ngambek nya Mochi: Ray Mochi: Aku kangen serius Mochi:??
(Y/N) lalu menyembunyikan wajah nya di balik kedua tangannya. Hingga Suara notifikasi yang membuat nya langsung melihat layar ponsel lagi.
Rakun: Maaf anda siapa? Rakun: Baterai ponsel ini akan lowbat Rakun: Tolong jangan chat lagi
Mochi: pura-pura gak kenal lagi Mochi: oke aku juga bisa pura-pura gak kenal
Karna kesal dengan hal tersebut hingga membuat (Y/N) melemparkan ponsel ke ranjangnya. Dengan perasaan bercampur aduk, Dia kembali menyembunyikan wajahnya dengan kedua tangan nya.
Lalu menatap jendela kamarnya yang sudah di penuhi tetesan air hujan.
Besoknya
" Raaaayyy!!!"
" Apa sih!"
" Mana baju jerapah ku?!"
" Sabar, hei!...Aku baru bayar hutang tau tadi pagi."
" .....?...."
"Pokoknya cerita nya panjang. Dan inti nya ponselku kena sita gara-gara kekurangan uang pas waktu pengen bayar."
" Jadi ponsel nya mana?
" Itu, lagi di charger."
Setelah menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh seorang wanita bersurai Orange, Ray pun duduk di kursi yang tersedia di sana.
" Jadi berkasnya udah siap?"
" Gak tau"
" Ayolah Emma....kenapa kau terobsesi dengan kain lap jerapah itu?"
" Kaos! Bukan kain lap!"
" Ya-ya apapun itu...Tapi ka-"
Suara pintu yang terbuka membuat Ray tidak menyelesaikan perkataannya. Mereka berdua yang dari tadi asik berdebat kini teralihkan karena seseorang yang telah berdiri di depan pintu.