Chapter 14. Problem in the morning

564 85 24
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



______________________________________

Ray POV
(Ray memory)

Awal musim semi. Banyak yang bilang jika di musim semi, waktu di mana cinta anak sekolahan bersemi.
Tapi aku tidak mempercayainya.

" Omedetou Norman, lagi-lagi kau nilai sempurna." Mama Isabella lalu pergi meninggalkan ku begitu saja.
Mama Isabella termasuk orang yang jenius di angkatan nya dan hanya orang dengan nilai sempurnalah di yang bisa bekerja aktif dengannya.

Aku sudah belajar keras agar mendapat nilai sempurna, tetapi tetap saja aku tidak bisa mengalahkan Norman. Aku hanya ingin menghabiskan waktu dengan mama.
Dan aku ingin sekali merebut perhatian nya dari Norman.

Saat ini aku sedang tertidur di bawah pohon dekat Grace field house.
Aku tidak tahu ini pohon apa.
Ya walaupun ini musim semi, pohon ini tetap tidak berbuah ataupun berbunga.

Brukk!!!

Apa itu?

Perut ku sakit sekali.

Ada sesuatu, yang menghantam perut ku. Tapi aku tidak bersuara walau agak sedikit kaget. Lalu aku membuka mataku, siapa itu?. Silau sekali.

Tunggu

Aku lalu menyipitkan mata ku dan satu kata yang keluar dari mulut ku.

" (Y/N)?"

Aku adalah orang yang tidak percaya juga cinta pandangan pertama.
Tapi mungkin kali ini aku percaya.
Dan dia sedang tertidur di atas tubuhku sekarang.

(Flashback off.)

______________________________________

Author POV

Sinar matahari yang menembus gorden, tetap tidak membangunkan Ray yang tertidur pulas.
Hingga....

Ting tong ( nada dering pesan)
Ting tong
Ting tong

" Hmm, siapa sih? Ribut nyaa.."

____________________________________

Chat room

Mochi:
Bangun! Bangun! Bangun!

Mochi:
Iss, bau belum mandi

Mochi:
Jangan bohong, aku ada di depan pagar rumah mu. Jendela kamar mu aja gak kebuka.
______________________________________

Setelah membaca pesan itu Ray lalu membuka jendela kamarnya, dan melihat seorang gadis berada di depan pagar rumah nya.
Ia langsung melemparkan kunci rumah ke gadis itu, dan mengisyaratkan agar dia masuk ke rumah nya.

"Aku masuk ya......" Kata (Y/N) yang sudah terlihat di lantai bawah.

" Tenang saja, masih jam 06:12 kok."
Sambung mu.

" Kau pergi ke dapur, buatkan aku telur mata sapi ya. Aku mau mandi."

" Iss, kalau tau begini, lebih baik aku gak dateng."

"Aku dengar loh."

" Iya-iya"

Tangan mu yang lihai pun membuka pintu lemari dapur. " Mata sapi ya... mungkin dia bilang begitu karna mau cepat aja. Di dadar aja lah."

Mulai dari suara irisan berbagai bumbu, hingga spatula yang beradu ke panci penggorengan, memanglah terkesan berisik.

" Sudah matang kan?" Ray pun keluar dari kamar.

" Tunggu kenapa di dadar?"

" Lagian juga masih sempat kok, sudahlah tinggal makan doang kan."

" Hmmm" Ray pun langsung menyantap makanan tersebut.
' Hahh, aku jadi serasa istri yang menyiapkan makan pagi nya' batin mu yang tersenyum dengan sendirinya nya sambil melihat Ray.

Ray yang menyantap makanannya pun tiba-tiba mematung karna kaget.

"Heh?Nani?"

Tanpa menjawab pertanyaan mu dia langsung lari ke tempat sampah samping kulkas. "Ukkkhh...hueekk!"

" Ee-etto, gak enak ya?"

Ray tetap tidak menghiraukan pertanyaan mu dan langsung menggaruk tangannya dengan cepat.

" Kau masukin bawang putih kan?!"

"I-iya" jawabku polos.

"Aissshh!!"

" Aree? Kau alergi bawang putih?"

" Udah ambil aja obat nya di dekat telfon rumah di ruang tamu!"

(Y/N) pun memberikan obat tersebut dengan segelas air.

" Udah mendingan kan?" Ray hanya mengangguk.

" Ini makan lah. Aku membuatkan bekal untuk mu."

" Terimakasih, yang buat siapa?"

" Kalau itu mama sih, hehe." Kau pun menggaruk tengkuk mu walau tidak gatal.

" A-aku ke toilet dulu ya.." katamu.

(Time skip)

Kau pun keluar dari kamar mandi

"(Y/N)!!"

' Oh iya! Lupa!. Bekal nya juga mengandung bawang putih!' batin mu.

Kau pun langsung pergi ke tempat Ray berada.

" Tu-tunggu ini bukan seperti yang kau bayangkan."

" Hahh, sh*t. Mau makan aja susah." Hanya itu yang dia katakan.

" Ya, udah telfon Emma bilang aku tidak bisa masuk. Kan tidak mungkin bukan, aku ke sekolah dengan tubuh bengkak seperti ini."

" I-iya juga sih."

" Ambil hp ku di sana. Password nya nama mu . Aku mau berbaring dulu di kamar ku." Kata nya lalu pergi meninggalkan mu begitu saja.

" Namaku?!"

" Berisik" tanpa di sadari (Y/N) wajah Ray sedang memanas sekarang.

To be continued...

My Promise (Ray x Reader)✓Where stories live. Discover now