Side Story 6 - Blake menjadi lebih kecil (6)

Start from the beginning
                                    

Apa pun alasannya, Blake menangis dan aku tidak bisa meninggalkannya sendirian.

Ketika saya memasuki ruangan, saya melihat selimut yang menonjol, bukan Blake.

"Sniff, sniff..."

Blake menangis sedih dengan selimut menutupi tubuhnya.

Setiap kali dia terisak, selimutnya naik turun sedikit.

Sungguh miris melihat tubuh kecil itu menangis. Padahal alasannya hanya karena malu ketahuan mengadu ke kuda.

"Blake."

Tubuhnya gemetar saat aku meraih selimut.

"Tidak akan."

"Hah?"

"Aku akan sendirian."

"Yah, haruskah aku keluar?"

"Hai."

Blake merengek ketika aku mengatakan itu. Saya pikir dia tidak ingin saya keluar.

Aku tersenyum dan mencoba melepas selimutnya. Blake kemudian meraih selimut ke sisinya.

Tapi jari kelingkingnya tidak memiliki kekuatan apapun, sehingga mudah lepas.

"Aku melarangmu! Tapi kamu melepasnya!"

Blake kemudian memprotes.

Kebiasaannya menghilangkan kalimat samar dimulai lagi...

Tapi melihat air mata menetes dari matanya yang besar, sepertinya dia tidak mengatakannya secara tidak sengaja.

Aku hanya ingin memeluknya.

"Blake, kenapa kamu menangis?"

Aku memeluknya dan bertanya.

"Mereka telah memfitnah saya." (Mereka memfitnah saya.)

"Itu tidak disengaja, itu karena kamu lucu."

Aku mencoba menghiburnya, tapi Blake menangis.

"Huwaa!"

"Kenapa kamu menangis?"

"Aku tidak ingin bersikap manis pada Anthia." (Saya tidak ingin menjadi manis untuk Ancia.)

Bahkan lebih manis untuk menangis setelah mengatakan itu.

Tapi aku mati-matian menahan senyum di bibirku.

"Kamu cengeng."

"Aku tidak."

"Anda."

"Tidak, itu karena Baekhan."

"Ya, ya baiklah. Suamiku tidak cengeng."

Aku menepuk punggung Blake. Kemudian Blake melihat ke arahku.

"Aku suami Anthia kan?"

"Tentu saja, suamiku adalah Blake."

Aku menepuk pipi chubby Blake.

"Hehehe."

Kemudian, dia tersenyum seolah dia tidak pernah menangis. Dia benar-benar seperti anak kecil...

"Apakah kamu kesal hari ini?"

"Ya ..."

Dia menganggukkan kepalanya.

"Maafkan saya. Saya terlalu bersemangat untuk melihat Anda ketika Anda masih muda, jadi saya banyak menggoda Anda.

"Apakah kamu suka aku mendapatkan smawwer? Apakah Anthia ingin aku tetap smaw? Kamu tidak suka yang besar?" (Apakah kamu suka aku semakin kecil? Apakah Ancia ingin aku tetap kecil? Kamu tidak suka yang besar?)

(END) Aku Menjadi Istri Putra Mahkota yang MengerikanWhere stories live. Discover now