2- Ark dan Lautan

12 2 0
                                    

Cuaca cerah dengan matahari bersinar terik tidak menghentikan kegiatan yang memacu adrenalin yang sedang dilakukan beberapa orang, malah menambah pembakaran api semangat mereka untuk menikmati desir angin laut yang bersahutan dengan gemuruh ombak.

Olimpiade Piala Peselancar Indonesia ke-14 sedang berlangsung dengan sangat meriah. Menampilkan dua tokoh utama peselancar profesional Indonesia yang sedang naik daun dalam satu frame babak final untuk menentukan, siapa yang berhak menempati posisi Penguasa Ombak se-Indonesia.

Ian Maha Adiputera dan Arkein Karunasankara Sagara.

Arkein memilih nama panggung nya sendiri, yang menurut nya keren dan tidak ada saingan. Ark.

Namanya berseliweran di media cetak, sosial, maupun pertelevisian karena menjadi peselancar dengan prestasi segudang, bahkan memecahkan rekor sebagai salah satu peselancar yang berhasil menaklukan ombak setinggi 8,5 meter.

Selain prestasi yang menakjubkan, paras tampan disertai kulit tan alami yang ia miliki mengundang banyak wanita untuk tergila gila padanya. Tidak hanya wanita, beberapa media mengabarkan jika Ark adalah tipe ideal yang dipilih oleh beberapa komunitas gay yang ada di luaran sana.

Sudah menjadi rahasia umum jika Ark dan Ian adalah rival bahkan sejak mereka masih sama sama menjadi trainee di Atlanta Surfing. Kedua nya sama sama berparas bak dewa dengan skills surfing yang luar biasa!

Namun, Ark masih jauh lebih unggul ketimbang Ian setelah dua tahun yang lalu ia berhasil menaklukan ombak setinggi 9 meter di Nemberala, Rote. Membuat Ian semakin ingin mengalahkan Ark dari berbagai aspek.

Tidak hanya kejuaraan surfing, tetapi dalam hal kepandaian maupun wanita.

Bukan salah Ark jika beberapa wanita yang pernah dekat dengan nya berakhir dengan Ian. Sebab menurut Ark, sudah menjadi kepribadian Ian yang selalu ingin lebih unggul dari Ark. Dan Ark melihat itu sebagai sebuah guyonan lucu yang menarik.

Lagi dan lagi, sudah 4 tahun berturut-turut dalam perebutan meraih juara satu pada salah satu ajang perlombaan surfing paling bergengsi di Indonesia,
Olimpiade Piala Peselancar Indonesia menempatkan dirinya dan Ian sebagai tokoh utama.

Menunggu ombak yang sempurna, komentator diatas panggung tidak henti henti nya menilai tinggi ombak dan menerka pilihan yang akan dipilih oleh Ian.

Pada undian, Ian mendapatkan nomor 1 untuk lebih dahulu menunjukan skills nya dalam berselancar.

Ombak siang hari di pantai Suluban lumayan mengecewakan beberapa orang yang mengerti dunia surfing. Maksimal ombak yang tercatat selama 4 jam terakhir diperoleh oleh salah satu kontestan dari Bandung dengan nama panggung Bagas dengan tinggi 5 meter setengah.

Untuk mendapatkan setidaknya ombak 2 atau 3 meter butuh sekiranya 5 menit.

Ian tampak puas melihat ombak setinggi 3 meter menggulung cantik dari tengah laut. Dengan sigap, ia berenang melakukan paddling membawa papan nya untuk mendekati ombak.

Ketika ombak sudah mulai meninggi mencapai 3 setengah meter, Ian sudah berdiri diatas papan selancar dan mengendarai ombak dengan penuh kehati-hati an. Teknik pertama yang ia tunjukan bukan lain ialah teknik kick up yang membuatnya terlihat seperti sedang mengendarai skateboard diatas ombak. Lompatan yang sempurna membuat para penonton dan komentator berteriak penuh semangat memberikan apresiasi pada Ian.

Lanjut pada ombak yang kedua, Ian tidak menyia-nyiakan waktu langsung kembali mengendarai papan selancar miliknya, Ia mengeluarkan teknik andalannya setiap kali berselancar. Tidak pernah absen Ian lakukan ketika sedang berselancar. Teknik 360 membuatnya terlihat sangat keren berputar 360 derajat diatas ombak yang terus menggulung menuju tepian pantai.

The Surfer Boy Who Met KayaWhere stories live. Discover now