Prologue

14 1 0
                                    

"Kayana, hari ini tidak usah ke laut ya? Cuaca sedang tidak bagus, ombak di pantai pasti lagi ga bersahabat."

"Tapi, kan Ayah sudah janji, kalau setiap Kayana ulang tahun, Ayah mau ajak Kayana sama Gara sama Bunda ke pantai!" balas Kayana mengerucutkan bibirnya.

"Hm, yasudah, tapi inget kalo Ayah bilang pulang, kita pulang okay? Dan main di tepian aja, jangan berenang terlalu tengah okay?" tawar Ayah membuat perjanjian pada kedua anaknya.

"Deal!!" seru Kayana dan Gara berbarengan dengan gelengan dari Sarah sang Bunda.

Hari ini adalah Hari spesial bagi Kayana, gadis kecil yang hari ini genap berusia 8 tahun. Sudah sejak kecil ayahnya mengenalkan Kayana pada alam. Jangan lupakan Gara yang terpaut 2 tahun dibawah Kayana yang juga sama kenalnya dengan alam.

Hanpir setiap dua kali dalam satu bulan, Ayahnya akan mengajak mereka sekeluarga untuk pergi entah ke danau terdekat sekalipun, hingga puncak gunung terjauh.

Tidak ada lautan?

Jangan salah, hampir setiap sekali dalam seminggu Ayahnya akan mengajak keluarga kecil mereka ke pantai yang ada di dekat rumah.

Parangtritis.

Pantai dengan keindahan tiada lawan, meski ombaknya berlomba lomba untuk mencapai awan.

Ayahnya selalu menjanjikan Lautan pada Kayana dan Pegunungan pada Gara.

Setiap Gara berulangtahun, mereka sekeluarga akan pergi menginap di perkemahan. Menikmati sejuknya udara dingin dan bentang semesta yang menenangkan. Menyalakan api unggun, membakar beberapa ayam dan tusukan Marshmallow yang tentu saja menyenangkan.

Ditilik dari pekerjaan ayahnya yang bekerja di salah satu Organisasi Geologi terbesar di Indonesia, tidak heran jika mereka sudah dikenalkan dengan alam sejak belia.

Girian Kayana berulangtahun, maka Ayahnya akan membawa mereka sekeluarga untuk bermain selama 4 jam penuh di tepi pantai.

Bundanya akan menggelar tikar yang biasa mereka bawa, dan menyusun berbagai macam makanan ringan untuk mereka makan.

Betapa bahagia.

Tapi sudah seperti hukum alam.

Setiap yang tumbuh suatu saat akan mati. Entah bagaimana caranya, alam menyediakan keindahan pada kehidupan, tapi mereka juga bisa menyebabkan kehancuran meski tanpa di sengaja.

Kayana tidak pernah menyalahkan Lautan yang menculik paksa dua orang yang paling ia cintai di dalam hidupnya. Kayan tidak juga menyalahkan Lautan yang membentangkan jarak dengan Bunda nya.

Tapi Kayana yakin.

Semua adalah salahnya.

......................................................


HAI SEMUANYA. THANK YOU BUAT YANG UDAH MAMPIR

JADI CERITA INI GUA BUAT KARENA SALAH SATU TOKOHNYA TERINSPIRASI DARI ORANG YANG LAGI VIRAL DI PERTENGAHAN TAHUN 2021!

YANG NAMANYA LAGI DIMANA-MANA WAKAKAK

YA SIAPA LAGI KALO BUKAN ATLET SURFING KEBANGGAAN KITA, RIO WAIDA.

BUT BELIEVE ME, CEIRTANYA 100% FIKSI DAN GA ADA SANGKUT PAUTNYA DENGAN RIO WAIDA

The Surfer Boy Who Met KayaWhere stories live. Discover now