• 013 •

2.5K 440 104
                                    

Hai~
Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~
I'll be grateful for that!

Hai~Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~I'll be grateful for that!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Merasa kondisinya jauh lebih baik, Haechan mulai beraktivitas kembali. Hanya tinggal perbanyak vitamin untuk menjaga daya tahan tubuhnya. Seoul runway besok dan Haechan belum sempat memberikan briefing pada modelnya.

"Ada apa, Haechan? Apa yang kau pikirkan?" Tanya Jeno melihat Haechan mengamati IPadnya dalam waktu yang lama dengan dahinya yang mengkerut.

"Ternyata masih banyak yang belum ku selesaikan. Briefing dengan model, gladi nanti siang, aku bahkan belum selesai mengatur pakaian yang akan ditampilkan nanti di runway. Apa masih sempat? Apa kita mundur saja, Jen?"

Padahal Haechan sudah sangat panik. Tapi bukan panik yang jalannya mondar-mandir, tidak bisa tenang. Hanya ekspresi dan nadanya saja yang terdengar panik, Haechan masih duduk di tempatnya, tapi Jeno malah tersenyum.

"Tidak perlu khawatir. We're ready... biar kau tidak panik lagi, kita bisa ke venue nanti siang. Mungkin ada yang kurang yang mau kau tambahkan."

"Benar? Tidak perlu briefing atau fitting sekali lagi??"

"Astaga Haechan... iyaa~ semuanya sudah siap. Tinggal last check nanti pada saat gladi."

Jeno mendekati Haechan, memutar kursi Haechan menghadapnya lalu berjongkok di depan wanita itu sambil memegangi tangannya.

"Kau percaya padaku kan?"

"Iya, Jeno..."

"Bagus. Tidak ada yang perlu kau khawatirkan sekarang, fokus saja pada gladi nanti siang. Jangan pikirkan yang lain."

Haechan mengangguk sambil tersenyum. Bersyukur ada Jeno bersamanya. Setidaknya ada orang yang bisa memberikan ketenangan di masa-masa sulitnya sekarang. Pandangannya teralih ke meja Chenle yang kini kosong.

"Studio jadi sepi tanpa dua anak ayam itu."

"Haechan-aa, yang harus kau ingat adalah tidak semua orang punya kadar toleransi yang sama. Aku bisa mentolerir sikap kamu, mencoba mengerti keadaanmu tapi Chenle mungkin tidak. Hidup di jalanan juga membuat hati Chenle jadi lebih keras. Jadi begitu perkataannya tidak didengarkan, ditambah kau menaikkan suaramu padanya, dia jadi terpancing. Kita akan bicarakan itu nanti sekarang kita harus bersiap ke venue. Persiapan untuk gladi."

"Kau benar. Apa yang harus dipersiapkan? Oh pakaian! Kita harus menyiapkan pakaian untuk dibawa kesana kan??"

Ini baru Haechan bergerak kesana-kemari, terlihat lebih panik dari sebelumnya. Jeno tertawa melihat bagaimana Haechan tampak seperti orang linglung.

How to Love 🌹 Nohyuck 🌹Where stories live. Discover now