" NINETEEN "

7.3K 744 51
                                    

" NINETEEN "








Haechan, duduk di samping ranjang rawat Jaemin sambil membaca buku untuk menghilangkan bosan menunggu Jaemin siuman.

"gghhh"

Perhatian Haechan teralihkan saat suara lenguhan terdengar olehnya.

"Na?" panggil Haechan sambil mengusap lembut surai Jaemin yang masih menutup mata.

"Hiks"

"Na, buka matamu sayang aku di sini" bisik Haechan saat melihat Jaemin mengerutkan dahi dan mulai terisak.

Haechan, sudah terbiasa dengan hal ini jadi dia tak kebingungan harus bagaimana, Jaemin hanya butuh kata-kata sayang dan lembut di saat mimpi buruk yang mendatanginya seperti sekarang ini.

"Eomma, hiks... Haechan hiks" isak Jaemin semakin mengeratkan pejaman matanya seolah Haechan dan Eommanya akan menghilang saat dirinya membuka mata.

"Nana~aaa" Haechan memeluk Jaemin dari samping dan matanya mulai berkaca-kaca.

Haechan, paling tak bisa melihat Jaemin yang seperti ini, Jaemin yang merintih kesakitan dan Jaemin yang meneteskan airmata setiap mimpi buruk itu datang.

Cklek!

Pintu ruangan itu terbuka dan menampilkan sosok lelaki tampan berjalan mendekati Haechan.

"Chan" panggil lelaki itu sambil mengusap punggung Haechan.

Haechan, melepas pelukannya dan beralih pada lelaki yang kini berdiri di sampingnya.

"Hyung" ucap Haechan berhambur kepelukan lelaki itu.

"Sstttt... jangan nangis nanti Jaemin sedih" ucap lelaki itu.

"AARRRRGGGG!!!"

Haechan dan lelaki itu seketika menoleh ke arah Jaemin yang tiba-tiba berteriak.

"Na, Nana!"

"Hyung tolong panggil dokter" panik Haechan meminta lelaki itu untuk memanggil dokter.

Sedangkan Haechan berusaha memeluk tubuh Jaemin yang tiba-tiba mengalami kejang-kejang.

Brak!

"Kita pindahkan ke UGD" ucap sang dokter pada 3 suster yang langsung melepas alat medis yang menempel di tubuh Jaemin sebelum mendorong ranjang Jaemin keluar dari ruangan.

Dan Haechan hanya bisa menangis di dalam pelukan lelaki itu melihat kepergian Jaemin.

"Ssttt... Jaemin pasti kuat menghadapinya" ucap lelaki itu mempererat pelukannya pada Haechan.

- - -ooOoo- - -

Di sisi lain tepatnya di rumah Jaemin, Jisung bersama Chenle sedang berada di ruangan terakhir di temukannya Jaemin sebelum masuk kerumasakit.

Ya, Chenle dan Jisung mendapat tugas menyelidiki penyebab Jaemin mengidap Skizofernia.

Karena para medis lainnya menganggap kalau penyebab Jaemin seperti itu bukan hanya karena meninggalnya sang eomma.

"Dia menyukai Hyungmu" tanya Chenle sambil melihat-lihat foto Haechan yang tergantung di ruangan itu.

"Iya, dan aku menyukaimu" jawab Jisung.

"Ji, kita lagi kerja gak usah gombal" ucap Chenle.

Ya, dua dokter itu bisa di bilang kerja sambil kencan di ruangan serem milik Jaemin.

Kencan..??

Iya kencan, karena mereka udah pacaran sejak 1 tahun lalu saat tepat saat Chenle baru sampai di Korea untuk membantu Jisung menangani Jaemin.

"Ji, kau tau penyebab Jaemin Hyung seperti itu?" tanya Chenle.

"Gak tau pasti tapi Haechan Hyung bilang karena trauma kehilangan eommanya"

Chenle mengangguk paham dan kembali fokus pada pekerjaannya.

"Ini ruangan gak ada lampunya apa ya" ucap Jisung.

"Coba kamu nyalain flash ponselmu dan cari ada saklar ada atau enggak"

Tanpa di suruh dua kali Jisung langsung melakukan apa yang di ucapkan Chenle dan mulai mencari keberadaan saklar lampu di ruangan itu.

DUBRAKK!

"Yak Lee Jisung apa yang kau lakukan" ucap Chenle.

"Hehehe... gak sengaja nabrak" jawab Jisung sambil cengingisan.

Cklek!

Lampu menyala dan betapa terkejutnya Jisung dan Chenle melihat beberapa manekin yang berdiri penuh dengan goresan hampir di sekujur tubuh manekin itu.

"Ji, bukankah Hyungmu tinggal bersamanya?" tanya Chenle.

"Uummm"

"Apa Hyungmu tak pernah melihat ini semua?"

Jisung, mengangkat kedua bahunya tanda bahwa dirinya juga tak tau apakah Hyungnya mengetahui ini semua atau tidak.

Chenle, mulai berjalan mendekati manekin-manekin itu dan melihat lebih jelas setiap inci dari manekin itu.

"Ji"

"Uummm"

"Bukankah wajah manekin ini sama seperti foto itu?" ucap Chenle sambil menunjuk foto yang terpajang di tembok.

"Eehhh ia mirip" ucap Jisung.

"Kamu ngapain di situ?" tanya Chenle yang melihat Jisung berada di depan sebuah ranjang singel size.

"Hyung, bilang sebelum Jaemin Hyung di bawa kerumasakit Jaemin Hyung menangis di sepan ranjang ini sambil menyayat tangannya sendiri" jelas Jisnung membuat Chenle ikut penasaran dengan ranjang yang ada di hadapan Jisung.

Chenle mengambil sarung tangannya dan mengambil sehelai rambut yang ada di atas ranjang itu.

"Sepertinya ini berguna" ucap Chenle.

Dan mereka lanjut menyusuri setiap sudut ruangan aneh di dalam rumah Jaemin.



                                           - - -ooOoo- - -

Haaayyooo di Chapt sebelum nya ada yg tebakannya bener gak...???

Ehhh iya... aku ada Book baru pair Jaehyuck.... ada yang mau baca gak..??? Kalau enggak bisa aku ganti pair.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"BE MINE" {Nahyuck} || ENDWhere stories live. Discover now