" SEVENTEEN "

7.6K 837 158
                                    

                                        " SEVENTEEN "











"Haechan~aaa, makan dulu ya" ucap Jaemin sambil menyuapkan nasi pada Haechan, namun Haechan segera memalingkan wajahnya.

"Chan~aaa, jangan seperti ini nanti kamu bisa sakit" ucap Jaemin tanpa sadar kau dia sudah lebih dulu menyakiti Haechan setelah menyiksa Haechan semalaman dengan cara mencabuk dan memperkosa Haechan tanpa ampun.

Dan Haechan tak mau makan bukan karena dia tak lapar, tapi bibirnya penuh luka dan itu membuat Haechan sulit untuk sekedar membuka mulut.

Prangg!!!

Jaemin, membanting piring berisi makanan itu ke lantai karena geram pada Haechan yang tak mau membuka mulutnya.

"Kenapa kau tak mau mendengarku Haechan~aaa!!"

teriak Jaemin sambil menjabak rambut Haechan agar Haechan menatap ke arahnya.

Plak!

Satu tamparan cukup keras Jaemin layangkan pada wajah Haechan yang sudah penuh dengan memar karena ulahnya yang membabibuta semalam.

"Uhuk...uhuk..." Haechan terbatuk dan sakit mengeluarkan darah dari mulutnya membuat Jaemin membelalakkan matanya terkejut.

"H-Hachan~aaa kau tak apa-apa sayang" ucap Jaemin panik sebelum ke panikan itu bertambah saat mata Haechan mulai tertutup perlahan.

Dengan cekatan Jaemin melepas semua tali yang mengikat tangan dan kaki Haechan sebelum meraih tubuh Haechan ke pelukannya dan membawanya ke rumasakit.

Sesampainya di rumasakit, Haechan di masukkan ke ruang UDG untuk penanganan lebih lanjut.

30menit berlalu dan ruangan itu terbuka menampilkan pria berjas putih keluar dari ruangan.

"Bagaimana ke adaanya dok?" tanya Jaemin.

"Dia memiliki luka yang sangat parah, dan mungkin dia akan memiliki trauma" ucap sang dokter.

Jaemin, hanya diam seribu bahasa mendengar penjelasan dokter itu.

"Pasien akan di pindahkan ke ruang rawat" ucap sang dokter menepuk bahu Jaemin dan pergi.

- - -ooOoo- - -

Jaemin, kembali ke rumasakit di mana Haechan di rawat setelah selesai dengan urusan kantornya.

Cklek!

Pintu terbuka dan Haechan tak perduli itu, di pikiran Haechan hanyalah bagaimana keadaan sang adik sekarang, karena setelah dirinya mengatakan kalau Jaemin pembunuh, Haechan yakin Jaemin pasti mendatangi sang adik karena hanya sang adiklah yang tau rahasia ini.

"Chan~aaa... aku datang" ucap Jaemin duduk di kursi sebelah ranjang Haechan.

Sungguh Haechan tak perduli itu, bahkan jika dirinya mendengar Jaemin mati terlindas truk pun Haechan tak akan perduli.

Tak ada respon dari yang di ajak bicara, Jaemin meraih tangan Haechan yang terbebas dari selang infus.

"Haechan~aaa... aku minta maaf" ucap Jaemin sambil menggenggam tangan Haechan.

"Aku janji akan berubah, aku janji akan menjagamu dan membebaskan Jisung" lanjut Jaemin tapi Haechan sedikit pun tak merespon itu.

Jaemin, menghela nafas panjang sebelum akhirnya beranjak dan keluar dari ruangan Haechan.

"Aku akan segera kembali" ucap Jaemin sebelum benar-benar pergi dari ruangan itu.

Jaemin, berjalan menyusuri lorong rumasakit menuju taman kecil yang ada di rumasakit itu untuk menemui seseorang.

"Kau boleh menemuinya" ucap Jaemin pada Jisung.

Jisung?.

Flashback oN.

     Sesuai dugaan Haechan kalau Jaemin akan menemui sang adik yaitu Jisung setelah dia memberi tahu kalau dia tau Jaemin lah yamg membunuh orang tuanya.

Brak!

Jaemin, masuk kedalam ruangan Jisung di saat yang tepat karena efek dari cairan itu sudah hilang yang berarti sekarang Jisung tersadar dan seperti orang normal.

Cairan yang di berikan Jaemin pada tubuh Jisung bertahan selama 5-7 hari sampai benar-benar hilang dan membuat Jisung kembali normal.

Jisung, menatap tajam ke arah Jaemin yang berjalan mendekatinya.

Brugh!

Semua mata terbelalak melihat apa yang di lakukan Jaemin di mana Jaemin tiba-tiba berlutut di hadapan Jisung.

"Maaf aku melukai Hyungmu"

Bugh!

Satu pukulan Jisung layangkan pada Jaemin saat mendengar kalai sang kakak terluka.

"Bukankah kau berjanji akan menjaganya" ucap Jisung sambil meraih kerah kemeja Jaemin.

"A-aku tak bisa mengontrol emosiku karena Hyungmu mengatakan aku seorang pembunuh" ucap Jaemin yang langsung mendapat pukulan kedua dari Jisung.

"Lalu apa salah hyungku? Kau memang pembunuh bukan!" teriak Jisung.

"Aku lakukan itu karena Appamu" bantah Jaemin.

"Appa ku melakukannya hanya karena perintah, Appa ku tak salah dia hanya menuruti perintah atasannya YAITU APPAMU!"

Tangis Jisung yang selama ini ia pendam akhirnya pecah saat mengingat mayat kedua orang tuanya tergeletak menengenaskan di hadapannya.

Jaemin, kembali berseri dan meraih tubuh Jisung untuk di peluknya sebelum kata maaf terus terucap dari mulutnya.

Jaemin sadar dan Jaemin kini merasa bersalah setelah mendengar dokter berkata kalau Haechan kemungkinan akan trauma, dia pernah merasakan trauma itu dan dia tak ingin Haechan merasakannya juga.

Jaemin, meminta Jisung untuk membantunya mengembalikan Haechannnya seperti sebelumnya dan dia juga berjanji akan melepaskan Appanya.

Flashback Off.

Jisung, menghela nafas panjang sambil menatap Jaemin yamg ada di belakannya mengangguk pada Jisung.

Jisung pun mengangguk dan mulai membuka ruangan di mana Haechan terbaring di rawat.

Mata Jisung memanas dan mulai berembun setelah berbulan-bulan tak melihat wajah sang kakak dan hanya bisa mendengar suara, kini bisa melihatnya lagi tapi dengan wajah penuh luka.

"Hyung"




                                          - - -ooOoo- - -

Pengen gak nerusin ini Book tp sayang... asli aQ bingung sama ini Book 😭🙈🙈 padahal aQ yg nulis... apa lagi kalian yg baca pasti tambah bingung kan.

"BE MINE" {Nahyuck} || ENDWhere stories live. Discover now