; 十二

323 66 19
                                    

Ting!

Hwall
| Karina, Yeji, Yiyang
udh sma gue di RS.
| Lo info ke yg lain

You
Oksip |
Read

Junkyu yang sedang meminum smoothie rasa mangga di Prince Café meletakkan kembali ponselnya di atas meja.

Sesaat, Junkyu blank. Memangnya tiga orang itu diapakan Hwall, hingga berlari ke rumah sakit? Pikirnya.

Tapi ia kembali teringat oleh Heejin dan kakak kelasnya yang masih dirawat di sana.

"Oh, mungkin mau jenguk." Gumamnnya dengan bodoh.

Junkyu mengambil ponselnya lagi untuk menghubungi teman-temannya yang lain. Agar tidak usah mencari orang-orang itu nantinya.

Kwangya ada dimana?

You
Karina, Yeji sma Yiren
lagi otw RS bareng Hwall |

Hyunjin
| Gue nyusul yg ke Somi
| Mau berburu Haechan hutan

You
Oh |


Eric
| Kok bisa sama lo @Hwall?

Hwall
| Tdi ketemu di dragon.
| Karina sma Heejin mau
n

gawasin Yiren dri RS.
| Tiga orang tdi org babunya
Yiren

Felix
| Trus Yiren ada dimana?

Soobin
| Di tempat gue pren.
| Keren banget. Kita yg ngejebak,
kita yg kejebak

Jinyoung
| Dia licik

Junkyu yang tadinya ingin mereplay pesan Soobin terdiam. Junkyu dan yang lain sudah tahu kalau Yiren adalah manusia yang licik.

Tapi apakah selicik yang ada di pikirannya? Ah, semoga tidak.

"Kyu. Ngapain bengong?"

Junkyu tersentak kecil ketika merasa ada seseorang yang mengajaknya bicara.

"Hah? Ngagetin aja lo, Yoshi." Desisnya sedikit kesal karena orang yang ia panggil Yoshi tadi membuatnya kaget.

"Ya maap."

Mari kita beralih pada orang-orang yang masih mengurus Somi di gedung tua dalam hutan kota.

Ada Somi yang sedang mengikat tangan-kaki Yiren dengan tali, dibantu dengan Haechan yang memegang Yiren agar tidak bisa berontak.

"Bangsat!"

Bugh!

Soobin mengusap dahunya yang sedikit berkeringat akibat menumbangkan salah satu orang suruhan Yiren.

"Si-alan lo—"

Kalimat Yiren tersela oleh decakan kecil yang berasal dari mulut Haechan. "Jangan ngigo! Disini gak ada yang namanya Alan!" Katanya, seraya memasang wajah aneh.

"Terus gimana bawanya?" Tanya Yoonbin mengalihkan topik. Ia melirik ke arah Yiren yang sudah diikat tangan kakinya.

Somi berdecak sebal, "ya tinggal angkat aja kak, itu setannya." Ucapnya santai.

Ketiga remaja itu melotot. "Najis." Cerca Yoonbin bergidik.

Berbeda dengan Haechan yang menggaruk kepalanya bingung. "Mau gimana emang?"

"Seret," celetuk Soobin tiba-tiba.

"Lalala~"

Tap
Tap
Tap

Keadaan langsung menghening. Apakah masih ada orang lagi di gedung ini? Melelahkan sekali rasanya.

Krieet...

Lima orang yang ada di dalam ruangan menoleh ke arah pintu yang semulanya terbuka sedikit.

Menampilkan sosok yang memakai hoodie serta topi hitam yang menutupi wajahnya.

"Mengheningkan cipta, mulai."

Semua tersentak kaget ketika mendengar suaranya. "Bantu seret," titah Yoonbin dengan cepat.

Orang itu langsung mendelik, "dih, apa banget. Gue baru dateng malah disuruh-suruh."

Selekas menjulid, dia menghampiri Yiren yang— sepertinya —sudah pasrah dengan keadaan. Lalu mendekatkan kepalanya ke telinga Yiren.

"Makanya, jangan sok-sokan. Gini kan jadinya, hihi..."













































"Felix, apa aja yang udah kekumpul?"

Felix berdiri dari duduknya dan menghampiri meja belajar yang rapi. Diatasnya ada sekumpul barang bukti untuk kasus ini.

"Nih, liat aja."

Sunwoo mengambil amplop coklat yang berukuran sedang. Membukanya dengan santai dan melihat-lihat isi amplop tersebut.

Betewe, itu bukan amplop duit ya. Amplop yang suka dipake buat ngelamar kerja. Apasi namanya?

"Yang dorong Heejin tuh, Yiren?" Gumam Sunwoo pelan bermonolog saat matanya menangkap beberapa foto yang sudah dicetak.

"Foto, flashdisk, jam tangan, sama... kain? Eh?"

"Ati-ati Sun, kain bekas pocong itu lho..."

Who? | 00 Line ✔Where stories live. Discover now