28. stubborn

29.1K 2.9K 454
                                    

(!) Typo bertebaran

Jaemin menghampiri Jeno yang sedang bersantai dengan secangkir kopi.

Melihat langit malam yang sedikit berbintang, ntahlah kayaknya makin kesini bintang-bintang terlihat lebih sedikit dan jarang, atau bahkan hanya terlihat satu atau dua saja.

"Mas, melamun aja!!!" ujar Jaemin lantas ikut duduk disamping Jeno, mereka berdua sedang berada di balkon kamar.

Menerima kehadiran Jaemin disana, Jeno tersenyum.

"Lagi liatin bintang" ucap Jeno.

Jaemin mengernyitkan dahi nya, ia mengamati langit yang sepertinya tidak terlihat bintang disana.

"Gak ada bintang mas, ada bulan doang tuh" Jaemin menunjuk bulan yang terlihat indah malam itu.

Jeno melirik Jaemin yang sedang asik memperhatikan bulan "Ada, bintangnya bersinar banget... masa kamu nggak liat?" 

Jaemin menatap Jeno "Mana, nggak ada!!" ujar Jaemin, dia menunjuk langit dan Jeno langsung mengecup bibir Jaemin membuat cowok manis itu terdiam "Kamu bintangnya, bintang paling bersinar dihidup mas!!!" 

Jaemin berdecih lantas menyenderkan kepala nya di bahu lebar Jeno, ia mengelus perutnya yang masih belum terlalu besar "Kita namain anak kita siapa ya mas?"

"Jie Lee?" 

"Sehun"

"Chanyeol?"

"Chen dol lee?"

"Anak kita cowok atau cewek ya?"

Jaemin mengedikkan bahu nya, ia juga belum tau anaknya bakal cewek atau cowok.

"Duh nana pusing mikirin nama anak kita" Jaemin mengeluh, memegang kepalanya yang etrasa pusing.

Jeno berdiri lalu menuntun Jaemin untuk berdiri "Mau kemana?" tanya Jaemin, pasalnya Jeno belum menghabiskan kopi nya dan pembahasan soal nama anaknya pun belum selesai.

Tapi hari sudah begitu malam membuat Jeno terpaksa membawa Jaemin ke dalam rumah "Gak baik angin malam, kita lanjut di kamar aja" jawab Jeno.

Jaemin mengangguk lalu merentangkan kedua tangannya, Jeno mengernyitkan dahi sebelum tertawa kecil setelah membaca ekspresi Jaemin.

"Yang mau digendong ini bundanya atau dedeknya?" canda Jeno sambil mengelus perut Jaemin.

Yang muda mencium pipi yang lebih tua "Dua-dua nya, ayo cepet gendong bunda" 

Nggak pakai lama Jeno menggendong Jaemin ala bridal style, kedua tangan Jaemin melingkar sempurna di leher Jeno, ia tertawa bahagia mengamati wajah Jeno sedekat itu, suami nya terlihat sangat tampan dan berwibawa, Jaemin mencintainya.

Jeno pun tak berhenti tersenyum, sesekali melirik ke wajah Jaemin yang berseri-seri "Kamu tambah berat aja ya dek!" keluh Jeno, Jaemin cemberut "Namanya juga berbadan dua, nggak usah ngeluh mas... cuma gendong aku sebentar doang, ini aku bawa dedek didalam perut sembilan bulan lho." 

Dibuat terdiam, Jaemin nggak ada salahnya. Jeno mau membantah pun nggak bisa karna kenyataannya begitu.

(*)

Jeno sudah berangkat kerja, Jaemin bingung harus ngapain di rumah, ia sedang ambil cuti kuliah selama hamil dan itu kemauan Jeno karna demi kebaikan Jaemin katanya.

Hari ini Jaemin sudah memasak, membuat cake, bereksperimen membuat cita rasa baru, menonton drama korea, rebahan, dan kini ia bingung apalagi yang harus ia lakukan jadi Jaemin memilih untuk keluar mencari udara segar.

My Husband | Nomin (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang