"Baik Bi, terima kasih."

Setelah memberikan alamat rumah sakit tempat Jihoon berada, Sejeong langsung pergi ke rumah sakit tersebut. Lalu dijalan, ia sempat membelikan Jihoon hadiah dan kue tar untuk ulang tahunnya malam ini.

**********

Sekitar lima belas menit-an, Sejeong sampai di rumah sakit. Setelah mengetahui di kamar dan lantai berapa Jihoon berada, Sejeong langsung menuju kesana.

"Lantai lima, kamar nomor lima belas," gumam Sejeong sembari menekan tombol nomor lima begitu ia masuk ke lift.

Sampai di lantai nomor lima, Sejeong mencari kamar nomor lima belas. Sampai dikamar nomor lima belas, Sejeong melihat kedalam dari kaca yang menempel di pintu.

Jihoon, bocah itu duduk dikasurnya sambil menangis menutup wajahnya dengan telapak tangannya. Sejeong pun tidak melihat siapa-siapa di dalam, apalagi Jimin.

Sejeong membuka pintu perlahan. Karena suara knop pintu, atensi bocah itu beralih ke arah pintu.

"IBU!"

Jihoon turun dari kasurnya lalu berlari ke pelukan Sejeong yang bertumpu pada lututnya dan memeluk erat Jihoon sembari menenangkan anak itu yang menangis kencang.

"Hey sudah, jangan menangis lagi ya. Ibu disini, ada bersama Jihoon."

Anak itu membalas dengan menganggukkan kepalanya namun masih saja menangis sesegukan. Sejeong meninggalkan barang bawaannya dilantai, menutup pintu kamar lalu menggendong Jihoon ke kasurnya. Mendudukan anak itu lalu melepas pelukannya.

"Ibu kemana saja? Kenapa pergi tinggal Jihoon sendiri lagi?"

"Maaf, Ibu ada sedikit urusan jadi pergi meninggalkan Jihoon sebentar. Maaf, ya?"

"Asal Ibu sudah kembali, Jihoon tak apa."

Sejeong berjalan mengambil barang bawaan yang ia taruh dilantai tadi. Mengambil tas hadiah dan kue Tar dari dalam tas belanjaan.

"Jihoon, selamat ulang tahun!" Ayo dibuka hadiahnya!"

Senyuman bocah itu terpatri di wajah tampannya. Dengan antusias, Jihoon membuka bungkus kado bermotif itu dengan semangat.

"Woah, ini mainan yang Jihoon inginkan kemarin!"

"Benarkah? Apa Jihoon suka?"

"Suka, sukaaaaa sekali. Terima kasih banyak, Ibu!"

"Kalau begitu, ayo makan kuenya. Ibu akan potong untuk Jihoon."

Sejeong memotong sebagian kecil untuk Jihoon dan menyuapinya. Anak itu memakan kuenya dengan lahap.

Pukul menunjukkan hampir jam dua belas malam, namun Sejeong tidak mendapatkan keberadaan Jimin.

"Jihoon, dimana Ayah?" Tanya Sejeong ragu.

"Ayah? Entahlah, Ayah tidak ada datang seharian ini. Ayah juga lupa hari ulang tahun Jihoon."

Jimin sialan!

Setelah menidurkan Jihoon, Sejeong menghubungi Bibi Han dan menanyakan keberadaan Jimin. Bibi Han mengatakan Jimin pulang dengan keadaan mabuk berat dan marah besar.

Love Under the Rain | END ✔Where stories live. Discover now