"Sungchan, Mark?!"
alih-alih menggubris, Sungchan justru mempercepat langkahnya menuju lift.
"Sungchan!" Taeyong menahan lengan putra bungsunya hingga berhenti melangkah masuk lift, "kamu kenapa tidak menjemput Junyi?"
Mark terdiam ditempat melihat rahang Sungchan mengeras disertai tatap nyalang saat berbalik mengahadap Taeyong, ia teringat kejadian tadi saat Sungchan menghajar habis anggota yang bertugas menjaga keamanan gudang senjata yang dibobol.
"lepas, bu."
"kamu kemana saja? dari tadi bubu telpon kamu bahkan sekretaris Mark bilang kalauㅡ"
srakkk
"Sungchan!" pekik Taeyong saat terhuyung kebelakang karena tangannya ditepis Sungchan, untung dengan cekatan Mark menahan tubuhnya.
ting!
"berhenti menggunakan nada tinggi padaku!"
dugkhhh
tubuh Sungchan jatuh berlutut didepan Taeyong.
Taeyong sendiri terlonjak kaget melihat pelaku yang menendang SungchanㅡJaehyun berdiri tepat dibelakang Sungchan sejak saat bertepatan bentakan Sungchan bersamaan juga pintu lift terbuka tanpa mereka sadari.
Mark ikut meringis seakan merasakan nyeri, oh ayolah yang ditendang Jaehyun itu pungung Sungchan.
Jaehyun menarik kemeja Sungchan dengan cara tidak elit. "Apa kamu sadar siapa yang kamu bentak?" tanyanya tajam.
Sungchan tak bergeming dari cekalan Jaehyun karena ia tau akan apa yang terjadi selanjutnya.
bugkhh
satu pukulan telak mengenai perut Sungchan hingga bungsu Jung itu tersungkur.
"Jaehyun!" teriak Taeyong bagai angin lalu, Jaehyun kini berjongkok didepan Sungchan sembari mencengkram kasar rahang si anak.
"daㅡ"
"saya tidak pernah mengajari kamu berteriak pada bubu meskipun kamu dalam kondisi kacau, Jung Sungchan!" suara rendah dan tegas itu menyapa indra pendengaran Sungchan, "mau seiblis apapun kamu diluar sana tapi kamu harus menjaga sikap didepan istri saya!"
brughh
"camkan satu hal itu, Sungchan." terka Jaehyun diselingi tendangan dibagian perut Sungchan.
"bubu, ayo!"
"Jaeㅡ"
cekatan tangan Jaehyun terlebih dulu menarik tubuh Taeyong tuk masuk ke dalam lift sebelum istrinya itu menangisi Sungchan.
Mark mendekati Sungchan yang benar-benar kacau, ia tak tau jika seberdampak ini urusan markas pada benak Sungchan. "Chaㅡ"
"tidak perlu, hyung." sambar Sungchan cepat sebelum memaksakan tubuhnya untuk berdiri sendiri. Jujur saja, luka memar dipungungnya kembali sakit karena ditambah dengan tendangan bukan main dibagian perutnya.
ㅡhow to share?ㅡ
"kamu pulang saja, dia tidak akan langsung sadar."
Renjun masih diam.
"dia tidak akan mati jika kamu pulang, Renjun." Jaemin masih sabar, ini sudah sore bahkan menjelang malam tapi Renjun masih dengan kukuh menunggu Yiren sampai sadar.
"?!" Renjun noleh kearah Jaemin dengan tatapan nyalang sinis, "kau itu dokter tapi kalau berbicara tidak seperti dokter."
gelar kan tidak mempengaruhi cara bicara.. tutur Jaemin dalam batin
YOU ARE READING
2. How to share?
Fanfiction"Aku hanya belajar berbagi tapi tidak ada niat untuk berbagi." Semua berawal dari perintah Taeyong pada ke empat anak laki lakinya untuk berbagi apapun pada sang adik maupun sang kakak. Namun, kalimat itu disalah konsep kan oleh si sulung, Mark. Mem...
