Chapter 1 : Lelucon Gila

41 6 0
                                    

Malam telah datang entah sejak kapan, mungkin aku terlalu fokus menyelesaikan gambar wajahnya. Yah meskipun tempat sampah di kamarku penuh oleh lembaran-lembaran kertas yang berubah menjadi bola akibat kegagalan.

Aku hanya seorang gadis biasa yang terlalu menyukai atau mencintai bahkan mungkin terobsesi dengan seorang tokoh dari film Alice in Wonderland dan Alice Through the Looking Glass.

Kau tahu? Aku sudah menonton keduanya lebih dari tiga kali, ah mungkin lebih banyak dari yang kuingat.

Saat pertama kali menonton dua film itu, aku hanya tertarik karena latar waktunya yang berada di Abad pertengahan. Tapi ketika menonton untuk yang kedua kalinya hingga yang keempat kalinya, aku sadar jika aku terlalu menyukai sosok Mad Hatter.

Mungkin ini aneh dan tidak normal, tapi banyak yang juga menyukainya kok.

Jika tidak ada dia, mungkin Alice di film yang pertama akan mengalami kesulitan yang lebih panjang dan pada hari Frabjous mungkin pihak White Queen bisa saja mendapat kekalahan. Dan sequel filmnya tidak akan ada.

Ah iya, jika diperhatikan di akhir kedua film tersebut Mad Hatter sudah mengajak Alice untuk tinggal bersama di Wonderland, tapi sayang sekali Alice menolak dua kali ajakannya.

Kasihan...

Jika aku ada di posisi Alice, mungkin aku akan setuju saat itu juga. Tapi bagaimanapun itu adalah takdir yang mereka pilih. Ingin rasanya aku menghiburnya, mengatakan bahwa aku selalu ada di belakangnya dan siap menopangnya kapanpun ia membutuhkan.

Tapi bagaimana aku bisa mengatakannya, sedangkan ia sendiri tidaklah nyata.

Aku merasakan setetes air jatuh di tanganku, itu adalah air mataku. Ah, lagi-lagi aku menjadi melankolis saat menyadari kenyataan bahwa ia memang tidak nyata.

Mungkin ini tidak masuk akal dan terdengar gila, tapi aku benar-benar menyukainya. Aku selalu berandai-andai jika mereka semua adalah nyata, dan aku bisa bertemu dengannya meski hanya sebentar.

Aku tidak mau menangis lebih dari ini, jadi aku membereskan semuanya dan beranjak ke tempat tidur sambil berharap ia muncul di mimpiku.

ᕦᕤ

Aku merasakan hawa dingin yang menyapu wajah, dan suara-suara asing yang mengganggu juga kasur yang menjadi sangat keras dan itu sangat tidak nyaman. Siapa orang gila yang menyelinap ke apartemenku dan memainkan lelucon gila dengan memindahkanku?

Tapi aku tidak punya riwayat tidur berjalan, dan tidak punya teman, juga Bibi pemilik gedung juga tak mungkin melakukan hal konyol seperti ini.

Jika benar aku diculik, apa untungnya bagi para penculik?

Akhirnya aku memutuskan untuk membuka mataku, tentu saja dengan perasaan campur aduk.

Tapi hei, ini dimana?

Aku merasa seperti familiar dengan tempat ini, seakan-akan aku sudah sering melihat tempat ini. Tapi dimana?

Aku terbangun diantara puing puing bangunan, dan terlihat lapangan yang sangat luas dengan motif catur.

Ah...

Sedetik kemudian aku merasa dunia di depanku berputar, aku menutup mulutku karena merasa sangat kaget, ketika mengingat tempat apa ini.

ᕦᕤ

Jangan berhenti untuk bermimpi dan semangatlah menjalani hidup. Karena hidup punya jalannya sendiri untuk berjalan.

I'm Not Your Alice, but I Love You Where stories live. Discover now