Second Time [Maybe We Need A Break Sequel]

832 26 0
                                    

BGM : raisa - kali kedua

.

.

.

Jika wangimu saja bisa
Memindahkan duniaku
Maka cintamu pasti bisa
Mengubah jalan hidupku

***

Hujan deras membasahi bumi di waktu senja mulai menampaki keberadaannya. Orang berlalu-lalang dibawah payung yang mereka bawa untuk melindungi tubuh dari basah. Segelas americano hangat sangat cocok untuk cuaca yang dingin itu. Maka disinilah Wonwoo, dengan wajah yang serius menyeruput kopi panasnya tanpa mengalihkan pandangan dari layar pipih di depannya. Matanya sibuk menelaah beberapa kalimat yang sedang ia sunting. Sel-sel otaknya bekerja untuk menelaah kata per kata yang ia baca. Proyek terakhirnya di musim panas tahun ini dan liburan musim gugur menanti dirinya.

Ia menengakkan tubuhnya, menarik semua otot-otot tegang karena duduk terlalu lama. Paragraf terakhir dan pekerjaannya selesai hari ini berikut dengan kopinya. Wonwoo mematikan tabletnya dan meletakannya sembarang. Tubuhnya bersandar dengan wajah menengadah pada bantalan sofa cafe. Wajahnya yang semakin dewasa menampakkan kelelahan karena tumpukan berkas penulis yang memenuhi musim panasnya. Dimana semua orang akan berlibur ke pantai atau berjalan-jalan ke Lotte World bersama kekasih dan membuat kenangan indah disana.

Ah, iya. Wonwoo tidak punya kekasih.

Sudah tiga tahun ini, ia tidak memikirkan bagaimana rasanya jatuh cinta. Jika bisa dibilang, ia masih terbiasa dengan keadaannya yang terpuruk. Cinta yang terpaksa ia selesaikan dengan perasaan yang masih mengambang tenang di atas permukaan air. Semua keegoisan itu terbesit di otaknya ketika ia menutup mata. Merasakan hembusan angin dan percikan air yang melewati jendela cafe. Dingin seperti egonya, dan ia ingin kehangatan yang diberikan oleh suasana cafe itu. Tapi tidak ada lagi untuk sekarang.

Ia kembali menarik tubuhnya. Tangannya terangkat untuk memanggil pelayan yang tak jauh dari tempatnya singgah. Memesan hot americano ke dua kalinya. Ia tidak akan bisa tidur malam ini, bukan hanya karena segelas americano tapi juga karena sosok yang sekarang memasuki cafe.

KLING KLING

Lonceng cafe menarik perhatiannya. Pupil matanya melebar kala melihat sosok jangkung yang ia rindukan. Sosok yang membuat perasaannya mengambang bebas di permukaan lautan luas. Sosok yang membuat egonya kembali ingin memeluk hangat tubuh besar itu. Mingyu, yang berpegangan tangan dengan seorang pria ramping yang tidak ia kenal.

'Dia sudah punya penggantiku?' batinnya.

Ia menundukkan wajahnya dengan sudut mata yang masih bisa mengekor pada dua insan yang kini duduk tak jauh dari tempatnya. Dadanya sesak, bibirnya terkulum menahan air mata yang mendesak keluar. Perih dan sakit menjadi satu, melihat mantan kekasihnya tersenyum pada wajah manis di depannya. Kekasih barunya itu.

Mereka tertawa, saling melempar lelucon yang dulu miliknya. Saling menanyakan keadaan yang dulu menjadi kebiasaannya. Berpengangan tangan dan menyalurkan kehangatan seperti yang dilakukan oleh Mingyu pada dirinya. Dulu. Tidak untuknya saat ini.

Tangannya mengepal, air matanya yang kini tak tertahan mengalir melewati pelupuknya. Wonwoo menunduk menghilangkan jejak itu ketika mata mereka bertemu. Mingyu menyadari dirinya dari jauh. Ia mengemasi peralatannya dan melupakan kopinya yang baru saja tiba. Kaki kurusnya melangkah keluar, yang bahkan sangat menyakitkan ketika harus melewati dua insan itu.

Ia sangat bersyukur ketika hujan itu menghapus semua kesedihannya. Menyamarkan air mata yang kini mengalir melalui pipinya. Dadanya sangat sesak dan hanya berharap bisa diselesaikan dengan menepuknya keras. Tapi tidak bisa, semua rasa sakit itu, tawa yang dulu miliknya, tatapan yang dulu hanya untuknya – sudah tak lagi bisa ia miliki.

LIVING WITH MEANIE | ONESHOT STORIESWhere stories live. Discover now