Chapter 6

459 49 23
                                    

╔.★. .═══════════╗
Selamat membaca
╚═══════════. .★.╝


"Halo teman-teman ku"

"Adhit, lama kali"

"Ya maaf, rame benar antriannya"

"Duduk dulu dhit"

Adhit, patner dari Nelson pun segera duduk di samping Moend. Ia memerhatikan wajah Mefelz yang damai, tapi

"Dia pasti mengalami hal berat, aku bisa melihat nya dari wajah nya, dan merasakannya" Ucap Adhit

"Kamu membaca ekspresi lagi" Tanya Nelson

"Iya, dan aku rasa dia punya perasaan spesial terhadap seseorang selain perasaan gelisah dan lelah nya" Nelson dan Moend pun mengerutkan dahi mereka

"Maksud mu, dia sedang menyukai seseorang kah" Tebak Nelson

"Iya, dia sangat menyukai nya" Adhit tersenyum penuh arti ke pada Moend sambil mengelus kepala Mefelz dengan lembut

'Maksud Adhit, apa. Aku tak mengerti, tapi melihat senyuman nya yang mengarah ke aku, berarti. Tidak mungkin, yang benar saja, aku tak yakin Mefelz menyukai ku' batin Moend

"Nelson, jangan makan semuanya. Tinggalkan untuk Mefelz, kau ini" Adhit menjewer telinga Nelson, membuat si empu memekik kesakitan

"Jangan"

Moend, Adhit dan Nelson terkejut dengan suara yang berasal dari Mefelz. Mereka mengira Mefelz terbangun, tapi matanya masih tertutup

"Ja-jangan, jangan ambil mereka, hiks. Kumohon, jangan bunuh mereka, bunuh saja aku"

"Mefelz nampaknya mengigau" Ucap Nelson

"Felz, bangun. Hey, bangun tenang lah, tidak ada yang di bunuh" Moend langsung memeluk Mefelz sambil membangunkan nya.

Mefelz yang mendengar suara Moend dan merasakan guncangan, segera bangun dan hal pertama yang ia lihat, wajah khawatir Moend. Tapi bukan itu masalahnya, masalahnya adalah wajah mereka terlalu dekat

"Felz, kamu ngak papa, kamu mimpi buruk ya" Ucap Moend khawatir, Mefelz langsung menundukkan kepalanya sambil mengiyakan perkataan Moend

"Hushh, itu hanya bunga tidur, gak akan terjadi kok. Ada aku, aku selalu ada di samping kamu, bersama kamu. Aku janji gak ninggalin kamu, mengerti" Mefelz menatap Moend lalu mengangguk pelan

"Ekhm, hay Mefelz aku Nelson, maaf tadi ngak sengaja menabrak kamu. Aku temannya Moend" Ucap Nelson

"Aku Adhit, patner nya Nelson, temannya Moend jugak" Ucap Adhit

"Eum, iya aku Mefelz, ngak papa lagi pula kamu ngak sengaja. Aku yang salah, soalnya tadi aku melihat seseorang yang mirip sama Emon, makanya aku berjalan ngak lihat dulu"

"Kamu lihat Emon" Tanya Moend terkejut

"Iya" Mefelz turun dari pangkuan Moend, lalu duduk di samping Nelson, itu membuat Moend memasang tatapan tajam ke arah Nelson

Nelson yang ditatap pun hanya pura-pura tak tahu, sedangkan Adhit hanya tertawa dalam diam agar Mefelz tak kebingungan dan bertanya mereka kenapa

"Tapi, aku kehilangannya, gak sempat ngejar dia, aku udah pingsan duluan" Ucap Mefelz

"Ngak papa felz, pasti ketemu kok kalau di cari bersama-sama" Ucap Nelson sambil mengelus kepala Mefelz, Moend melihatnya, tapi hanya diam

'Nelson, geser tangan mu, atau kamu akan mendapatkan balasannya ' Moend menggunakan telepati

'Tak nak, takutnya aku ' balas Nelson

"Felz, kamu imut deh apalagi pas kamu makan gitu, boleh kupegang gak pipi kamu" Ucap Nelson, Adhit hanya bisa menahan tawa nya, sungguh wajah Moend tampak menyeramkan. Mefelz yang tak peka dengan aura Moend mengiyakan permintaan Nelson

Nelson pun memegang, menarik dan mengelus pipi Mefelz dengan lembut. Awalnya ia hanya ingin memanasi Moend, tapi karena menyenangkan, membuat Nelson keterusan. Adhit pun segera menghentikan nya, tapi tak berhasil, Mefelz hanya menikmatinya tanpa risih

Moend yang sudah menahannya dari tadi, ia pun akan mengambil Mefelz, namun sebuah serangan datang entah dari mana yang mengarah ke mereka. Nelson langsung membuat pelindung

Semua orang yang ada di pasar malam tersebut terkejut dan segera belarian mencari tempat perlindungan

"Sial, siapa yang menyerang di saat seperti ini" Ucap Moend sambil mengeluarkan tongkat sihirnya

"Mefelz menghilang-!!!" Teriakan Adhit, membuat Nelson dan Moend terkejut

"MOEND TOLONG" Teriakan Mefelz, membuat mereka terkejut dan mencari sumber suara nya

"Dia, bukannya" Ucap Nelson tidak percaya dengan apa yang ia lihat

"Itu bukannya, ngak mungkin kan" Adhit menggelengkan kepalanya

"Kalian, Nightd, Corazon, Reza dan Opang" Ucap Moend pelan

Tbc qaqa (◍•ᴗ•◍)Terimakasih sudah maumampir dan membaca cerita athu (♡´▽'♡)Tunggu chapter selanjutnya qaqa (≡^∇^≡)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc qaqa (◍•ᴗ•◍)
Terimakasih sudah mau
mampir dan membaca cerita athu (♡´▽'♡)
Tunggu chapter selanjutnya qaqa (≡^∇^≡)

Saranghaeyo ♡ aishiteru

My Cloud {Ongoing}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang