Chapter 2

1K 86 17
                                    

╔.★. .═══════════╗
Selamat membaca
╚═══════════. .★.╝



"Akh"

Mefelz terbangun dari tidurnya perlahan bangun dan bersandar, ia melihat sekeliling. Ia merasa asing dengan tempatnya sekarang

"Aku dimana ya" Monolog Mefelz

Tiba-tiba Mefelz teringat kejadian itu, Mefelz pun seketika menangis dengan kencang. Memaki dirinya sendiri atas kejadian tersebut, ia merasa tak berguna dan merasa dia pembawa malapetaka.

"Hiks Rozen, Shan, hiks Shin, Uwik. Hiks kalian dimana, hiks maaf kan aku, hiks maaf" Mefelz menangis sejadi-jadinya dan mejambak rambut sendiri, memukul kepalanya sambil terus berkata bodoh

"Kau tak bersalah, Felz"

Seseorang datang dengan tangan nya yang berisi nampan, ia meletakkan nampan tersebut di meja dan duduk di samping Mefelz lalu memeluknya dengan erat. Menenangkan Mefelz

"Menangis lah, tidak apa-apa kok. Aku Moend, orang yang di utus Rozen untuk menjagamu" Ucap Moend memperkenalkan diri nya, sedangkan Mefelz hanya mendengarkan nya sambil memeluk Moend dengan erat dan kembali menangis

Setelah beberapa lama, akhirnya Mefelz tenang. Ia duduk di kasur sambil memperhatikan Moend yang menggantikan perbannya, entah mengapa ada rasa hangat di hati nya. Nampaknya Mefelz mengalami jatuh cinta pada pandangan pertama

"Nah, sekarang kamu makan Felz. Soalnya kamu pingsan salama lima hari. Pasti kamu kelaparan, iya kan" Ucap Moend

"Hm, iya. Aku sangat lapar" Ucap Mefelz sambil mengangguk membuat Moend tertawa akan keimutan Mefelz

"Kenapa ketawa, aku serius" Ucap Mefelz

"Maaf, habis kamu imut. Nih aku buatin sup jamur dan cokelat panas" Ucap Moend sambil mengambil sup tersebut dan menyuapi Mefelz

Mefelz mengahabiskan sup dan minumannya, Moend pun menyuruh Mefelz untuk beristirahat. Setelah Mefelz tertidur, Moend pun menyelimutinya lalu pergi ke luar

"Hei, keluar lah" Ucap Moend

"Bagaimana, apakah dia baik-baik saja"

"Dia baik kok, walaupun nampaknya dia trauma dengan kejadian itu"

"Begitu ya, aku akan melaporkan padanya"

"Terimakasih, hati-hati di jalan"

"Tentu"

Setelah berbicara dengan orang misterius tersebut, Moend masuk kedalam menyiapkan makan malam

Setelah seminggu Mefelz tinggal dengan Moend, seminggu juga ia merasakan perasaan aneh yang menjagal di hatinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah seminggu Mefelz tinggal dengan Moend, seminggu juga ia merasakan perasaan aneh yang menjagal di hatinya. Semua perlakuan yang Moend berikan kepadanya, membuat Mefelz merasa di lindungi. Moend selalu melakukan apapun kepadanya dengan lembut, takut akan menyakiti nya

Mefelz berusaha untuk menepis perasaan yang menjagal di hatinya tersebut, namun semakin ia coba maka makin besar perasaan tersebut. Ia tak bisa, apalagi perlakuan Moend. Seperti hari ini, Mefelz melihat pohon jeruk di depan rumah Moend. Ia ingin sekali mencobanya, jadi ia pun berjalan agak pelan. Karena nyata nya efek dari kekuatan nya merusak beberapa saraf di tubuh nya, bahkan otot-otot nya juga tak bisa digerakkan. Walaupun begitu, Mefelz tak pernah mengeluh sakit, agar Moend tak khawatir

"Akh, ya ampun. Ayolah, kenapa pohonnya dekat loh" Mefelz memaksakan kakinya untuk berjalan, dan yah akibatnya ia pun terjatuh

"Mefelz, ya ampun" Moend yang kebetulan baru pulang dari pasar, segera berlari menolong Mefelz

"Kamu, kenapa berjalan. Aku kan bilang duduk aja, jangan berjalan ke luar. Ini akibat ngak mau dengarin" Moend pun menggendong Mefelz ala bridal stely dan meletakkannya di kursi teras rumah

"Maaf Moend, aku cuman ingin jeruk itu" Ucap Mefelz sambil menunjuk pohon jeruk tersebut

"Ouh. Tapi kamu kan bisa tunggu aku pulang, biar aku yang ambilin" Ucap Moend sambil memeriksa kaki Mefelz. Walaupun Moend tidak memiliki sihir medis, tapi pengetahuan nya tentang medis cukup luas

"Untung kaki mu tidak bertambah parah. Ya udah, aku akak mengambil kan jeruk untuk mu. Jangan bergerak, okeh" Moend pun langsung berjalan ke arah pohon jeruk, lalu mengambil beberapa buah jeruk dan berjalan kembali ke Mefelz

"Nah ini jeruknya, lain kali kalau kami ingin sesuatu bilang ke aku. Mengerti? " Ucap Moend sambil mengupas jeruk tersebut, sedangkan Mefelz menganggukkan kepalanya

"Nah, makan yang banyak" Moend memberikan jeruk tersebut dan mengelus kepala Mefelz, si empu merona

"Makasih Moend" Ucap Mefelz sambil tersenyum

"Hm, sama-sama" Jawab Moend

Cup

Mefelz seketika terkejut dengan suatu hal yang berusaha terjadi. Moend mencium bibirnya, tolong diingat!!. Moend mencium bibir nya, seketika jantung Mefelz tak aman lagi

"Aku kedalam dulu, mau masak untuk makan malam. Kalau kamu ingin kedalam panggil aku, oke" Ucap Moend pergi kedalam meninggalkan Mefelz dengan wajahnya yang merona hebat

Setelah kepergian Moend, Mefelz menyentuh bibir nya yang barusan dicium

"Rasanya menyenangkan" Ucap Mefelz sambil tersenyum dan menyentuh bibir nya

"Rasanya menyenangkan" Ucap Mefelz sambil tersenyum dan menyentuh bibir nya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Bibirnya manis juga, jadi ketagihan" Ucap Moend sambil bersmirk


Tbc qaqa (◍•ᴗ•◍)
Terimakasih sudah mau
mampir dan membaca cerita athu (♡´▽'♡)
Tunggu chapter selanjutnya qaqa (≡^∇^≡)

Saranghaeyo ♡ aishiteru

My Cloud {Ongoing}Where stories live. Discover now