Chapther 16 || Di Jadikan Ratu

145 44 2
                                    

Bintang nya jangan lupa 🧡Gratis kok gak di pungut biaya wkwkwk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bintang nya jangan lupa 🧡
Gratis kok gak di pungut biaya wkwkwk

-o00o-

Jay menghembuskan nafasnya, Jari-jari nya terus memencet kontak daniel namun tidak ada jawaban yang membuat diri nya benar-benar khawatir. Mata tajam itu melirik jam dengan perasaan cemas, kedua kakinya hanya bermondar mandir sambil menunggu kedatangan daniel.

"Daniel ayo angkat!" guman jay, merasa frustasi.

Laki-laki itu khawatir dengan kondisi daniel yang masih lemah. Daniel seharusnya kembali ke rumah sakit, keadaan nya masih lemah mengingat pagi tadi daniel memaksakan diri nya sendiri untuk bangun dan pergi ke sekolah.

Ceklek...
Pintu Utama rumah daniel terbuka, menampilkan sosok daniel yang sepertinya sedang baik-baik saja.

ah ralat bahkan terlihat sangat baik.

Jay berjalan cepat menghampiri daniel. Raut wajah daniel memang terlihat baik-baik saja tapi keringat di dahinya sedikit memancing kecemasan jay bertambah.

"Dari mana?"

Daniel tersenyum mendengar pertanyaan yang baru saja di lontarkan Jay.

"Apa kau mencemaskan ku?" daniel berujar sambil berjalan menuju sofa panjang di depan televisi.

Daniel duduk, meng-istirahatkan tubuhnya sambil bersandar di sandaran sofa, laki-laki itu juga memejamkan matanya tapi senyumannya tak pernah pudar.

Dahi jay mengerut sedikit merasa aneh dengan sahabatnya itu hanya ikut duduk di samping daniel.

"Kau sebenarnya kemana? bukan kah tadi dokter jimin sudah katakan padamu? kau harus--"

"Aku bersama yoona" Tiga kalimat itu seketika membuat Jay terdiam, dan kali ini jay sadar arti senyuman daniel.

Ternyata habis bersama yoona.

"Apa kau tidak ingin memberitahu yoona?" Tanya jay pelan.

Daniel membuka matanya lalu menggeleng, "Tidak! Aku tidak ingin pacar ku bersedih"

Jay lagi-lagi di buat bungkam, "Pacar?" laki-laki itu memelankan ucapan nya namun masih bisa di dengar dengan baik oleh daniel.

Daniel mengangguk semangat, "Jay-a kau ingat aku pernah mengatakan bahwa jika aku mencintai seseorang aku ingin senja dan dandelion menjadi saksi bahwa aku mencintainya, sore tadi yoona ku ajak ke taman maebongsan untuk melihat senja dan dandelion, kau tau ucapan ku terwujud senja dan dandelion menjadi saksi aku menyatakan cintaku pada yoona"

Jay tersenyum lebar menikmati setiap kata yang di ucapkan daniel dengan penuh semangat.

Ada rasa bahagia tak terkira melihat daniel begitu berantusias juga rasa sakit yang tak mampu jay bohongi.

DEAR DANIEL [END]Where stories live. Discover now