Bab 10 : Perang Batin

758 60 11
                                    

Bab 10: Perang Batin

 

            Aku memiliki rahasia kecil. Rahasia kecil yang tidak penting dan remeh. Bukannya bermaksud menyembunyikannya, tetapi rahasia itu hanya akan membuatku terlihat tidak normal bahkan aneh.

            Siapa yang tahu ternyata rahasia itu bisa berguna di kemudian hari?

            “Gianna, kau tak apa?” tanya Alex heran. Selintas aku bisa melihat kecurigaan di wajahnya melihat dahiku mengernyit karena terkena sinar matahari.

            Vampire tidak seharusnya tahan terhadap sinar matahari. Namun harus kukatakan, aku memang tidak normal. Pertama, pemburu vampire tidak dapat mengenaliku sebagai buruannya. Yang kedua, aku tidak bermasalah dengan sinar matahari.

            Sinar matahari seharusnya melemahkan vampire, membakar tubuh kaum kami secara tak kasat mata, dan lambat laun kami pun mati dalam siksaan itu. Namun, kasusnya agak berbeda untukku. Aku bereksperimen secara diam –diam selama bertahun –tahun dan dapat kukatakan bahwa sinar matahari hanya melemahkanku saja. Butuh waktu berjam –jam dibawah sinar matahari hingga aku mencapai rasa terbakar itu sedangkan kebanyakan vampire bisa mati dalam hitungan menit.

            Namun itu tidak penting. Jika terus –menerus, hal itu akan membuatku kehabisan energi dan cepat kelaparan. Aku tidak pernah mengatakannya pada siapapun karena itu bukan suatu masalah besar.

            Ternyata kemampuan kecil itu telah menyelamatkan nyawaku. Untuk saat ini.

            “Tidak apa –apa,” gerutuku sembari mengangkat tangan untuk menutupi wajahku. Aku sudah lama tidak melihat matahari dan kulit sensitifku merasakan panas matahari berkali –kali lipat dibandingkan manusia biasa. Sangat tidak nyaman. “Bagaimana bisa rumahmu tidak memiliki beranda atau memakai kanopi untuk mencegah sinar matahari langsung masuk ke dalam? Bayangkan jika musim dingin! Salju dan angin akan langsung masuk ke dalam rumah setiap kali kau membuka pintu.”

            Aku melirik Alex dan dapat kulihat secercah kelegaan pada ekspresinya. Aku pikir mungkin selama ini dia memiliki sedikit keraguan mengenai identitasku. Dan aku tahu kecurigaannya sudah benar –benar hilang melihat senyum lebarnya yang menawan.

            Itu melegakan tetapi juga terasa seperti ada yang menghantam perutku. Aku membodohinya dan itu terasa salah.

            Tapi dia yang menyimpulkan sendiri, ingatku dalam hati.

            “Jika kau menyadari, rumah ini juga memiliki banyak jendela yang lebar dan memungkinkan akses sinar matahari untuk masuk ke dalam rumah,” jawabnya sederhana tetapi penuh makna. Aku mengerti maksudnya. Ini jenis rumah yang dibenci oleh vampire.

            “Ini jam berapa?” tanyaku mengalihkan pembicaraan.

            “Jam sembilan pagi.”

            Bagus. Sinar matahari masih belum terlalu terik untukku.

            “Jadi, kita akan kemana?” tanyaku antusias. Yah, meskipun aku bisa merasakan energiku mulai terhisap, tetapi itu lebih baik daripada terkurung dengan makanan menjijikan. Yang mengingatkanku bahwa ini merupakan suatu kesempatan yang baik untuk memperbaiki pencernaanku.

            “Terserah padamu, Tuan Putri.” Untuk mendramatisirnya dia bahkan membungkukkan sedikit badannya. Aku bisa melihat humor dimatanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 08, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The GuardianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang