VII : Corpse

1.9K 385 38
                                    

Begitu tiba di apartemen, suara nyaring terdengar dari balik pintu tebal itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Begitu tiba di apartemen, suara nyaring terdengar dari balik pintu tebal itu.

"Lee Jeno!!"

Terdengar seperti suara Haechan, tapi siapa Lee Jeno?

Keraguan membuatnya berpikir sebentar sehingga pintu terbuka duluan oleh orang lain, awalnya dia mengira itu Haechan, tapi setelah tatapan mereka bertemu Renjun yakin tidak mengenal pria dengan kulit pucat ini.

Pria tinggi dengan tubuh besar, garis rahang yang tajam, serta tatapan dan alis yang tegas, laki-laki bersurai hitam pekat itu menatapnya untuk beberapa detik dengan bola mata kecokelatannya.

Hanya sesaat, pria itu kemudian pergi dengan tergesa-gesa tanpa mempedulikan Renjun yang terbengong di depan apartemennya.

Pintu terbuka lebar, terlihat Haechan berdiri masih dengan wajah kakunya, apa dia sehabis bertengkar? Apa hubungannya dengan pria tadi?

Ah, Renjun menyadari satu hal. "Barusan itu kakakmu?" Renjun baru menyadarinya, jika akan ada keluarga Haechan yang datang berkunjung.

Antara dia datang di waktu yang tepat atau dia datang di waktu yang tidak tepat.

Tatapan kosong Haechan kini beralih pada teman serumahnya. "Renjun, kenapa kau pulang telat?" Sepertinya Renjun tidak bisa mendapat jawaban atas pertanyaannya tadi.

"Ah, tadi aku harus mengerjakan jam piketku,"

Melihat reaksi Haechan, sepertinya laki-laki itu kurang puas dengan jawaban yang diberikan.

"Lalu, aku pergi sebentar dengan kak Mark sebelum pulang ...." Tidak tahu kenapa dia merasa sedang diciduk, walau dia tidak melakukan kesalahan apa pun.

"Mark? Kenapa dia- Ah, sudahlah." Haechan menghela napas dan menyibak rambut depannya sebelum mempersilakan Renjun masuk.

Kenapa dengan Mark hyung?

"Ada apa?"

"Tidak ada, kau tidak terluka 'kan?"

Menyebalkan, kenapa Haechan selalu mengganti topik secara sepihak.

"Tidak ...? Kenapa kau bertanya?" Ucap Renjun menyatukan kedua alisnya.

"Lupakan, pergilah mandi, aku sudah menyiapkan air hangat." Haechan pergi meninggalkannya, menyusun piring-piring baru di atas meja, lagi-lagi dia memiliki alasan untuk tidak menjawab persoalan lawan bicaranya.

Orang-orang akhir-akhir kenapa jadi sangat menyebalkan? Ketidakjelasan Mark hyung dan teman terdekatnya Haechan sungguh membingungkan.

"Oh, baiklah ...." Tapi Renjun terlalu lelah untuk memulai perdebatan, dia memilih untuk membersihkan diri dan tidur untuk menyambut hari melelahkan lainnya.

Tapi, dia melupakan satu hal.

Saat hendak memasuki kamar mandi di ruang tengah, seandainya Haechan tidak menariknya, mungkin dia akan mati.

Mr. Naim [ jaemren ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang