Lembar Satu

276 27 0
                                    

Love Under the Rain 01: Park Jihoon

Rintik hujan mulai membasahi kota Seoul perlahan. Menciptakan gemuruh-gemuruh kecil dimana-mana.

Kepulan awan hitam pekat telah menyelimuti kota Seoul sepenuhnya.

Rasa dingin menghantam tubuh jika saja tidak dibalut dengan jaket tebal yang hangat.

Park Jimin kini sedang terburu-buru menuju ke parkiran. Kabar mengejutkan didapatnya dari maid yang ada dirumahnya.

Park Jihoon, bocah berumur 10 tahun itu kembali mengamuk dikamarnya karena ingin sang Ayah segera pulang.

Ya, Ayah. Park Jimin seorang duda satu anak. Umurnya yang sudah memasuki kepala tiga tidak membuat pesonanya luntur.

Sang istri telah meninggal dunia ketika melahirkan Park Jihoon. Membuat Jimin harus merawat dan membesarkan Jihoon sendiri.

Namun sayangnya, Park Jihoon divonis mengalami penyakit mental sejak umurnya empat tahun.

Park Jimin itu pria yang tangguh.

Yang mampu menjalani kehidupannya, walau sesulit apapun.

Apa yang tengah dibangunnya kini, adalah hasil kerja kerasnya.

Sejak sang Istri meninggal dunia, Park Jimin rasanya tidak ingin lagi mengenal wanita.

Takut tidak bisa menerima anaknya, katanya.

Wajar bila Jimin mengatakan seperti itu.

Dia khawatir pada Jihoon. Namun mungkin Jihoon akan sangat sulit untuk menemukan wanita yang bisa menerima Jihoon.

Dari kecil Jihoon tidak pernah merasakan kasih sayang dari Ibunya.

Beberapa maid yang ada dirumah Jimin sangat memberikan perhatian mereka pada Jihoon.

Namun sayang, Jihoon bukan tipe anak yang bisa berbaur dengan banyak orang.

Jimin pernah memperkenalkan seorang wanita pada Jihoon, dan berakhir anak itu sangat marah kepada Jimin hingga mogok makan empat hari lamanya.

Setelah menceritakan apa yang terjadi pada Jihoon kepada teman wanitanya, wanita itu lantas menghilang besoknya.

Karena apa lagi kalau bukan masalah penyakit Jihoon?

Lantas Jimin sudah menyerah.

Ia tidak ingin lagi memikirkan wanita.

Rasanya sudah cukup bisa dia hanya terfokus pada Jihoon saja.

Saat ini, Jimin sudah berada dirumahnya.

Jimin membuka pintu kamar Jihoon, dan melihat seluruh kamar Jihoon yang sangat berantakan.

Sedangkan Jihoon, anak itu terus menangis kencang.

Pun Jimin segera membawa Jihoon kepelukanya dan menggendongnya menuju kamar Jimin.

Menepuk-nepuk punggung anak itu hingga dia berhenti menangis dan tertidur karena lelah.

Lalu kemudian, Jimin membaringkan tubuh Jihoon perlahan dan menyelimutinya hingga dada.

Jimin kemudian duduk di kursi yang ada di balkon kamarnya. Menatap kota Seoul yang diterangi lampu-lampu dari gedung-gedung tinggi dan lanpu-lampu kendaraan.

Hujan masih rintik-rintik.

Memaksa Jimin untuk masuk kembali ke kamarnya dan istirahat.

Setelah selesai mandi, Jimin berbaring di samping Jihoon yang tampak tidur dengan lelap.

Memperhatikan setiap sudut wajahnya.

Sangat mirip dengan Nam Yuri.

Persis seperti gambaran sang Ibu.

Jimin lantas ikut menarik selimut dan segera tidur, melepas lelah dari pekerjaannya hari ini.



Ga tau namanya siapa, tapi ini gambaran Ibunya Jihoon

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Ga tau namanya siapa, tapi ini gambaran Ibunya Jihoon.

-Ryukanie

Love Under the Rain | END ✔Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin