Reese's POV
Gw sama sekali gak kefikiran kalau Jaemin berani cium gw tepat di bibir gw. Walaupun ciuman itu cuma sekedar nempel doang, tapi tetap saja dia gak bisa kayak gitu ke gw, sahabatnya.
Baru beberapa detik bibir Jaemin menempel di bibir gw, gw langsung mendorong badan Jaemin dan hal itu berhasil membuat gw berjarak darinya.
"LO APAAN ANJENG! NGAPAIN NYIUM GW?" Gw membentaknya tapi respon Jaemin benar-benar tidak terduga.
Laki-laki di depan gw ini malah ketawa cengengesan padahal sekarang gw lagi emosi karena ulahnya.
"Pipi lo merah habis gw cium tuh. Malu ya?" -Jaemin.
Sontak gw memegang kedua pipi gw yang katanya merah. Pipi gw bukannya merah malah terasa panas, padahal cuaca lagi dingin ditambah lagi dengan AC ruangan ini yang suhunya 18°C.
"Bodo ah, gw mau balik. Makin gak bener lo!"
Lagi-lagi Jaemin nahan gw buat gak jadi pergi. "Sorry, Ree. Tadi gw iseng doang mau ngerjain lo. Jangan pergi ya?"
Gw menghela nafas kembali, kenapa gw mudah banget luluh sama manusia satu ini. Dia cuma bilang maaf aja gw udah luluh, harusnya gw marah karena dia udah berani nyium gw mana di bibir pula. Dan seharusnya gw juga marah karena alasan dia cium gw katanya hanya 'iseng'. Bajingan emang.
"Oke."
Final, gw akhirnya nurut lagi sama Jaemin. Gw sebenarnya gak mau juga tinggalin dia sendirian, yang ada nanti dia bawa perempuan lain lagi buat ditidurin.
>>
"Ji, kamu kenal kan sama Jaemin?"
"Kenal kak. Kenapa?"
Pagi ini di kediaman Park Jisung tepatnya di ruang makan, Jisung dan kakak perempuannya bernama Rumi sedang menyantap sarapan bersama. Hanya mereka berdua, karena kedua orang tua mereka sedang berlibur ke Jepang.
"Kamu juga kenal sama Reese?" Tanya Rumi.
"Ya kenal dong kak, kan kita satu tongkrongan."
Park Jisung adalah adik kelas Jaemin dan Reese. Rumi juga merupakan kakak kelas Jisung di sekolah. Bisa dibilang Jisung itu satu geng dengan Jaemin dan Reese. Di dalam geng mereka itu ada Jaemin, Reese, Haechan, Renjun, Jisung, dan Chenle. Jisung dan Chenle itu satu angkatan dan satu kelas juga.
"Kok tumben kakak nanyain kak Jaemin?" Pertanyaan Jisung berhasil membuat Rumi menjadi kikuk.
"G-gak. Cuma nanya aja kok."
"Serius? Kakak dekat ya sama kak Jaemin?" -Jisung.
"Enggak, Ji."
Jisung mengangkat gelas berisi air putih dan meminumnya hingga tersisa setengah.
"Saran aku ya kak, mending kakak jangan ada niat buat dekat sama kak Jaemin. Kak Jaemin itu suka main cewe kak, suka ganti-ganti pasangan buat diajakin one night stand. Prinsipnya sekali pake doang habis itu dibuang. Gak beda jauh lah sama kak Haechan."
Peringatan dari adiknya tersebut membuat Rumi mendadak susah menelan makanan yang ada dimulutnya. Fikirnya, berarti apa yang mereka lakukan semalam itu sudah tidak ada apa-apanya lagi bagi Jaemin. Padahal dalam hatinya Rumi sudah terlanjur suka dan baper sama Jaemin.
"Kok diem sih kak?" Fikiran Rumi yang tadinya bercabang berubah buyar saat Jisung kembali bersuara.
"Kakak gak ngapa-ngapain kan sama kak Jaemin?" Kali ini Jisung memasang mode serius membuat lidah Rumi tambah kelu hanya untuk mengeluarkan suara.
"Jangan bilang kakak semalem pulang telat karna habis main gituan di apartement kak Jaemin?"
Pertanyaan Jisung yang bertubi-tubi semakin membuat Rumi kehabisan kata. Seharusnya Ia tidak bertanya tentang Jaemin pada Jisung sejak tadi.
"Enggak kok, Ji. Semalem kakak pulang telat kan karna habis jalan sama Jaehyun."
Jisung mengangguk saja saat mendengar jawaban dari Rumi. Sejujurnya ada rasa kurang percaya oleh Jisung terhadap kakaknya tersebut, pasalnya Jisung semalam tidak melihat Rumi pulang bersama pacarnya yaitu Jaehyun. Yang Jisung tau, Rumi pulang dengan taxi dan tidak terlihat sama sekali Jaehyun berada di dalam taxi tersebut. Lagian Jaehyun tidak pernah mengantarkan Rumi pulang dengan taxi, laki-laki yang menyandang status sebagai kekasih kakaknya itu selalu membawa kendaraan sendiri.
"Aku habis ini mau ke apart kak Jaemin ya kak." -Jisung.
"Ngapain pagi-pagi kamu udah ke sana?" Rumi terlihat tidak senang.
"Ini kan weekend, biasanya juga kalo lagi weekend kita ngumpul." Ujar Jisung sambil memasukkan ponselnya ke dalam saku celana.
"Harus banget ya di tempat Jaemin?" -Rumi.
"Minggu kemaren udah di tempat Chenle, sekarang gantian tempat kak Jaemin. Kak Reese pasti juga udah di sana, semalem kata kak Jaemin dia ditemenin kak Reese di apart." Jelas sekali Jisung saat ini sedang memancing kakaknya. Dia ingin tau bagaimana reaksi Rumi.
"Reese sering nginep di tempat Jaemin ya?" -Rumi.
"Sering."
"Kira-kira mereka udah ngapain aja ya, Ji?" Jisung tersenyum simpul merasa berhasil memancing Rumi.
"Setau aku mereka gak pernah ngapa-ngapain. Mungkin kak Reese salah satu cewe beruntung yang bisa deket sama kak Jaemin tapi gak pernah diajak tidur. Beda sama cewe-cewe yang udah pernah tidur sama kak Jaemin, mereka gak pernah dekat tapi mau aja gituan."
DEG!
Kalimat yang baru dilontarkan Jisung seakan sedang menyindir Rumi. Rumi benar-benar merasa tersindir, Ia memang tidak pernah dekat sebelumnya dengan Jaemin. Saling mengirim pesan saja baru 3 hari belakangan ini, dan Rumi dengan bodohnya mau-mau saja diajak one night stand sama Jaemin hanya dalam waktu 3 hari mereka kenal. Bahkan sejak semalam Jaemin tidak membalas satu pun pesan yang dikirim oleh Rumi. Gadis itu merasa frustasi.
"Kamu udah mau pergi, Ji?" -Rumi.
"Iya, kenapa kak?"
"Kakak boleh ikut gak?"
☆☆☆
YOU ARE READING
I'M WITH YOU
Short Story"Kata orang, gak ada yang murni persahabatan antara cewe/cowo." -Reese "Kalo kita pacaran trus putus, gw takut kita gak kayak dulu lagi pas waktu masih sahabatan." -Jaemin
