10 : Past Life.

338 35 2
                                    

Author POV

"Hey, Cassandra. Kau tidak adil,"

"Apa yang kau maksud?"

Cassandra menoleh ke arah Harry dengan tatapan yang bingung, sementara Harry hanya menunjukkan ekspresi ragu kepada Cassandra. "Kau mengetahui kisah masa lalu ku, aku juga berhak mengetahui kisah masa lalu mu Cassandra.." Lirih Harry. Cassandra sempat terkejut mendengar ucapan Harry, ia kemudian sempat terdiam karena kembali mengingat masa-masa kelamnya tersebut.

"Jika kau tidak-"

"Aku akan menceritakannya. Jadi dengarkan baik-baik." Sanggah Cassandra.

[Throwback]

Westreiss Castle, 19th June 991.

Sore hari itu para anggota keluarga kerajaan serta yang lain sibuk mempersiapkan sebuah pesta kecil untuk merayakan hari ulang tahun Xavier, adik dari Cassandra. Hanya anggota keluarga Historia saja yang berkumpul untuk ikut merayakan hari ulang tahun Xavier ke empat belas tahun. "Ayah, kemana perginya Ibu dan Kakak?" Tanya Xavier. Raja Chris menoleh ke arah Xavier yang tengah kebingungan mencari Ibu dan Kakak perempuannya tersebut.

"Mereka sedang pergi mengecek Hutan Harmony, mereka akan segera kembali. Apa ada yang kau butuhkan, Xavier?" Xavier menggelengkan kepalanya dan kemudian pergi menuju taman belakang Istana. Ia termenung di atas jembatan seraya menatap ke arah kolam ikan.

"Perasaan ku hari ini terasa aneh.."

Xavier memegang dadanya dan merasa bingung, seharian ini ia merasa gelisah dan tak tenang, ia bahkan tak tahu apa yang menyebabkannya merasakan hal ini. Ia kemudian merogoh sebuah surat yang ia taruh di dalam celananya. "Mungkin sepertinya aku hanya sedikit merindukan mu, Delancy.. Ku harap ini bukanlah sebuah firasat buruk tentang hal lain," Gumam Xavier.

Ya, surat itu ditulis oleh Delancy Von Habsburg. Ia adalah anak dari salah satu Duke yang berasal dari Kerajaan di bagian Utara. Saat ini, ia dan Xavier tak terikat dalam suatu hubungan meski sebenarnya mereka berdua saling mencintai satu sama lain. Kegelisahan yang kini ia rasakan seketika berkurang hanya dengan membaca surat yang diberikan oleh Delancy, ia tak berhenti tersenyum menatap surat tersebut.

"Kau seperti orang gila saja," Xavier terkejut dan spontan menoleh ke arah belakangnya. Cassandra berdiri di belakangnya seraya menyunggingkan senyum meledek kepada adiknya tersebut. "Ah pergilah kau! Kau membuat ku terkejut," Ucap Xavier dengan kesal. Cassandra hanya bisa terkekeh dan kemudian berdiri di samping adiknya tersebut.

"Kau ini.. Jangan terlalu sibuk mengurusi dunia perang. Terkadang aku kasihan padanya yang hanya bisa menunggu mu, Xavier." Xavier kemudian mengusap surat tersebut seraya tersenyum. "Bagaimana dengan kau? Apa kau tidak ingin menikah?" Tanya Xavier. Cassandra menghela nafasnya dan menatap lurus ke arah taman.

"Entahlah.. Aku terlalu menikmati waktu ku sendirian. Menjalani aktivitas sosial bersama para bangsawan dan rakyat, berlatih bertarung, berkelana.. Semua itu menyenangkan untuk ku lakukan sendirian." Jawab Cassandra. Ia bahkan tak memiliki ketertarikan sedikit pun kepada para pria yang mengincarnya untuk dijadikan sebagai calom istri mereka. Baginya memiliki jiwa yang bebas adalah prioritas utamanya.

Cassandra pun kemudian pergi ke dalam Istana dan meninggalkan Xavier sendirian di taman.

Cassandra POV

Aku pun berjalan meninggalkan Xavier sendirian di taman karena teringat masih banyak hal yang harus ku kerjakan sebelum pesta ulang tahunnya tiba. Setelah memasuki kamar ku, aku meraih sebuah jurnal yang biasa ku pakai untuk mencatat berbagai jadwal keseharian yang akan ku lakukan. "Besok aku harus bertemu Rowena.. Ah benar, dia ingin meminta pendapat ku tentang masalah pembangunan Hogwarts." Gumam ku.

[✓] 𝐌 . 𝐎 . 𝐎 . 𝐍 ¦¦ harry potter.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang