Part 3: Si Ganteng Itu Bukan Manusia??

10 2 0
                                    


Namaku Agni, 23 tahun. Saat ini, aku bekerja sambilan di Kafe Mungil milik kawan kecilku, Yuga. Dulu, Yuga murid mendiang ayahku dan juga tinggal bertetangga dengan kami, sebelum kemudian aku pindah tinggal bersama kakek setelah kepergian ayah dan ibu secara bersamaan dalam sebuah kecelakaan.

"Selamat datang!" Sambutku kepada seorang tamu yang memasuki kafe. Lelaki setengah baya itu menghampiri meja konter.

"Mbak Agni," sapanya hormat.

"Oh!" Aku baru mengenali wajahnya. "Pak Gwon?"

Dia asisten Joon yang mengantarku pulang usai acara makan malam itu.

"Kebetulan sekali. Mau pesan apa?" tanyaku sambil menunjukkan daftar menu.

"Bukan mau beli. Saya datang menjemput Mbak Agni. Pak Joon menunggu Anda."

"Hah?"

———

Aku mengekor pak Gwon memasuki kantor itu. Dari luar, tempat ini tampak seperti rumah tinggal biasa, tapi begitu masuk langsung terlihat jajaran meja-meja kerja khas kantoran. Kudengar dari Ruri, keluarga Joon merintis perusahaan ini di kota kecil ini. Sehingga, walau sekarang mereka sudah memiliki beberapa kantor di ibu kota, keluarga Joon tetap lebih suka menetap di kota kecil ini.

Beberapa orang memerhatikanku dengan sedikit heran. Sebagian lainnya cuek saja. Oh! Itu meja Ruri. Aku melambaikan tangan kepadanya. Ruri melotot kaget melihatku muncul di kantornya. Aku hanya meringis dan mempercepat langkahku mengikuti pak Gwon.

Di bagian belakang gedung itu, dipisahkan oleh sebidang taman yang lumayan luas, terdapat sebuah bangunan dengan pintu kaca yang lebar, memperlihatkan sebuah meja kerja yang rapi. Pak Gwon membawaku masuk, membuka pintu ke ruangan yang lebih dalam, dan mempersilakanku masuk.

"Doryeonnim, Agni-ssi wasseoyo."

(Tuan Muda, nona Agni sudah datang.)

———

Agni mengedarkan pandangan, mencari di mana orang yang diajak bicara oleh pak Gwon. Ruangan itu remang-remang karena tirainya ditutup dan lampunya pun tidak dinyalakan. Kenapa gelap-gelapan di siang bolong begini?

Terlihat pergerakan di sudut ruangan. Sesosok yang tadinya meringkuk, perlahan bangkit dan berdiri, berjalan menghampiri dan berhenti tepat di hadapan Agni. Sosok tinggi itu merunduk sehingga wajahnya berhadapan dengan wajah Agni. Mata biru terangnya menatap tajam.

My Boyfriend is A GumihoWhere stories live. Discover now