Chapter_1 Pertemuan Awal

4 0 0
                                    

Sejak kematian ayahku 4 tahun lalu keluarga kami sedikit berantakan. Kid yang lebih suka pergi dan berpesta dengan teman-teman gangsternya. Sedangkan ibuku frustasi dengan keadaan Kid yang mulai berubah sejak kematian tragis ayahku.

Sejujurnya aku pun tidak betah tinggal dirumah. Hanya karna ibu ku berpesan padaku. Apapun yang terjadi lindungi Justine, karna hanya dia satu-satunya yang tidak mengerti akan keadaan keluarga kami.

Memang Justine adalah saudara termuda kami, usianya baru 10 tahun. Aku berjanji sebelum ayah meninggalkan kami untuk menjaganya. Ayah kami adalah salah satu pemegang asset terbesar perusahaan Tuan Mato.

Tapi ada yang tidak beres dengan semua itu, sehari sebelum ayah meninggal. Ada beberapa orang penting dari perusahaan tuan Mato datang kerumah. Terjadi pertengkaran kecil antara mereka. Kid yang saat itu berusia 14 tahun tanpa sengaja melihat ayahku ditodong pistol oleh salah satu dari mereka. Kid masuk ke ruangan kerja ayah, tetapi ayah membentaknya keluar.

Keesokan harinya, ayah meminta maaf pada Kid dan berpesan.
“Kid, Jaga adik-adik mu.. berkompromilah dengan Rei. Lindungilah Justine. Apapun yang terjadi mengertilah keadaan kita saat ini…………”

“tapi kenapa ayah, kenapa harus ayah yang melakukan tugas ini…..”
“Ayah berjuang untuk kalian Kid, Untuk Rei, dan Justine. Berjanjilah pada ayah … kamu akan slalu menjaga adik-adik mu, terutama Justine. Dia sangat membutuhkan perlindungan kalian.

“Kid, Ayah mohon rahasiakan semua ini dari Rei dan Justine” “berjanjilah Kid” Kata ayahku.
Kid terdiam, dia hanya menahan segala perasaan yg dia lihat. Semua kejadian yang dialami oleh ayahnya. Dan sekarang ayahnya memintanya untuk merahasiakan dari saudara-saudaranya.

Sejak saat itu Kid jadi pendiam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sejak saat itu Kid jadi pendiam. Dia tidak seceria dulu. Kid sebenernya orang yg penyayang. Setelah kematian ayah Kid menjadi pendiam dan sering melarang ku melakuakan apa yang aku sukai.

Terkadang aku bosan melihat tingkahnya yang seperti seorang ayah. Aku muak dengan sikapnya. Sering terjadi pertengkaran antara kami. Dan hanya ibu yang melerainya. Hari demi hari, aku pun tumbuh. Begitu juga Kid. Sekarang aku berusia 16 th, Sedangkan Kid sekarang berusia 18 th. Dia lebih tua dariku 2 th. Sering terdengar pertengkaran antara kami.

Hingga suatu malam Kid Memarahi Justine.
“kenapa kamu tidak menuruti apa perkataanku… apa kamu sudah besar dan mau melawanku….”
“aku tidak pernah menyangkal perkataanmu, Kamu adalah kakak terbaikku… tapi akhir-akhir ini kamu jarang ada waktu untukku” Justine menjawab dengan nada keras.

Kid merasa tidak di hormati dia marah dan berucap
“berani kamu berkata keras padaku… apa yang meracuni otak mu…” dan
“plak…Plak” Kid Menampar Justine. Justine terpjok dan menangis.

Dia tidak menyangka kakak yang selama ini dia hargai dan penyayang di matanya, menamparnya penuh emosi. Dan kemudian
“cukup Kid,… cukup… !! “kamu menampar adik mu seperti menampar musuhmu…!!” hardik ibu

“apa masalahmu Kid… Dia saudara mu… apa kau lupa??” teriak ibu pad Kid
“Kalian mulai merepotkan ku…” Kid Berlalu. Sedangkan ibuku menagis sambil memeluk Justine.

Beberapa hari setelah kejadian itu, Kid jarang pulang. Justine tertutup pada ku. Ibu terlihat sangat tertekan. Aku mulai curiga. Ada apa dengan mereka. Aku Tanya Kid, dia tak pernah mengatakannya. Justine… dia mulai tertutup padaku. Sedangkan Ibu, hanya berpura senyum saat aku menanyainya.

Hingga suatu sore aku melihat Justine pulang dengan luka Memar di pipi.
“Justine.. ada apa dengan pipi mu?”
“……” Justine diam, dan expresi penuh ketakutan
“katakan padaku apa yang terjadi..!!” desakku penasaran
“Ke…K…Kkii.. kkiiid..Kid….” jawabnya terbata.
“ada apa dengan Kid??”
“Kid menamparku…. Saat aku melihatnya berkelahi dengan anak-anak Fronts Arm…” jawabnya sambil menangis.

Fronts Arm adalah nama geng di sekitar rumah kami. Fronts arm memang kerap bermasalah dengan teman-teman Kid.
“jadi begitu…. Baiklah tunggu disini, jangan bilang ke Ibu masalah ini” Justine mengangguk. Dan aku berlalu menyusul Kid.

Di sekitar rumah kami memang terdapat beberapa geng. Geng itu terbentuk karna hampir dari mereka adalah anak-anak broken home, anak badung, dengan latar belakang yang hampir sama. Tingkat ekonomi yg tidak layak memaksa sebagian dari mereka ikut teracuni sejak usia dini. Merokok, Naroba, Pencurian, dan berbagai kriminalitas tingkat remaja hingga dewasa. Ada beberapa organisasi gelap, yang biasa kami sebut “The Broker”.

Para broker memiliki anak buah dalam otoritas gangster di sekitar wilayah kekuasaan mereka. The Black Shadows, Triple Threat, Venom Vang, Akari the Gangster, Screw_Squad, Red_dragon, Front Arms, dan masih banyak lagi. 

Sejak kematian ayahku, kami secara tidak langsung sudah masuk dalam dunia mereka. Demi mempertahankan hidup, Kid pun telah masuk menjadi anggota Tripple threat, sebelum ia keluar dari Front arms. Kid memang memiliki otak yang cerdas, sehingga dia memiliki kekuasaan yg lebih tinggi di triple threat di banding saat dia bersama Front arms dulu. Aku sebenarnya tidak tertarik masuk dalam situasi seperti Kid.

Tapi keadaan mulai berubah, saat aku mengetahui Kid adalah anggota Triple threat, yang juga mantan Front arms. Sejak saat itu, aku berkeinginan Menjadi Kepala gangsterku sendiri. Alibiku didepan Kid adalah Untuk Melindungi Justine, ketika Kid menanyakan hal itu padaku. Karena Kid Selalu bilang padaku, alasan bergabung adalah untuk menstabilkan ekonomi keluarga.

“Hentikan,…” “apa yang kalian lakukan pada Kid” sontak para anggota front arm memandangku dengan wajah sok jagoan mereka.
“hei, lihat…. Kid’s brother” “apa yang akan kamu lakukan anak ingusan….” Sambung Jee.

Jee adalah anggota front arms, mantan atasan Kid dulu.
“Rr..Ree…Reeiii… hukk uh…..” “perrgggi…iilah …. Inniii… Tidak ada hubungannya dengan mu…” Kid, berkata dengan bercak darah di wajahnya…

“Masih saja berlagak sebagai ayah…. “… “hei Jee… apa masalahmu…. Aku ingin menantangmu” aku berlari sambil mempersiapkan pukulan kearah Jee, yang tidak dijaga bawahannya….

Tiba-tiba….
“bug… bugh… plak….” Aku tersungkur jatuh… dengan menahan rasa itu aku mencoba melihat siapa yg melakukannya…. Ternyata…..
“Kk…Kkiiid….?” “kenapa…??”…
“sudah kubilang jangan ikut campur urusanku…” Kid memukulku sekali lagi dan aku tak mengingat apa-apa lagi….

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 27, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The BrothersWhere stories live. Discover now