I : Explosion

8.3K 746 224
                                    

!PERHATIAN!

Semua karya yang ditulis Shke adalah karya dari pemikiran, imajinasi, dan sepengetahuan penulis! Jika menemukan kesamaan dengan karya orang lain semuanya terjadi tanpa adanya unsur kesengajaan, jadi mohon maafkan kecerobohan saya yeorobbun.

NO (Copy, Hate Comment, Feedback).

M content.
(fan-fiction, teen fiction, slasher, suspense, conspiracy thriller, crime).
Baku.

Tangannya meraih gagang pintu, langkahnya memasuki ruangan kelas yang ramai itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangannya meraih gagang pintu, langkahnya memasuki ruangan kelas yang ramai itu.

Matanya melihat sekeliling. Semester baru akan dimulai, seharusnya dia bisa memilih tempat duduknya sendiri, 'kan?

Tapi tampaknya murid-murid lainnya sudah menempati sebagian besar tempat di kelas itu. Jika tahu akan begini seharusnya dia datang lebih cepat tadi.

Ada beberapa bangku yang kosong, tapi dia tidak ingin duduk di samping seorang pembully.

Dia melihat sekitar, matanya tertuju pada seorang anak lelaki yang tampak asing duduk di pojok belakang sendirian, dari tatapan orang-orang, sepertinya dia dijauhi.

Dia menghampiri pria dengan jaket hitam itu, "Permisi, apa aku boleh duduk di sini?" Ucapnya ramah.

Tapi sang empu hanya diam, suasana ini membuatnya canggung. Mungkin orang ini tidak ingin duduk dengannya -pikirnya.

"Baiklah, jika kau keberatan aku akan mencari tempat lain." Badannya berbalik, tapi ada yang menahan tangannya dari belakang.

"Duduk."

Cukup terkejut, tapi dia segera mengembalikan senyum di wajahnya.
"Terima kasih."

-

Jam pelajaran pertama telah usai, sekarang waktunya murid-murid untuk mengisi perutnya.

Huang Renjun, murid berkelahiran China itu merapikan beberapa bukunya, sedangkan teman semejanya telah menghilang entah ke mana.

"Permisi, apa aku boleh meminjam catatanmu?" Seorang anak perempuan dengan rambut yang dikuncir ke belakang menghampirinya.

Renjun menganggukkan kepalanya pelan lalu mengambil salah satu catatan miliknya. "Ini."

"Terima kasih, aku akan segera mengembalikannya." Gadis itu bersiap akan pergi, tapi Renjun menahannya.

"Ah sebentar, apa kau tau di mana temanku berada?"

Mr. Naim [ jaemren ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang