Scenario 02 - Ajarin Nembak Cewek (2)

726 177 26
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.

Ketika tukang ngardus gagal modus, keajaiban dunia tercipta.
.
.
.

Keenam lelaki yang biasanya cekikikan itu duduk melingkar di ruang televisi dengan ekspresi serius. Televisi yang awalnya menyala pun, sekarang mati. Naka, masih dengan celana pendek bermotif semangka membuka rapat. Di sisinya ada Gino dan Brian yang mengapit kanan-kiri. Di sebelah kiri Gino ada Richard, Bayu dan Dion yang juga bersisihan dengan Brian. Dion, sang notulen sudah siap dengan bolpoin dan buku tulis.

"Fokus ya, guys," tutur Naka lalu berdeham. "Selamat siang penghuni Boedjangan Indekos, pada hari ini, Sabtu 15 Oktober 2022, rapat besar jilid tiga, atas desakan saudara Giorgino Praga Ardana, dimulai. Dengan inti pembahasan, menyusun strategi menembak Ibu Dosen Andara Novada agar mau jadi pacar Gino. Ya, walaupun agak mustahil."

Keempat penghuni Boedjangan Indekos mengangguk serempak, kecuali Gino yang langsung menyikut perut Naka membuat lelaki itu mengaduh.

"Muntahin sarapan yang tadi gue beliin," desis Gino menyipit tajam.

Naka berdecak. "Iya, iya. Sensi amat lo."

Untuk sekedar informasi, selama dua tahun menempati Boedjangan Indekos, telah dilaksanakan rapat besar dua kali. Rapat pertama membahas jadwal bersih-bersih indekos, sekaligus denda bagi yang mangkir.  Sedangkan rapat kedua yang juga dipimpin Naka, membahas persoalan lebih serius, karena ada nyawa yang dipertaruhkan.

Keenam lelaki ini menyusun skenario untuk menyelamatkan Richard dari amukan salah satu bos preman, karena tidak sengaja—ya, Richard ngakunya begitu—membawa perempuan cantik ke hotel yang ditemui di kelab malam, yang ternyata adalah istri sang preman.

Dari hasil rapat besar jilid dua itu, diputuskan jika Richard dan Dion berpura-pura jadi pasangan homo, untuk mengelabui sang preman, selama seminggu. Untuk jaga-jaga, kalau saja Richard diawasi. Untungnya sih, Via—istri sang preman—mau diajak kerja sama. Jadi, perempuan itu mengangguki semua perkataan Richard.

"Lo jangan macam-macam sama gue, lo!" Lelaki berbadan besar dengan lengan dan leher dipenuhi tato melabrak Richard di indekos beberapa hari kemudian. "Apa? Bokap lo, polisi, duit lo, presiden sekali pun, nggak akan bisa nolong lo dari gue!"

"Aduh, jangan-jangan marah begitu dong, Bang. Gue jadi on begini," bisik Richard setengah mendesah.

Dion, yang berdiri di sebelahnya menahan diri untuk tidak memuntahkan isi perut saat mendengar suara mendayu-dayu Richard.

"Apa?" Preman itu kembali mendesis.

"Kayaknya ada salah paham di sini," tukas Gino tiba-tiba keluar dari ruang televisi. "Setahu gue, malam Jumat kemarin, Richard nge-room sama Dion. Iya nggak, sih, Yon?"

Boedjangan IndekosWhere stories live. Discover now