6.

1.3K 184 5
                                    

᯾     ———————————————    ᯾
  maafkan aku jika selama ini hidupku menjadi beban bagimu
    ᯾   —————————————   ᯾

——————————————————————————————————————————



















Joan berjalan pulang dengan menahan sakit dikepalanya,dia sedikit terhuyung kedepan hendak ambruk tapi bisa dia tahan. Joan berusaha mati matian untuk pulang,dia takut jika sampai rumah Bagas atau marsen akan menambah lukanya.
Pasrah sudah,Joan akan menerima semua pukulan yang diberikan saudaranya itu,tidak peduli lebam atau sampai berdarah darah dia akan tetap menerima semua itu.
Sekarang  pukul 18.00  dan Joan pun sudah sampai di didepan pintu besar yang ada dirumahnya,sebelum masuk kedalam Joan berusaha untuk menyembunyikan rasa sakitnya. Dia menegakan tubuhnya kemudian membuka pelan pintu itu, setelah pintu terbuka dia langsung masuk kedalam kemudian berjalan ke arah kamar. Sebelum kakinya memijak anak tangga pertama dia dikagetkan dengan pecahan kaca tepat didepannya.

Pyarrr

Joan terkejut dia menoleh kearah dapur dan menemukan semua saudaranya disana hendak melangsungkan makan malam,tapi terhenti karna kedatangan Joan.

"Dari mana aja Lo hah baru balik jam segini?" Ucap Marsen sembari melangkah maju menuju tempat Joan berdiri.
"JAWAB GUE JANGAN DIEM AJA" bentaknya. "Joan da-dari sekolah bang" ucapnya sembari menunduk ketakutan.

Buughhh
Marsen memukul rahang Joan keras sampai anak itu tersungkur ke lantai. "LO GAK USAH NGELES BANGSAT!!! SEKOLAH BUBAR JAM 2 SIANG DAN LO PULANG JAM 6 MALAM HABIS DARI MANA LO? BUNUH ORANG,IYA!!" Bentak Marsen  karna tidak percaya pada ucapan joan.
Joan lupa,sebaiknya sebelum dia masuk kedalam dia melepas seragamnya dulu agar tidak di tuduh aneh² oleh saudaranya seperti saat ini.

Mendengar ucapan Marsen  barusah dengan cepat Joan menggeleng. "Joan gak bakalan lakuin hal kayak gitu bang" ucapnya.

BUGHHH

BUGHHH

Bughhhh

"LO COWOK BRENGSEK,SIALAN,BAJINGAN YANG PERNAH GUE TEMUI DISINI,MENDINGAN LO PERGI JAUH JAUH DARI SINI KARNA KEDATANGAN LO DIKELUARGA GUE CUMA BEBAN"
Teriak Marsen sembari memukuli wajah Joan habis habisan.
"Abang...h-hiks stop bang... Berhenti pukulin Joan...Joan pengen istirahat bang...Joan capek" ucap Joan sembari menangis memohon agar Marsen berhenti memulukinya.

"Air mata Lo itu sampah dan gak bakalan mempan sama gue,jangan harap gue berhenti" ucap Marsen sembari terus memukuli wajah Joan.

"ABANG JOAN BILANG BERHENTI PUKULIN JOAN,HIKS....JOAN CAPEK BANG,JOAN MOHON BERHENTI!!!" ucap Joan sembari berteriak, mereka semua kaget beraninya dia berteriak didepan Marsen yang saat ini sedang marah.

"Bangsat" pekik Bagas sembari menghampiri Joan dengan cepat Bagas mendorong Marsen menjauh dari tubuh Joan. "SIALAN LO SETAN,BERANI BANGET LO BENTAK ABANG GUE EMANG NYA LO SIAPA DISINI HAH-!???" Ucapnya, lalu sedetik kemudian Bagas memukuli wajah Joan bahkan lebih parah dari Marsen. Kini kepala Joan mulai mengeluarkan banyak darah,karna pukulan dari ke dua saudaranya itu.

Dengan cepat Marsen menarik Bagas menjauh. "Udah biarin mending kita makan sekarang, Leon sama Jendra Lo berdua bersihin pecahan kaca" ucap marsen melerai Bagas kemudian menyuruh ke 2 adiknya untuk membersihkan pecahan gelas kaca tadi.

Mereka berdua pun mengangguk kemudian berjalan menuju depan tangga untuk menunggui pecahan kaca itu.

Sementara Joan sekarang terkapar di lantai dingin,dia merasa semua tulangnya hampir patah karna perlakuan kedua saudaranya itu belum lagi ditambah perlakuan Danu tadi disekolah.
Wajah yang semulanya sudah bersih dari darah,kini hampir seluruh wajahnya di penuhi darah dari telingga,hidung,mulut serta kepalnya.

Dia merangkak menuju tangga tidak memperdulikan tatapan kedua saudaranya yang sedang memungut pecahana kaca, Joan berusaha bangun dengan bantuan besi tangga. Setelah itu dia berjalan gontai kearah kamarnya meninggalkan banyak darah di lantai  dan juga tangga.

Sampainya didepan pintu kamarnya,Joan segera masuk kedalam kemudian mengunci rapat rapat pintu kamarnya. Belum juga Joan berjalan satu langkah tiba² tubuhnya ambruk kedepan,dia sangat lemah,kondisinya sekarang sungguh mengenaskan. Baju yang semulanya dia pakai bersih sekarang sudah dipenuhi dengan darah dari kepalanya.
Dia berusaha bangkit untuk kekamar mandi namun sia sia dia tidak bisa bergerak saat ini. Tapi Joan tetaplah joan,dia berusaha sekuat tenaga agar tubuhnya bisa bangkit lagi. Dia memegangi kaki kursi kemudian perlahan bangkit, saat dia bangkitjoan melihat dirinya dari pantulan kaca. Dia tersenyum miris semua tubuhnya sekarang penuh darah bahkan saking banyaknya ada juga bercak darah di lantai kamarnya.

"Joan capek bang,Joan sakit bang,Joan pengen istirahat sekali aja bang....ngetiin Joan sekali aja bang hiks, Joan mohon sama kalian hiks..." tangisnya, kemudian setelah itu dia mengusap air matanya cepat yang hampir bercampur dengan darah dikedua pipinya.

Setelah itu Joan pergi kearah kamar mandi dengan menyeimbangkan tubuhnya agar tidak jatuh,sampainya dia dikamar mandi. Joan langsung bergegas menyalakan shower kemudian membersihkan tubuhnya itu dengan air hangat agar darah Yang ada di tubuhnya cepat hilang.

Setelah membersihkan tubuhnya Joan mulai mengeluarkan obat merah yang biasanya dia simpan dilaci meja. Dia mengambil obat merah kemudian meneteskannya di kapas putih lalu menempelkan obat merah itu di semua lukanya. Joan berdesis kesakitan karna semua bagian wajahnya hampir semuanya mengeluarkan darah, sungguh sangat sakit belum lagi luka bekas cekikan Danu tadi di sekolah. Setelah mengobati semua lukanya Joan berjalan ke tempat tidurnya lalu kemudian menidurkan tubuhnya dengan posisi tengkurap.
Dia perlahan menarik selimut sampai leher,kemudian perlahan memejamkan mata.




09.21

Saat ini Joan tengah duduk sendiri di balkon kamarnya dia manatap kosong kedepan. Hari ini Joan tidak masuk sekolah,dia tidak mau dengan kondisi seperti ini nekad untuk masuk lagi pula dia juga tidak mau Angga memukulinya lagi.

Dia menarik nafas dalam-dalam kemudian membuangnya pelan,Joan lelah saat ini. Kepalanya sangat pusing ingin rasanya dia ingin pergi ke dokter untuk memeriksakan keadaannya namun dia tidak berani, entahlah apa alasannya.
"Kenapa,kenapa selalu begini KENAPA JOAN SELALU JADI SASARAN MEREKA SEMUA KENAPA...APA JOAN GAK BISA BAHAGIA? APA JOAN GAK BISA KAYAK ABANG YANG LAIN? JOAN JUGA ADIK KALIAN BANG TAPI KENAPA KALIAN BENCI JOAN HIKSS...JANGAN BENCI JOAN LAGI BANG...joan mohonn..hikss " isaknya sembari berteriak.

"apa 12 tahun masih kurang?? Mau sampai kapan bang Joan harus kayak gini hiks,Joan capek bang" ucapnya sembari terisak.

Disaat kemudian Awan hitam mulai berkumpul diatas atap rumahnya, kemudian tidak lama butiran air perlahan turun karna sebentar lagi akan hujan deras Joan memutuskan untuk masuk kedalam. Dia berjalan menuju ranjang tempat tidur, Joan duduk di tepi ranjang melihat kearah luar memalalui jendela kemudia Joan naik ke tempat tidur. Dia merasa tubuhnya sangat berat maka dari itu dia memutuskan untuk tidur ditemani dinginnya hujan.






Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
















TBC

JANGAN LUPA VOTE + KOEMN YA FRIEND

MAAF BANGET SEMALAM GAK BISA UP SOALNYA LAGI SIBUK BANGET😭
DAN HARI INI AKU UP YEYYH🥳🥳

MAAF BANGET BAGIAN KALI INI PENDEK YA GUSY.

BTW ADA YANG PENGEN TAU KRONOLOGINYA JOAN DI BENCI SAMA SEMUA ORANG??

TUNGGU OKEYY😉

TENGKYU😚

Joan Bukan Tuhan || jisungWhere stories live. Discover now