‣ PROLOG

1.4K 166 135
                                    

"AAAAAAAAAKK!!!"

BRUK!!

Deg.

Tubuh dua pemuda itu langsung menegang ketika mendengar suara teriakan yang disusul suara yang sepertinya menandakan bahwa ada sesuatu yang... jatuh.

Suara itu berasal dari rooftop. Lalu, disusul suara jatuh yang menyusul di lapangan upacara.

"Junkyu, lo... denger?" Tanya salah satunya yang memiliki rambut berwarna hitam.

Junkyu mengangguk. "Itu suara apaan?" Tanyanya.

"Gue gak tau. Kan gue Jaemin," jawab lawan bicara yang ternyata bernama Jaemin.

"Serius! Itu suara kok kay-"

"Heejin! Itu Heejin!!" Potong Jaemin panik dan langsung berlari ke arah lapangan. Meninggalkan Junkyu yang masih mencerna keadaan.

"...Heejin, teriak, terus... jato- JATOH?! HEEJIN JATOH?!!!" Tidak sampai lima menit, Junkyu berlari kencang menyusul Jaemin yang sudah tidak terlihat langkahnya.

"Hej- HEEJIN! WOY!? ANJING!!"






















































































Sejak hari itu, banyak murid yang dirumorkan kecelakaan, bunuh diri, tertabrak, dicelakai setan, dan lain-lain.

Tidak ingin menambah korban juga tidak ingin membiarkan nama sekolahnya dipandang buruk, kepala sekolah pun memutuskan untuk memanggil beberapa siswa untuk membantu memecahkan kasus misterius ini.

Sepuluh murid yang tadi dipanggil kepala sekolah sekarang sedang berkumpul di kantin.

Di jadwal sedang jam belajar memang, tapi kepala sekolah meringankan karena mereka belum sempat ikut istirahat di jam pertama.

Dan sekarang, mereka sedang protes kepala sekolah secara berjamaah. Yang tentunya tidak diketahui Sang empunya.

"Kenapa harus kita sih?!"

"Kasus ini tuh susah, kepsek malah nyerahin ginian ke gue yang jelas goblok. Yang goblok tuh siapa sebenernya, sat?!" Umpat siswa yang dikenal dengan nama Haechan.

Yang lain mengangguk setuju dengan kalimat Haechan barusan. "Gak adil banget. Masa cuma cowok, kelas sebelas, kita doang lagi!" Protes murid yang memiliki bibir memble. Hyunjin namanya.

"Gak kenal gue sumpah."

Dan berbagai protesan yang bercampur umpatan lainnya.

"Udah enak di kasih istirahat tambahan, masih aja protes. Heran gue," gumam salah satu pemuda seraya menggelengkan kepalanya yang kecil.

"Diem dulu coba?" Kesal salah satu orang yang merasa terganggu dengan kebisingan itu.

Keadaan langsung hening. Ah, andaikan ia berbicara dari tadi, pikirnya.

"Sekarang, kita tinggal ngorek kasus itu aja. Gampang. Disini ada ketos, ada ketua kelas, ada juga anak warnet. Gunain apa yang ada aja dulu." Kata salah satunya yang memiliki kulit yang lebih gelap, namanya Sunwoo.

"Tumbenan bijak," celetuk Soobin bercanda.

"Sialan."

___
Ayo ayo yang jadi readers
vote setiap chapt-nya.
Jangan lupa ramein komennya!!!

Who? | 00 Line ✔Where stories live. Discover now