Dan di sinilah dia sekarang berada. Di Beijing, dia bekerja sebagai seorang dokter kesehatan, di sekolah orang kaya, tempat adiknya sekolah.

Dia tidak ingin terpisah dengan adik satu-satunya itu. Karena Zhan adalah yatim piatu, kedua orang tuanya telah lama meninggal. Ibunya meninggal setelah melahirkan adiknya dan ayahnya meninggal karena sakit jantung.

Sekarang Zhan hanya tinggal berdua bersama adiknya di sebuah apartemen yang sangat kecil di Beijing ini. Dia tidak sanggup membeli rumah atau apartemen yang besar. Karena gajinya kurang mencukupi untuk membeli rumah atau apartemen yang besar.

Gaji Zhan hanya bisa untuk biaya sekolah adiknya dan untuk membayar cicilan apartemen. Karena itu, terkadang dia bekerja sebagai guru privat tanpa sepengetahuan adiknya. Dia tidak mau membuat adiknya khawatir. Uang dari guru prifat tersebut dia tabungkan untuk biaya keperluan adiknya di masa depan.

Zhan tidak memikirkan masa depannya sendiri, dia hanya fokus pada adiknya. Zhan ingin adiknya bahagia dan memiliki suami yang baik untuknya. Karena dia sudah tidak berminat memiliki hubungan asmara dengan seseorang lagi. Zhan takut sakit hati untuk yang kedua kalinya.

Setelah memandang foto Yang Yang untuk yang terakhir kalinya, Zhan mengambil korek api dilacinya kemudian dia membakar foto tersebut. Setelah itu, Zhan membuangnya ke tempat sampah.

"Huuffff ... aku harus bisa melupakannya," ucap Zhan pada dirinya sendiri.

Tok tok tok tok

Zhan mendongak, menatap pintu ruangannya yang diketuk oleh seseorang.

"Lao Xiao! Lao Xiao, aku boleh masuk? aku tahu kau ada di dalam!" seru seseorang dari depan pintu.

Zhan menghela napas, dia tau siapa orang yang mengganggunya di jam istirahat ini.

"Masuklah," sahut Zhan malas.

Cklekk

Pintuitu terbuka, danmasuklah seorangpemudatampan ke dalam ruangannya.

Ya, pemuda itu adalah Dylan Wang, murid Zhan dan juga teman sekelas adiknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ya, pemuda itu adalah Dylan Wang, murid Zhan dan juga teman sekelas adiknya. Dia selalu mengganggu jam makan siang Zhan.

"Hehehehe, Lao Xiao, aku masuk ya," kata Dylan, lalu menutup pintu.

"Kau tidak disuruh masukpun, pasti tetap akan masuk, Dylan," jawab Zhan malas.

"Hahaha." Dylan tertawa lepas saat mendengar jawaban dari guru kesayanganya ini. "Ayolah jangan cemberut seperti itu, nanti cepat tua lo," goda Dylan sambil duduk di depan Zhan.

"Aku memang sudah tua, Dylan, jadi kau jangan kurang ajar padaku," sahut Zhan jengkel.

"Ok, ok, aku minta maaf guruku tersayang," jawab Dylan dengan wajah nyengir. Dia sebenarnya tidak menganggap Zhan seorang guru, tetapi sebagai seorang kakak. Dylan suka sekali menggoda gurunya ini.

You Are Mine (Yizhan) Tamat di PDFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang