xv. kita, mungkin

Začít od začátku
                                    

aku tertawa memukuli lengannya pelan. ia tekekeh melihatku, tidak ada niatan untuk menarik tanganku yang memukuli lengannya. sepertinya, kami benar terlihat seperti sepasang kekasih dimata orang awam.




































"jadi, kau mau pergi kemana lagi setelah ini?," -tanya Kala sambil mengurangi kecepatan sepeda motornya.

"bagaimana dengan kawasan Malioboro? bahkan hampir tiga tahun sudah aku disini tapi, belum pernah berkunjung kesana," -saranku padanya.

"yaampun, kasihan sekali. ya, kau beruntung mengajakku pergi kesana setelah aku mendapat gaji. karena, biaya parkir kendaraan disana, sama harganya dengan satu porsi makan soto ayam yang biasa kau beli," -ujarnya padaku.

aku memukul punggungnya sebab, ia meledekku lagi. sedang dirinya hanya terkekeh membalasku. kemudian, menepikan sepeda motornya.

karena, kami sudah sampai dikawasan yang menjadi ikon wisata terkenal kota ini. selesai mencari tempat penitipan kendaraan. kami, berjalan beriringan menyusuri jalan malam Malioboro yang cukup ramai.

sepanjang jalan, banyak sekali mata yang mengarah pada kami. ya, aku tau aku cantik tapi, sekarang ini aku menggunakan masker putih sebab sedang terkena influenza. Kala? aku pikir ia biasa saja.

iya, dia memang cukup tampan. tapi, jangan memuji didepannya nanti ia jadi kelewat percaya diri. dengan kamera yang ua bawa beberapa kali ia memotret jalan ataupun toko-toko yang kami lewati.

"bukankah kita terlihat seperti sepasang kekasih sekarang?," -bisiknya padaku.

"ah terserah kau saja," -pasrahku berjalan mendahuluinya.

kudengar ia terkekeh menyusulku.

"ayolah sayangku jangan terburu-buru begitu!," -serunya membuat beberapa mata tertuju ke arah kami.

orang-orang tersebut terkekeh melihat kami. aku yakin wajahku merah padam sekarang ini. bukan karena ucapan Kala, hanya aku malu sekali sekarang ini.

aku menepi sebentar menunggui, Kala yang berlari menyusulku.

"hei! tunggu sebentar, Ibumu barusan mengirimi aku pesan. katanya kalau aku sedang bersama denganmu, tolong kirim foto dirimu. aku yakin Ibumu menghubungimu sedari tadi, hanya kau mengaktifkan mode pesawat terbang yang menyebalkan itu bukan? ayo cepat terserah mau berpose seperti apa, biar aku ambil gambarmu," -ujar Kala panjang lebar padaku.

aku terkekeh mendengar ia memarahiku. kemudian aku berpose seadanya. untuk difoto olehnya.

aku juga memotret Kala lewat kamera ponselku

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

aku juga memotret Kala lewat kamera ponselku. bukan kemauanku, ini permintaannya sendiri. ia beralasan baterai handphone miliknya habis dan mati sekarang ini.

 ia beralasan baterai handphone miliknya habis dan mati sekarang ini

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

sayangnya kami tidak dapat berlama-lama disini. sebab, cuaca malam yang dingin dan nyaman. berubah menjadi hujan yang cukup deras.

"titip," -pinta Kala.

ia mengambil jas hujan miliknya dari dalam bagasi sepeda motornya, kemudian dipakaikan padaku. lalu memberiku pouch, yang sepertinya berisi alat tulis padaku. sedang dirinya menyimpan kamera miliknya dibagian depan dan mengeratkan kemeja yang dipakainya.

setelahnya hujan turun deras sekali, beruntung jalan raya tidak terlalu ramai. jadi, Kala bisa leluasa menyalip kendaraan lain saat dirasa ada peluang. sampai ditempat tujuan.

Kala segera memintaku masuk ke dalam rumah kos. sedang ia langsung kembali ke tempatnya tinggal. barang yang dititipkan padaku belum diambilnya, mungkin besok akan ku antar padanya.

ah rasanya senang sekali, terima kasih Kala.

tbc,

monochrome ( hwangshin )Kde žijí příběhy. Začni objevovat