Detik37

1.4K 101 14
                                    

Halte,
Kedua kaki New menekuk rapat satu sama lain ia sambil duduk menunggu mobil kekasihnya yang akan menjemputnya sesuai dengan keinginannya. Ia menggembulkan pipinya dan menggerakan kaki itu sambil menengok-negok mencari mobil Tay dan tak berselang lama mobil itu berhenti tepat di depan halte. New yang menyadari itu langsung bangkit bersama dengan senyumnya ia buru-buru masuk ke dalam mobil.

"Hai Tay.." Sapanya saat masuk kedalam mobil. Tay memilih menunjukkan wajah sedikit kesal.

"Kenapa memintaku untuk menjemputmu disini? Kau bisa memintaku menjemput tepat digedung itu!"

"Agar tidak membuang waktumu saja. Sudah ayo kita jalan." Senyum cerahnya membuat Tay langsung luluh hanya bisa mengikuti perintah New.

"Dokter mengatakan apa tentang perkembanganmu, New?"

"Ah.. dia bilang aku semakin membaik, tekanan darahku stabil, dan tumor itu tidak menunjukkan tanda-tanda penyebaran pada sel-sel lain." Ucapnya dengan wajah tersenyum namun menyimpan sesuatu.

"Benarkah yang kau katakan itu?"

"Iya.. tapi aku harus tetap melakukan radioterapi agar hasilnya lebih maksimal."

"Kau akan sembuh?"

"Kuharap. Apapun itu aku akan menerimanya, sudah jangan bicarakan ini dulu Dokter tadi datang telat sekali jadi aku sampai ketiduran menunggunya." Keluh New sambil menyamankan duduknya. Tay tersenyum dan ia mengingatkan sesuatu untuk memberikannya pada New.

"New.. aku membawa sesuatu untukmu."

"Hm.. Apa itu?"

"Ada di laci dasboard, ambilah." Perintahnya New menurut dengan cepat mencari apa yang Tay berikan padanya.

"Woah!  Tay.. kau dapat ini dari mana?"

Ia menemukan buku setebal 254 halaman dengan jenis media cetak sampul hardcover  dengan judul A Walk To Remember  sebuah karya fiksi romance dari penulis Novel ternama Nicolas Sparks dengan penerbitan pertama pada tahun 1999 yang sekarang cetakannya nyaris jarang ditemui di toko buku bahkan online store. Tapi bukan Tay jika tidak bisa membereskan masalah itu dan menemukan apa yang kekasihnya itu mau.

"Aku mencarinya di ebay hampir tidak bisa ditemui karena cetakan pertama sudah lebih dari 21 tahun yang lalu."

"Terima kasih Tay, aku tidak perlu buka e-book lagi untuk membaca ini dan mudah untuk ditandai batas mana aku membacanya." Terdengar jelas sekali suara senangnya karena buku yang ia inginkan kini ada dalam genggamannya.

"Tapi aku hanya sedikit riskan dengan itu."

"Kenapa begitu?"

Wajah New saat bertanya membuat Tay akhirnya mengurungkan niatnya untuk mengungkap rasa khawatirnya karena ia telah membaca sinopsis dari buku yang diinginkan New yang sudah lama itu. Sedari mencari buku tersebut Tay sudah merasa khawatir malah sedikit menjadi rasa takut baginya terhadap New. Tay takut New semakin tidak bisa mengontrol kesehatannya karena terbawa dalam suasana di dalam alur cerita pada buku itu.

"Ah, Tidak apa-apa. Buku setebal itu apa kau bisa membacanya sampai habis?"

"Novel fiksi romance seperti ini jauh lebih menyenangkan untuk dibaca, karena kau banyak mengandalkan perasaan ketimbang logika target menyelesaikan bacanya juga lebih cepat."

"Sejak kapan kau jadi suka membaca novel seperti ini? Karena yang aku tahu kau bukan tipikal orang yang suka membaca."

Mendengar apa yang Tay katakan adalah kenyataan yang sebenarnya New hanya bisa memberikan senyum saja. Sebenarnya New sudah pernah menonton film yang digarap dari novel tersebut dengan judul yang sama dan alur yang hampir sama tapi kebanyakan memang film yang diadaptasi dari sebuah novel tidak semua dikemas dengan konsep latar, waktu yang sama persis kadang latar atau dialog tidak semua mirip meskipun dengan tema yang sama itu yang membuat New merasa tidak puas akhirnya memilih untuk mencari novelnya agar lebih lengkap mengikuti ceritanya.

Last Birthday (OS)Where stories live. Discover now