Bagian 20

202 22 0
                                    

"Bagaimana bisa dia seceroboh itu, pakai lupa kunci pintu." cetus Aaron seraya menoleh kebelakang melihat pintu kamar mandi tersebut"

Aaron membuka pintu itu, dan kembali masuk. berdiri tegak sejenak, dan melihat Navi sudah memakai handuk sepanjang di atas lutut, Navi kaget saat Aaron kembali masuk yang langsung meraih tengkuk nya, dan membuat dia mendongak lebih tinggi. kemudian perlahan Aaron meraih bibir ranum Navi dengan bibir nya secara lembut, yang semakin lama semakin sedikit ganas melumati bibir ranum Navi*

"Shiiitttt, kenpa pikiran ku menjadi kotor. Aiiiissssh, sial, kalau aku tidak keluar dari Kamar ini. Bisa-bisa aku menjadi buas menyerang Navi." pekik Aaron pada diri nya.

Kemudian pria itu turun menuju ke dapur. Meraih pintu kulkas, dan mengambil sebotol air dingin, serta gelas yang telah di rapikan Bi Rahma tadi. Dia meneguk air yang telah Ia tuangkan ke gelas itu seperti orang yang tidak minum berhari-hari.

Navi menyelesaikan acara mandi nya. Dan perlahan membuka pintu toilet seraya melihat seluruh ruangan. Apakah Aaron terbangun atau kembali tidur, tapi dia tidak melihat siapapun disana. Bergegas dia keluar dan berlari mengunci pintu kamar selama dia mengganti pakaian. Aaron masih berada di bawah, dia merasa agak ragu untuk naik ke Kamar. Dia keluar dari kamar tadi sudah satu jam lama nya.

***
Aaron kembali naik ke kamar. Dia pikir Navi pasti sudah menyelesaikan acara berendam nya tadi, seketika lekuk tubuh Navi terbayang kembali dalam ingatan Aaron.

"Aiissshhh, sadar.. sadar... Ron, kendalikan diri mu." Tukas pria itu lagi  menenangkan diri nya seraya menarik nafas 3 kali dan menghembuskan nya perlahan.

Sebelum berbaring dan tertidur. Navi lupa membuka kunci kamar yang telah Ia kunci tadi saat mengganti pakaian, Aaron meraih gagang pintu, memutar nya dan mendorong pelan, tapi pintu nya tidak bisa terbuka.

"Kenapa pintu nya tidak bisa terbuka" pikir Aaron

Aaron  melepas gagang pintu itu sembari berkata, "Bentar." 

Kemudian..

"Apa dia ketakutan, dan berpikir kalau aku akan berlaku macam-macam pada nya?" tanya
Aaron pada diri nya sendiri sembari menarik nafas dan melepaskan nya.

"Wahhhh. kenapa dia jadi berpikir buruk tentang ku, hanya karena aku melihat nya seperti itu. Bukan kah itu juga salah dia, tidak mengunci pintu."

gumam  Aaron, sesekali menyanjung tangan nya untuk mengetuk pintu itu, tapi dia ragu,lalu menarik kembali tangan nya.

"Aaahhh,,, baiklah. sebaik nya aku ridur di kamar Mama sama Papa saja malam ini, ada baik nya juga dia mengunci pintu" ujar nya, Kemudian Aaron beralih ke kamar kedua orang tua nya dan tidur disana.

***

" Bi, Navi belum turun ya?"

"Non Navi udah berangkat pagi-pagi tadi Den."  jawab Bi Rahma sembari membagi kan nasi goreng ke dalam piring Aaron.

"Waaah, ternyata dia benar-benar takut, atau malu bertemu dengan ku." Batin nya, Lalu Aaron terkekeh pelan.

"AKU TIDAK TAKUT ATAUPUN MALU"

Aaron sontak berhenti terkekeh saat bi Rahma menimpal ucapan nya, lalu menatap Bi Rahma dengan melotot.

"Itu kata Non Navi Den, tadi Non Navi pesan, suru nyampain ke Aden." tandas Bi Rahma

"Oh " sela Aaron singkat

"satu lagi Den, kata non Navi. Tadi malam itu, pintu kamar kekunci. bukan karena Non Navi takut atau malu, tapi Non Navi ketiduran dan lupa buka kunci nya" 

"waaaaahhh." sela Aaron lagi dengan sekilas mendongak, dan melepaskan sendok nya.

"Apa dia benar-benar bicara seperti itu Bi?"

TSP ( Teman Setajam Pisau )Where stories live. Discover now