"Denger...

Ceklek

Demian tidak menyelesaikan kalimat nya karena tiba-tiba di lempari dengan sebuah polpen oleh Navi.

"Tidak bisa kah kalian berhenti mengganggu ku? bukan kah kalian sudah bisa bersama tanpa aku, lantas apa lagi yang kalian mau"

"Nav, dengerin aku dulu!

"Apalagi yang harus aku dengar? kalian berdua benar-benar jahat, bisa-bisa nya kalian  bersekongkol untuk menghancurkan rumah tangga ku. Demi nafsu serakah kalian itu"

ujar Navi dengan kesal dan menangis karena tidak tahan lagi.

Demian terdiam di tempat nya. Sejahat bagaimana pun Demian, tapi kali ini dia benar-benar tidak tahan melihat air mata Navi. Bingung harus berbuat apa, karena air mata itu melemah kan nya.

Dia melihat Navi meninggalkan nya tanpa menyusul wanita itu lagi. Denim pun tiba disana. melihat sosok Denim dengan penuh kekesalan, Demian langsung meninggalkan tempat itu.

***

"Bi Rahma"

"Ya Den" seraya berjalan cepat menuju sumber suara itu.

"Navi belum pulang ya Bi?

"Belum Den. Nona Navi belum pulang"  jawab bi Rahma dengan hormat

"Oh, ya sudah. bibi kembali saja istirahat. tidak perlu menyiapkan makanan sekarang. Aku akan tunggu Navi pulang saja, biar kami makan bersama." perintah Aaron.

Bi Rahma mengangguk sebelum kembali ke tempat nya.

"Kemana dia, ini sudah malam kenapa belum pulang. bukan kah dia bilang tidak ada shif malam hari ini"  Aaron bicara sendiri.

Jam dinding sudah menunjukkan jam 8 malam lewat. Navi belum kembali juga.

***

"Pa, Ma. bukan kah ini tempat favorite kita, setiap liburan sekolah Mama sama Papa selalu ngajak Navi kesini. Tidak lupa pula Mama selalu menyuruh Navi mengajak Denim dan Demian." Batin nya seraya menatap langit malam itu yang tidak ada bintang sama sekali.

Ponsel Navi berdering, terlihat di layar sana tertulis Nama Kak Daren, Navi tidak berniat menerima telpon itu. Hanya menatap layar ponsel nya seraya menangis. Dering ponsel itu pun berakhir. Lalu Navi menyeka air mata nya dengan kasar.

"Kemana dia, kenapa tidak menjawab telpon nya" ucap Aaron seraya menatap layar ponsel nya.

"Nav, kamu ada di mana,  jangan bikin kakak khawatir gini"  batin Aaron seraya melihat photo Navi di ponsel nya.

Karena tidak bisa menghubungi Navi, Aaron memutuskan menunggu Navi di kamar seraya berbaring. Hingga dia tertidur tanpa makan malam, obat nya pun tidak terminum.

Tak lama kemudian, navi kembali, setah jam menunjukkan pukul 10 malam. Navi bertemu Bi Rahma yang belum tidur. Karena Bi Rahma berniat menunggu nya.

"Bi, bibi beum tidur?

"Iya non, bibi tunggu Non pulang"

"Hem, terus kak Daren gimana Bi? tanya nya terihat sedikit lelah.

"Den Aaron, seperti nya sudah tidur Non, dari tadi nunggu Non, dan Aden juga belum makan" lapor bi Rahma.

"Belum makan? ucap Navi mengulang perkataan bi Rahma dengan kaget.

"Terus kenapa bi Rahma tidak menyiapkan makan buat dia Bi"

"Tadi Aden sendiri yang bilang, tidak usah menyiap kan makan sampai Non Navi pulang. Karena, Den Aaron mau makan bersama dengan Non Navi" jelas bi Rahma.

"Ya udah bi, Aku lihat Kak Daren ke atas" ucap nya lalu bergegas naik ke kamar melihat Aaron.

Ketika Pintu kamar di buka, Navi melihat Aaron sudah tertidur pulas. Dan botol obat nya masih tersisah untuk sekali minum.

"Kak Daren tidak meminum obat nya"

seraya meraih obat itu lalu meletakkan nya lagi. Navi membetulkan Selimut Aaron yang terlihat tidak menutup tubuh nya sama sekali. Karena takut membangunkan Aaron, dengan pelan dia menarik selimut itu ke atas sebagin tubuh Aaron. lalu menatap sejenak wajah Aaron sebelum dia mencium kening pria itu.

Kemudian...

" Maaf, telah membuat mu menunggu, sampai kau tidak makan malam" ucap nya penuh sesal seraya mengelus lembut puncak kepala Aaron.

Setelah itu dia pun bergegas membersih kan diri. Berendam sejenak dalam bath up dengan air hangat yang sedikit berbusa, meski tidak sepenuh nya menutupi tubuh nya yang telanjang di dalam Bath up itu. Navi menikmati hangat nya air di bath up seraya menutup mata nya.

Aaron terbangun, dia melihat diri nya sudah tertutup selimut, namun tidak melihat siapapun dikamar itu. Dia beranjak bangun dan duduk sejenak seraya mengumpulkan kesadaran sepenuh nya. Tidak melihat siapapun, dia pun berpikir. Mungkin Bi Rahma yang mengecek nya ke Kamar, lalu melihat dia tertidur dan membantu menyelimuti diri nya. Karena sudah terbangun dia hendak menggunakan toilet.

Ceroboh nya Navi, dia tidak mengunci pintu kamar mandi itu. Akhir nya Aaron masuk tanpa disadari Navi yang masih terpejam menikmati kehangatan air di Bath up merendami tubuh nya yang lelah. Dan sial nya busa yang tadi sedikit menutup tubuh Navi kini telah habis. Aaron berbalik setelah menutup pintu

Serrrrr....

Dia diam terpaku  melihat tubuh mungil Navi tanpa busana yang terendam di Bath up dihadapan nya. Pria itu menelan luda nya dan masih menatap wanita itu yang tiba-tiba membuka mata nya.

Ceklek

Langsung Nampak sosok Aaron berdiri disana.  Sesekali melihat Aaron lalu menunduk melihat tubuh nya sendiri yang tak tertutup sama sekali. wanita itu pun tidak bisa berkata apapun. dia terdiam dengan posisi yang sama. Kemudian berteriak sembari memeluk dirinya.

Aaron terlihat kikuk dan bingung, tidak tahu berbuat apa agar Navi berhenti berteriak, Navi pun terdiam.

Kemudian...

"Ehem, Tadi nya aku mau  menggunakan toilet, karena pintu nya tidak terkunci jadi aku masuk saja"

Ucap Aaron dengan sura serak.  Hanya bola mata yang bergerak dari wanita itu. Aaron pun meraih kembali gagang pintu, dan membuka serta menutup nya kembali dengan sedikit kasar. hingga terdengar suara "bum" saat pintu itu tertutup.

Setelah Aaron keluar.

"Aaaiiiisssshh, kenapa aku begitu ceroboh, pintu saja tidak ku kunci" gerutu dia sambil mengetuk kepala nya beberapa kali.

"Tapi apakah dia marah? kenapa dia sampai membanting pintu hingga bersuara begitu. pikir Navi yang melupakan gerutuh nya tadi"

TSP ( Teman Setajam Pisau )Where stories live. Discover now