3

1.1K 11 0
                                    

"Ini dia, si 'Friends with Benefit'!" Seru salah satu teman sekelas mereka saat Wonwoo dan Kaeun masuk kelas. Kaeun hanya menatapnya datar dan mengajak Wonwoo duduk di sampingnya. Wonwoo sendiri tidak peduli dengan omongan mereka. Ia hanya takut saja, gadis kesayangannya itu terganggu dengan keributan itu.

"Hei, kalian kenapa hanya diam? Wah selama ini ternyata Wonwoo dan Kaeun sudah se apartemen selama 4 bulan lho!" Teriaknya lagi. Hoshi yang baru saja tiba segera meneriaki pria itu.

"Hei kau! Dasar pria bermulut wanita! Hentikan omong kosong mu!" Hoshi sudah tahu hubungan Wonwoo dan Kaeun.

"Sudahlah Hoshi, tidak perlu dihiraukan. Mereka sama tidak bergunanya dan malah merugikan seperti kecoa." Ucap Wonwoo sarkas.

"Oh sisi sarkas dari Wonwoo keluar. Apa pendapatmu Lee Kaeun?" Kaeun hanya diam tak mempedulikan pria bernama Seungkwan itu.

"Baiklah, Park Jihyo sebagai saksi mata, bisakah kau bersaksi dengan apa yang menjadi bukti mu kemarin?"

"Kemarin aku mengantar ayam ke apartemen Wonwoo. Dan aku terkejut saat mengetahui Kaeun membuka pintunya. Setelah aku bertanya pada tetangganya di sebelah, katanya mereka sudah 4 bulan di sana. Wah, menarik." Wonwoo memasangkan earphone pada Kaeun dan dibalas senyum olehnya. Sayangnya, Jihyo menarik earphone nya jatuh dan menarik rambut Kaeun untuk berdiri. Kaeun hanya diam menatap Jihyo.

"Untuk apa pakai earphone? Kau harus mendengarkan kesaksianku!" Teriak Jihyo keras. Wonwoo berdiri di belakang Kaeun dan menatap Jihyo horor.

"Aku sudah menyukai Wonwoo sejak masuk universitas ini. Dan kau beraninya merebutnya dariku!" Teriak Jihyo lagi.

"Kau bahkan sangat mesra dengan Wonwoo! Aku memotretnya kemarin!"

"Aku juga sering mendengar suara desahan di atas apartemenku." Kompor Nayeon membuat Wonwoo kesal. Kini mereka menjadi bahan perbincangan satu fakultas.

"Sudah?" Tanya Kaeun malas. Wonwoo menatap Kaeun bingung.

"Sudah, memangnya kau berani mengatakan apa?!" Kaeun tersenyum sinis.

"Aku katakan kepadamu ya, yang terhormat Park Jihyo. Alasan aku dan Wonwoo melakukan hubungan fwb ini, karena Wonwoo dan aku saling menyukai. Mana mungkin pria setampan Wonwoo, akan tergoda dengan wanita bekas pakainya atasannya sendiri? Lebih baik bersamaku, masih polos, cantik, baik hati pula." Wonwoo tersenyum dengan jawaban sarkas Kaeun. Jihyo sudah sangat marah kepada Kaeun.

"Dan kau, Kim Nayeon! Jangan asal menuduhku ya? Apartemen Wonwoo saja berada di lantai 10, sedangkan apartemen mu di lantai dasar. Bahkan pertama kali aku mengunjungi Wonwoo, kau tidak ingat aku memergoki mu berciuman dengan pria dewasa di lift? Kalau hidupmu sama buruknya atau bahkan lebih buruk dari hidupku, tolong jangan menghinaku ya? Karena orang yang menghinaku, tidak jauh berbeda dengan kecoa, tidak berguna." Nayeon menangis malu dan pergi dari sana. Wonwoo menahan tubuh Kaeun saat ia berniat mengatai Seungkwan juga.

"Ini giliran ku." Bisik Wonwoo.

"Seungkwan, jadi apa pendapatmu setelah mendengar penjelasan dari tim oposisi kami?" Seungkwan terdiam mendengarnya.

"Hidup kami tidak seburuk seperti yang kau pikirkan. Aku dan Kaeun menikmatinya karena Kaeun yang menyukai batang, juga aku yang menyukai lubang. Tidak sepertimu, batang makan batang. Ohiya, kudengar juga kau jadi uke nya ya? Pantas saja mulutmu seperti mulut wanita—" Seungkwan menahan malu dengan fakta yang Wonwoo beberkan tentangnya. Seisi kelas terkejut bukan main dengan Seungkwan. Dimana pasangan sesama jenis masih ilegal di berbagai negara termasuk Korea Selatan. Bahkan Kaeun terkejut dengan Wonwoo.

"Wonwoo, kumohon hentikan! Maafkan aku!" Seungkwan menangis berlutut di hadapan Wonwoo.

"Maka dari itu jangan macam-macam jika tidak mau dibalas, Boo Seungkwan!" Bentak Wonwoo keras dan memenuhi ruangan ini. Kaeun hanya menarik tubuh Wonwoo menjauh. Ia tak lupa membereskan mejanya dan membawa tasnya keluar.

"Jadi ini yang kau maksud kemarin?" Tanya Kaeun kalem. Wonwoo menoleh dan mengangguk.

"Maaf ya? Tidak jujur padamu." Kaeun mengangguk.

"Tapi kumohon jangan sembunyikan apapun lagi." Wonwoo mengangguk. Kaeun memeluk tubuh Wonwoo yang hangat itu.

"Kaeun, kau mau aku jujur lagi?" Kaeun menoleh kearah Wonwoo dan mengangguk.

"Aku mencintaimu." Kaeun mematung mendengar pengakuan dari Wonwoo. Reflek ia melepas pelukannya dari tubuh Wonwoo.

"A-apa aku tidak salah dengar?" Wonwoo menggeleng cepat.

"Aku benar-benar jatuh cinta kepadamu." Kaeun panik dan berlari meninggalkan Wonwoo. Wonwoo terkejut dengan reaksi yang diberikan Kaeun atas pernyataan cintanya tadi.

"Apa aku ditolak?"

-

Kaeun memasuki minimarket di samping gedung fakultas dan mengusap wajahnya kasar. Ia hanya ingin mendinginkan otak dan pipinya yang dibakar Wonwoo menggunakan ucapannya tadi. AC di dalam membuatnya segar kembali. Ia hanya terkejut saja Wonwoo mengutarakan perasaannya. Ia bahkan tidak berani pulang ke apartemen Wonwoo. Ia belum siap menghadapi Wonwoo. Niatnya hanya menjahili Wonwoo, tapi ternyata Wonwoo sudah menyimpan rasa padanya.

"Bagaimana ini?" Kaeun bahkan teringat semua skincare nya ada di apartemen Wonwoo. Entah dengan cara apa ia harus mengambilnya.

Ia buru-buru membeli eskrim dan memakannya. Wonwoo memperhatikan wajah Kaeun yang memerah dari jarak jauh. Ia tidak berani menghampiri wanitanya itu.

Ia mendapatkan pesan dari Kaeun.

Naeyeoja
Wonwoo? Bisakah kau menemui ku di Cafe Star Wars? Ada yang ingin aku bicarakan denganmu. Penting!

Wonwoo menatap heran pesannya dan menatap wajah Kaeun dari kejauhan yang menghembuskan napasnya pelan.

-

Wonwoo bersiap ke Cafe Star wars. Ia menggunakan lift untuk turun ke bawah. Namun, ia melihat sosok yang sangat dikenalinya masuk lift menggunakan hoodie kebesaran dan membuat hoodie itu menutupi setengah pahanya. Itu outfit Kaeun tadi. Wonwoo mencoba mengikuti sosok itu dengan menggunakan tangga. Ia tiba di lantai 10 dan mencoba mengintip di lubang pintunya. Ia melihat Kaeun membuka tudung hoodie nya. Dan melihat juga gadis itu membereskan barang-barangnya sambil sesekali menoleh ke arah pintu. Wonwoo masuk perlahan tanpa berbunyi sedikitpun. Wonwoo bersembunyi di balik dinding. Saat Kaeun keluar kamar, tiba-tiba saja Wonwoo mengangkat tubuh Kaeun ke pelukannya.

"Won-wonwoo?" Kaeun tersenyum canggung. Matilah aku sekarang! Kaeun menepuk jidatnya.

"Cafe star wars?" Kaeun tertunduk lesu.

"Kenapa harus menggunakan alasan seperti ini? Kenapa juga kau mau pindah?"

"Maaf..." Wonwoo meletakkan tasnya dan melumat bibir Kaeun lembut.

"Jangan berpisah denganku." Wonwoo menurunkan Kaeun.

"Ta-tapi—"

"Kalau kau belum bisa mencintaiku, ayo jalani bersama. Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku." Kaeun blushing mendengar kata-kata Wonwoo. Bukan itu masalahnya, ia juga mulai menaruh hati pada Wonwoo sejak SMA. Saat-saat Wonwoo membantunya mengerjakan tugas saat SMA.

"T-tidak perlu... A-aku juga sudah menyukaimu... Bahkan sejak SMA..." Wonwoo tak kalah terkejut mendengar pernyataan Kaeun.

"Eh tidak! Maksudku, menyukaimu sebagai te-teman..."

"Aku tidak mau lebih dari teman." Wonwoo menggigit pipi Kaeun.

"Aaakhh! Sakit bodoh!" Wonwoo tertawa dan memeluk Kaeun erat.

"Jadi pacarku ya?" Bisik Wonwoo lembut. Kaeun mengangguk dan menenggelamkan wajahnya di dada bidang Wonwoo saking malu nya. Wonwoo tertawa dan mengecup kepala Kaeun lembut.








END

Friends with Benefits (Jeon Wonwoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang