01. Tawar Menawar

266 73 80
                                    

Saat ini mereka sudah sampai di sekolah walaupun terkena sedikit air hujan karena sekarang sedang gerimis.

"Makasih udah anterin gue." Aurel turun dari motor Yuda dan melepaskan jaketnya.

"Ngapain dilepas?"

Dahi Aurel mengkerut, "Lepas apa?"

"Jaket, seragam lu masih basah."

"Sudah kering. Lu aja yang pake, 'kan lu yang punya dan seragam lu juga udah basah, nanti lu sakit." Aduh rasanya Yuda ingin terbang saja karena sudah diingetin sama gadis cantik.

"Makasih atas perhatiannya cantik, tapi gue tahan banting jadi kena air hujan gak bikin gue sakit. Mending lu aja yang pake."

"Yaudah, sekali lagi makasih." Aurel memakai kembali jaket Yuda dan beranjak pergi menuju ke kelasnya, tapi tiba-tiba Yuda menarik pelan tangannya.

"Pulang nanti sama gue aja." Tawar Yuda membuat Aurel menggelengkan kepalanya.

"Gak usah, gue mau pulang bareng teman gue."

Sebelum Yuda ingin berbicara lagi, Aurel segera memotong perkataannya. "Lain kali aja lu tawarin, gue mau ke kelas duluan sudah mau hujan deras."

Sehabis perginya Aurel, terdengarlah suara menjengkelkan masuk di indra pendengaran Yuda, "Makasih perhatiannya cantik, pulang nanti sama gue aja." Ejek teman Yuda.

Yuda memutar bola matanya, mengabaikan temannya yang sedang melihatnya dengan tampang menyebalkan.

"Lu ngapain tawarin dia? Naksir sama anak baru?"

"Gak, gue cuman tawarin."

"Bilang saja lu naksir sama dia supaya seru."

"Seru mata lu, sini gue hantam mata lu." Yuda mengepalkan tangannya di depan mata temannya, Bumi.

"Idih, si Juned baperan."

Yuda menghela napas kasar, lelah menghadapi temannya. Yuda menengok kanan dan kirinya, mencari seseorang, "Sabian mana? Tumben gak ada tanda kehidupannya."

"Tadi dia chat gue katanya lagi sakit."

"Tumben tuh anak sakit."

Bumi mengangkat bahunya. "Mungkin sakit karena bentar ada ujian."

Mereka berdua mengobrol sambil berjalan menuju ke kelas. Sementara Aurel masih berusaha menghentikan muka merahnya di dalam kelas karena dipanggil cantik tadi.

"Muka lu kenapa merah? Lagi sakit?" Tanya teman sebangkunya, Wina.

"Gak kenapa-kenapa kok."

"Oke, kalau sakit bilang aja ke gue, nanti gue temenin lu ke uks. Sekalian mungkin gue bolos, hehe." Canda Wina di akhir tapi tetap membuat Aurel menganggukkan kepalanya.

-

"Akhirnya selesai!" Seru Yuda saat membuka luas pintu perpustakaan.

Yuda melihat Aurel keluar dari perpustakaan jadi dia berinisiatif memanggilnya, "Psst! Aurel!"

Merasa terpanggil, Aurel menatap Yuda sambil mengernyitkan dahinya. "Lu ngapain disini?"

"Tadi habis ngerjain hukuman karena nyontek pas ujian tadi, padahal cuman lima jawaban. Kalau lu?"

Aurel menunjukkan buku yang ia ambil tadi dari perpustakaan, "Disuruh ambil buku cetak fisika."

"Oh, btw besok mau gue antar?"

"Gak, besok adik gue udah sembuh pasti jadi dia bisa antar gue." Tolak Aurel dengan lembut.

"Pulangnya?"

"Gue pulang sama adik gue."

"Kalau adik lu gak bisa, nebeng di gue aja." Aurel berdehem menyetujui tawarin Yuda, dia sudah capek di tawarin dari tadi.

"Lu mau bolos?"

"Ngadi-ngadi. Gue belum cukup satu minggu sekolah disini masa langsung bolos, gila lu."

Yuda terkekeh melihat melihat ekspresi terkejut dicampur marahnya Aurel. "Gak apa-apa, sudah hampir jam istirahat juga. Kalau lu sudah sampai dikelas paling sudah istirahat."

Aurel menggeleng ribut, "Gak, nanti gue dimarahin."

"Sans aja, guru kalau udah masuk di kelas IPA langsung baik."

Aurel menghela napasnya dengan kasar kedua kalinya. "Yaudah, ayo. Kita bolos kemana?"

Yuda tersenyum senang dan segera menarik tangan Aurel menuju tempat bolosnya, kantin. Sebenarnya Aurel takut kalau ketahuan sama guru karena jalan mereka menuju ke kantin saat ini sangat santai, apalagi jarak perpustakaan dengan kantin jauh.

"Bisa cepat-cepat? Nanti ketahuan."

"Gak bakalan ketahuan, kalau ketahuan tinggal bilang lu gak hafal area-area di sekolah jadi minta tolong ke gue buat bantu lu hafalin." Yuda harus berterima kasih kepada otaknya nanti karena sudah membuat alasan yang sempurna.

"Gue udah hafal area sekolah dari kemarin."

"Tinggal pura-pura aja, gak susah." Aurel memutar bola matanya, ingatkan dia agar tetap bisa menahan sabarnya setiap berbicara dengan Yuda.

-

TBC

Hujan || Yeonjun ft. ArinDove le storie prendono vita. Scoprilo ora