Her eyes

38K 2.5K 12
                                    


#AuthorPov

Langkah kaki di lorong panjang sepi itu membuat seorang gadis yang tengah berdiri di lapangan menengok, ia menyipitkan kedua matanya, lalu mengendap-ngendap perlahan untuk mendekat. "Itu, siapa ya?"

Langkah kaki itu semakin dekat dengan tembok tempat persembunyian gadis bertubuh mungil itu. Tak tau kenapa, jantungnya mendadak berdegup kencang, nafasnya memburu.

Ada apa?

"Heh! Lo ngapain disitu hah?" Suara itu membuat gadis bernama itu Prilly menengok, lalu kaget bukan main karena seseorang telah berdiri didepannya.

Mampus, jadi makanan singa aku! Pikir prilly

"Em, eee.. Engga kak! Nggak ngapa-ngapain kok.. Hehehe" jawab Prilly cengengesan. Prilly menunduk takut, tiba-tiba Ia merasakan seseorang berdiri di sebelahnya, ia mendongak dan mendapati seorang lelaki tampan berdiri disebelahnya! ralat! Bukan tampan! Tapi Rupawaaan!

"Aali..? Haii.. Lo ngapain disini?" Suara itu membuat prilly menengok ke arah Kakak pembimbing didepannya ini, ia terlihat memamerkan senyum genit ke lelaki disebelahnya,
em, Ali?

"Gue telat, jangan tulis di buku point." Tuturnya dingin, padat dan datar! Prilly hampir teriak karena kaget, baru kali ini ia menemukan lelaki tampan yang begitu persis dengan drama film-film yang peran lelakinya sangat dingin dan datar. Dan sekarang ia menemukan lelaki yang persis dengan film yang ia tonton!

Boys Before Flowers! film itu! Ah! Jangan-jangan diaa... aah!! Aku ingin teriaaak!

Prilly tersenyum girang, menampakan gigi putih rapihnya dengan asik dengan pikirannya. Rambutnya yang dikuncir dua membuatnya terlihat sangat mengemaskan, apalagi daritadi ia mengembungkan pipinya berulang kali.

Ali sama sekali tidak menyadari ada Prilly disebelahnya tadi, ia hanya berjalan berbalik arah ke kelasnya, 11Sains.2

"Kak, tadi siapa sih namanya?? Yaampun ganteng banget! Kayak Zayn maliik kak!!" Sentak Prilly heboh, dan panjang. Membuat kakak kelas didepannya memasang muka jijik.

"Heh Anak kecil! Lo gaktau apa-apa! Diem aja deh lo! Sana jalanin hukuman lo!" Ucapnya sinis, lalu mendorong pelan bahu prilly.

Prilly memasang wajah kesalnya, lalu mengayunkan kakinya, seolah pura-pura mendorong bokong kakak kelasnya dari belakang.

"Wu, bule gagal juga!" Ejeknya, lalu mengerucutkan bibir tipisnya.
Lalu mulai berlari lagi di tengah lapangan besar itu.

"Huh huh huhh.." Nafas nya terengah-engah, lalu menunduk pelan, Prilly kapook mah! Pikirnya.

"Aduh! Ini semua gara-gara kak Pricill tau gak? Coba aja dia gak pake nungguin Kak Fero segala buat jemput! Aku jadi telaat kan.. Udah gitu kan hari ini pertama masuk sekolah baru! Aaaah sebel.." Prilly menghentak-hentakan kakinya ke lapangan basket lebar itu, lalu memasang mimik wajah sedihnya.

"Hei, lo capek ya?" Suara itu membuat prilly mendongak ke atas. Mendapati wanita dengan wajah imut, kulit sao matang, nat mata bulatnya yang indah.

"Aduuh, iyanih.. Heheehe" prilly mengelap keringat di keningnya yang bercucuran, lalu tersenyum.

Tangan wanita itu terulur untuk membantu prilly berdiri.

"Thanks ya," prilly kembali menampakan gigi rapihnya, wanita itu ikut tersenyum. Dari bajunya, ia sepertinya juga anak ospek.

"Kenalin, gue Michelle Ziudith"
"Panggil aja, michelle," lirihnya pelan, lalu tersenyum manis.

Rainbow LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang