01 ♨ Sisi yang berbeda ♨

ابدأ من البداية
                                    

Ia sadar semenjak sang Ibu meninggalkan mereka dengan dua koper besar, menandakan jika kehidupan mereka sudah tidak sama. Jongin bisa melihat bagaimana tatapan sang Ayah yang tersenyum perih melepaskan kepergian Ibu, yang jelas ia masih ingat dengan kata-kata palsu yang bahkan dulu sempat membuatnya berharap.

"Ayah yakin, ibu akan kembali. Karena bagaimanapun kalian adalah anaknya, Ibu hanya kehilangan jejak, ia akan pulang dan berkumpul bersama kita nanti."

Jika difikir lagi, perkataan Ayah itu memang membuatnya tenang disaat berumur 9 tahun, tapi sekarang ia sudah dewasa. Ia sadar jika saat itu Ibu membuang Ayah karena mereka jatuh miskin, yah itu juga karena seorang penipu yang mengaku sebagai actor dan berakhir memberikan dokumen saham palsu.

"Kak Nini, kau melamun? Masakannya bisa gosong Kak, biar aku saja yang masak. Kakak bisa membantu Yuan bersiap-siap, sedari tadi ia bermain di kamar Ayah."

Jongin mengangguk, memberikan alih seratus persen pada Chelsea, setidaknya adiknya itu cukup mahir dalam memasak. Perempuan dengan nama lengkap Park Chelsea, berumur 13 tahun, saat ini duduk dibangku 1 SMP. Jarak sekolahnya dengan rumah cukup dekat, mengingat ada sekolah di desa, bisa ditempuh sepuluh menit dengan berjalan kaki.

"Baiklah, terimakasih atas bantuanmu Chelsea."

"Iya Kak Nini."

Jongin berjalan menuju kamar Chanyeol, yang berada tepat di samping ruang tamu, membuka pintu perlahan, ia mengepalkan tangan saat Yuan tengah menggenggam kemeja biru laut.

"Yuan! Sudah berapa kali Kakak katakan, lupakan Ibu! Ia bahkan tidak pernah merawatmu, bahkan untuk menyusuimu saja, ia tidak ada."

Entah kenapa emosi Jongin langsung mencapai puncaknya saat menatap Yuan mencium kemeja milik sang Ibu. Ia heran dengan Ayah kenapa masih menyimpan sampah di lemari pakaiannya?

Jika boleh jujur apakah ia membenci Ibunya?

Ya, ia amat membencinya.

"Tapi Kak Nini, Yuan kangen Ibu, bagaimana keadaan Ibu saat ini? Kenapa ia tidak pulang kerumah."

"Ibu sudah mati Yuan, sebaiknya segera pakai seragammu, Guru akan memarahimu jika terlambat lagi."

Yuan mengangguk, mengambil seragam sekolahnya dikamar Chanyeol lalu memakainya dengan wajah tertekuk sedih, Jongin sudah sering mendengar jawaban itu dari Yuan.

Mengingat adik bungsunya masih duduk di kelas 3 Sekolah Dasar, hal yang wajar jika anak berusia sembilan tahun ini sangat aktif.

"Kak Nini?"

"Ya?"

"Apa Kak Nini membenci Ibu? "

"Ya, aku sangat membencinya, karena saat ini ia menikmati hidup baru dengan suami dan dua anaknya." ujar Jongin sembari mengepalkan tangan, kenapa ia bisa tahu? Wajar, karena Ibu mereka bukan orang biasa, setelah meninggalkan keluarga Park, ia menikah dengan seorang actor ternama dan sekarang sudah memiliki dua orang anak.

Bahkan kisah hidup mereka selalu di tayangkan di Televisi, Jongin muak menatap perbedaan sisi yang cukup jauh, bagaimana bisa Ibunya menikah tanpa adanya kalimat perceraian yang jelas?

Jika saja ia bisa bertemu dengan pria sialan itu, ingin sekali ia memberi pukulan kearea wajah, setidaknya memberi lebam di wajah yang selalu tersenyum tanpa dosa itu membuat Jongin merasa puas.

"Kak Nini, jangan buang baju Ibu ya. Yuan suka bau Ibu, Kak Nini janji ya?"

Jongin mendengus kasar, lalu mengangguk, ia tidak bisa menolak permintaan adik manisnya ini, seiring dengan senyum tipis yang terlihat aneh.

WHY?حيث تعيش القصص. اكتشف الآن