4. it's getting real

4 1 0
                                    

Kendra sedang memandang keluar jendela ketika Bang Anton tiba di ruangan mereka.

"Ke ruangan Bang Dominiq aja kok lama banget, Bang?" Yan menanyakan perihal Bang Anton yang menyerahkan 𝘱𝘳𝘰𝘫𝘦𝘤𝘵 mereka kepada Bang Dominiq, manajer teknik mereka.

"Itu tadi malah gua yang disuruh ke ruangan bos baru sama Bang Dominiq. Males katanya ketemu bos senga kayak gitu?"

Kendra yang tadinya tak menghiraukan perbincangan mereka menoleh, tak percaya dengan apa yang didengar oleh telinganya. Di tatapnya Yan, yang menunjukkan reaksi serupa.

"Senga gimana sih, Bang?" tanya Yan.

"Mungkin gara-gara sikap bos baru yang 𝘵𝘰 𝘵𝘩𝘦 𝘱𝘰𝘪𝘯𝘵 kali, atau Bang Dominiq merasa terancam sama bos baru kita. Entahlah."

"Waduh, kalau sampai direktur teknik dan manajer teknik gak akur, bisa pusing kita," timpal Yan.

Kendra masih tak ikut berbicara, pikirannya masih kacau karena kehadiran Rangga yang terlalu mendadak. Apalagi ditambah Rangga jadi bos barunya.

"Kendra, kenapa lo diem aja sih?" tanya Yan sambil menyenggol lengan Kendra. "Terus waktu tadi Pak Rangga datang ke ruangan kenapa lo kaya ngeliat hantu?"

"Bukannya kamu juga tadi di tahan ya sama Pak Rangga?" tambah Bang Anton

"Bukan apa-apa kok," jawab Kendra singkat.

Bang Anton dan Yang menatap Kendra lekat, menunggu jawaban selanjutnya. Namun, Kendra hanya diam saja tak menghiraukan tatapan keduanya.

"Ya udah kalau gitu ayo balik kerja lagi. Jangan sampai kita ketahuan sedang ngerumpi sama bos baru kita," kata Bang Anton.

Yan yang keras kepala masih kekeh menatap Kendra.

"𝘚𝘵𝘰𝘱 𝘣𝘦𝘪𝘯𝘨 𝘢 𝘓𝘦𝘰 𝘧𝘰𝘳 𝘢 𝘮𝘪𝘯𝘶𝘵𝘦 bisa ga sih?" tukas Kendra kesal.

"𝘠𝘰𝘶! 𝘚𝘵𝘰𝘱 𝘣𝘦𝘪𝘯𝘨 𝘢 𝘤𝘢𝘯𝘤𝘦𝘳 dan bersikaplah seperti orang dewasa," timpal Yan tak kalah kesal.

Sebetulnya Kendra masih belum mau menceritakan soal Rangga ke Yan. Tak mungkin ia menceritakan bahwa cinta monyet yang sering ia ceritakan dulu yang telah mematahkan hatinya adalah bos baru mereka. Seseorang yang memiliki mata jenaka persis seperti Yan.

Kendra menghela napas berat. Apa yang harus ia lakukan? Apalagi nanti malam ia sudah mengiyakan ajakan Rangga untuk 𝘥𝘪𝘯𝘯𝘦𝘳.

"Woi, malah ngelamun lagi," Yan melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Kendra. "Lo kenapa sih, aneh banget."

"Ntar deh gue ceritain. Sekarang balik kerja lagi aja."

BatasWhere stories live. Discover now