Pelajaran terakhir hari ini sebentar lagi selesai, Jimin yang tadinya fokus mendengar rentetan penjelasan dari Kang saem, tiba-tiba menatap keluar jendela. Mimpi buruk yang dialaminya semalam terngiang-ngiang di pikirannya.
Taehyung yang menyadari sahabatnya melamun, berinisiatif menyadarkannya.

"Jim gwenchana? Kau pucat sekali" Tegur nya.

" Tae...aku bermimpi lagi, mimpi yang sama. Rasanya begitu sesak." Lirih Jimin

Kring... Kring...

  Belum sempat Taehyung mengeluarkan kata katanya, suara bell sekolah sudah mendahuluinya. Taehyung hanya menghela nafasnya. Semua murid sudah beranjak keluar, menyisahkan Taehyung dan Jimin yang masih terdiam.

"Jim... "

  Jimin mendongak melihat Taehyung. Taehyung dapat melihat mata malaikat milik sahabatnya sudah berkaca kaca, dan sebentar lagi akan keluar menganak sungai. Taehyung tahu betapa terpuruk sahabatnya kehilangan keluarga di depan matanya.

"Menangislah Jim jika memang kau tidak sanggup menahannya lagi." Ucap Taehyung. Namun Jimin seakan menahan air matanya. "Menangis bukan berarti kau lemah Jim. Kau itu sahabatku yang paling kuat. Menangis sesekali tidak akan menjadikanmu pribadi yang cengeng. Kau harus mengeluarkan jika tidak ingin bertambah sakit. " Tuturnya dan binggo, setelah mengatakannya terdengar suara isakan yang tak lain dari Jimin sendiri.
Jimin menumpahkan liquid bening dari pelupuk matanya.

" Hiks... Hiks... A-aku memang le-lemah Tae... Hiks.. Aku ti-tidak bisa melindungi.. Hiks... Keluarga ku... "Tutur Jimin disela isakannya.

Tanpa babibu Taehyung menarik Jimin dalam dekapan nya, dan Jimin membalas tak kalah erat.

"Aniyo Jim... Kau tidak lemah, saat itu kau masih kecil, ini sudah takdir dan Kau pasti bisa bertemu dengan Hyungmu lagi" Terang Taehyung berusaha menenangkan Jimin

"Tae Hyung kenapa Jimin Hyung menangis" Tanya Jungkook yang entah sejak kapan berada di samping Taehyung.
Taehyung hanya memberi senyum penuh arti. Jungkook yang mengerti dengan senyuman Taehyung hanya mengangguk paham.

"Jimin Hyung jangan sedih terus kan masih ada kookie dan Taetae Hyung disini, kita berdua menyayangi Jimin Hyung" Ucap Jungkook seraya menampilkan senyum kelincinya.

"Nee...Gomawo, aku juga menyayangi kaliaan" Balas Jimin yang juga memperlihatkan senyum bak malaikat sehingga matanya seperti bulan sabit. Benar benar senyum menawan seorang Park Jimin

"Cha sekarang kita pulang" Ajak Taehyung.

"KAJJA... " seru Jungkook dan jimin kompak. Lalu setelah  itu mereka tertawa.

Seperti itulah persahabatan mereka. Ada disaat Yang lain sangat butuh perhatian. Bagi Jimin, Taehyung dan Jungkook adalah rumah setelah keluarganya tiada. Menjadi tempat Jimin kembali jika merasa terpuruk, menjadi pegangan di saat semua tak lagi ada penyanggah di kehidupannya.

»»——⍟——««

-TBC-

Sebenarnya ini chapter panjang, cuman pas mau ku publis, eh tiba-tiba kehapus sebagian sekitar 300 kata. Dikarenakan Wunie capek ngetiknya lagi ya udh persingkat aja. Mohon maaf jika cerita ini tidak nge feel sama sekali.

Jimin,Dia itukan orangnya lembut kebawa perasaan dan ramah. Jadi karakternya disini agak rapuh. Taulah maksud Wunie.

Saya Wunie undur diri, sampai jumpa di halaman selanjutnya.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
[✔] MY BROTHER || PJM•MYGWhere stories live. Discover now