✮ 𝙀𝙣𝙙 𝙤𝙛 𝙩𝙝𝙚 𝙨𝙩𝙧𝙪𝙜𝙜𝙡𝙚 '36

Mulai dari awal
                                    

Aku mengagguk.

"Aku tak bisa berlama lama. Yang kuat, ya, Weasley."

Aku menepuk pundak nya sekilas lalu berbalik berjalan pergi, sebelum itu, aku terhenti saat melewati kedua jasad yang terbaring tak jauh dari jasad Fred.

Professor Lupin dan entah mungkin itu kekasihnya atau istrinya. Turut berduka cita, Professor.

Akhirnya aku kembali menghampiri Pansy yang sudah memasang wajah banteng nya.

"Sudah kubilang jangan-"

"Berhubungan dengan darah pengkhianat. Ayolah Pans, mau sampai kapan kau phobia pada mereka dan para keturunan muggle?"

"Tunggu- kau ini dirasuki apa [name]?"

"Hantu Lavender Brown. Hiiiiii"

"Pantas saja kau membela mereka."

"Ck. Tidak, lah. Maksud ku, aku juga tidak berminat untuk berteman dengan mereka. Well, kecuali si kembar. Tapi setidaknya bertindaklah biasa biasa saja."

"Itu karena kau sudah terbiasa tinggal bersama para muggle" tukas Pansy.

Bisa jadi. Kalau aku tinggal di dunia sihir sejak lahir, kemungkinan besar aku juga pasti akan tumbuh seperti Pansy dan teman-teman ku yang lain. Lagipula aku juga masih belum mengerti status darah saat pertama kali aku bertemu dengan si kembar Weasley. 

"Nanti juga kau akan biasa saja" ucap ku santai sambil merangkul pundak Pansy sambil terus berjalan.

"Tidak, ah. Tidak mau"

Cih. Kita lihat saja nanti.

"[name], Pansy, disini!"

Sontak kami menoleh ke arah sumber suara. Itu dia mereka.

Kami berjalan, sedikit berlari, menghampiri mereka yang terduduk di kursi panjang.

"Daph, Theo, Crabbe"

"Millie, Tori" tambah ku saat melihat ada mereka juga disini. Masih agak canggung saat aku menyapa Tori. Mengingat terakhir kali kami berinteraksi, buruk.

"[name]" sapa Millie.

Aku tersenyum singkat pada Millie.

"Kalian baik baik saja?" tanya ku.

''Kami baik baik saja. Kecuali dia." jawab Daphne,

Sambil mengobati Theo.

Astaga. Aku baru menyadari nya. Pantas saja aku merasa ada yang janggal disini. Fenomena langka terjadi tepat didepan mata ku.

"Ah, sudah merasakan benih-benih cinta?"

"Berisik, [name]. Aku hanya sedang mengobati nya. Itu saja"

Aku menyeringai jahil. "Kalau begitu, mau aku gantikan?"

"Tidak perlu. Ini sudah mau selesai" ucap Daphne acuh.

"Sudah mau selesai atau memang kau nyaman?" goda Pansy ikut serta menggoda Daphne.

"Sudah jangan menyudutkan ku seperti ini!" ucap Daphne gemas, saking gemas nya, ia melampiaskan nya pada Theo yang sedang diobati nya.

"AAAH, DAPH SAKIT!"

Aku dan Pansy tertawa puas dibuatnya.

Menyadari ia menekan keras luka di pelipis Theo dengan kapas yang digunakannya, yang seharusnya hanya di totol totol lembut seperti sebelumnya, Daphne berhenti.

𝐌𝐒. 𝐙𝐀𝐁𝐈𝐍𝐈 : draco malfoy [tahap revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang